<14>

1.9K 68 3
                                    

Mungkin orang berpikir yang penting adalah harta dan poopularitas.
Tapi aku percaya,
Bahwa hal terindah di dunia adalah
Saat seorang pria bisa mencintai wanitanya dengan cara yang sama.

***

"Makasih kak buat es krimnya" ucap Alya.

"Daf, Al" teriak Arka yang sedang berlari menuju Daffa dan Alya.

"Lo berdua dari mana, udah gue cariin kemana mana juga" Arka melirik jaket yang sedang Alya kenakan.

"Daf, itu jaket lo kan? Kok bisa sama Alya sih, tumben banget lo baik ke cewek"

Daffa langsung membekap mulut Arka dengan tangannya. "Lo cowok apa cewek sih, ribet banget idup lo, banyak tanya lagi"

Arka menggigit tangan Daffa, sontak Daffa langsung melepaskan tangannya dari mulut Arka "Aw... Sakit goblok"

Arka menjulurkan lidahnya "bleekk"

Daffa semakin kesal di buatnya. Melihat itu Arka langsung berlari bersembunyi di balik punggung mungil Alya. Daffa mengerjarnya. Ketika Daffa ingin menangkar Arka, Arka menggerakan tubuh Alya agar Daffa tak bisa menangkapnya. Seterusnya tetap seperti itu, terdengar gelak tawa dari Arka dan teriakan dari Daffa. Alya yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya, tingkah kedua kakak kelasnya ini seperti anak kecil saja.

***

Alya kecil sedang berlari menghindar dari amukan seorang bocah kecil. Ia berlari dengan riang, terkadang Alya kecil menoleh ke belakang untuk melihat wajah temannya yang sedang marah itu.

"Alya, sini minum susu dulu"

Alya kecil langsung berlari bersembunyi di balik tubuh mamanya. Alya kecil memiringkan kepalanya ke sebelah kanan untuk melihat temannya.

"Tangkep aku kalo bisa" Alya kecil menjulurkan lidahnya lalu bersembunyi lagi di balik tubuh mamanya. Bocah kecil itu tak tinggal diam, ia berusaha menangkap Alya tapi selalu gagal, Alya selalu menghindar dari tangkapan bocah itu. Seterusnya seperti itu, hanya gelak tawa Alya dan kemarahan bocah kecil itu yang terdengar.

***

Alya mengingat kejadian itu, ia merasa kepalanya sangat pusing dan kakinya lemas. Akhirnya Alya ambruk, beruntung ada Arka di belakangnya. Arka segera menangkap Alya. Daffa langsung menggoyangkan tubuh Alya.

"Al, al, al bangun. Al" Daffa menampar kecil pipi Alya.

"Bawa ke dalem aja ka"

Arka langsung menggendong Alya dan membawanya ke dalam kamar. Daffa hanya mengikutinya. Sesampainya di kamar Daffa mengambil bantal yang ada di ranjang itu, Arka membaringkan Alya, bantal yang tadi Daffa gunakan untuk menyangga kaki Alya.

"Ka, minyak kayu putih"

Arka langsung melesat mencari minyak kayu putih itu. Daffa melepaskan sepatu Alya dan menggosok - gosok tangannya. Arka kembali dengan minyak kayu putih.

"Nih daf" Arka menyodorkan minyak kayu putih ke Daffa.

Daffa langsung membukanya, dan langsung menyodorkannya ke hidung Alya. Arka menampar kecik pipi Alya "Al, bangun al, alya"

Setelah beberapa menit, Alya kembali sadar. Ia membuka matanya sedikit demi sedikit, berusaha menetrealisirkan cahaya yang masuk ke matanya.

"Al, lo udah sadar"

Alya berusaha untuk duduk tapi ditahan oleh Daffa. "Lo baru sadar, ngga boleh banyak gerak"

Alya hanya mengangguk. Arka menggambil segelas air dan memberikannya ke Alya. "Nih minum"

Kakak kelas Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang