<24>

1.2K 40 6
                                    

Cinta tak perlu dicari,
Kita hanya perlu kasih jalan,
Dan menunggu itu datang.
-dilan-

***

Daffa membawa motor dengan kecepatan sedang. Hanya hening yang ada di antara Alya dan Daffa sekarang. Untuk memecahkan keheningan Alya berusaha mencairkan suasana dengan mengajukan Daffa beberapa pertanyaan.

"Kak Arka mana ya kak?" Tanya Alya sedikit kebingunggan.

"Gatau" Jawab Daffa ketus. Daffa masih fokus dengan jalanan di depannya.

Alya hanya mengangguk - anggukan kepalanya tanda ia paham. Beberapa menit Alya mulai bertanya lagi. "Kak, hobi kakak apa?"

"Basket" Lagi - lagi jawaban Daffa sangat singkat, padat, dan jelas.

"Kalo itu mah aku tau, yang jarang orang tau kak"

Daffa diam sejenak, memikirkan hobinya selain bermain basket. Ah, dia ingat hobinya yang lain adalah membaca buku atau komik - komik. Hobinya ini sama dengan hobinya Arka, itulah sebabnya mereka bisa akrab sampai sekarang.

"Baca" Jawab Daffa.

"Sama kayak kak Arka dong. Suka baca novel atau komik - komik" Seru Alya menebak - nebak.

Daffa hanya berdeham menjawab perkataan Alya.

Tak terasa mereka sudah sampai di depan rumah Alya. Alya segera turun dari motor dan memberikan helm ke Daffa.

"Makasih kak" dengan senyum lebar yang tergambar di wajahnya. Daffa hanya mengaggukan kepalanya. Ia mulai menghidupkan motornya.

"Hati - hati kak" Ucap Alya. Daffa menjalankan motornya, Alya melambaikan tangannya. Alya masih menatap punggung Daffa yang kian menghilang di persimpangan jalan.

Alya manghela nafas, ia membalikan badannya menatap rumah besar miliknya. Membuka pagar dan berjalan masuk ke dalam rumahnya, itulah hal yang Alya lakukan. Alya langsung menuju kamarnya ketika sampai di dalam rumah. Sepi. Itu adalah gambaran rumah Alya, tak ada seorang pun disana. Alya menghela nafas, menutup pintu kamarnya. Melempar tasnya ke sembarang tempat dan membanting tubuhnya di karus empuknya. Menatap langit - langit kamarnya, sambil memikirkan hal - hal yang terjadi hari ini.

Alya ingin tertidur, tapi hpnya berbunyi. Alya mencari dimana hpnya berada. Tertera nama "my intan❤❤" Alya langsung mengangkatnya.

ALYA! Lo dimana? Intan berteriak membuat Alya menjauhkan hpnya dari telinga.

"Rumah" jawab Alya santai.

Syukur deh, gue kepikiran lo terus soalnya. Takutnya lo masih di sekolah. Alya tersenyum.

Lo main rumah gue al, gue ndirian nihh. Ucap Intan memelas.

"Ngga ah males gue, mo tidur aja"

Ih lo mah gitu ya sama temen sendiri. Suara Intan terdengar sedih.

"Hati - hati ya lo di rumah, dah ah gue mau tidur, ngatuk" Tanpa menunggu jawaban dari Intan, Alya langsung memutuskan sambungan telfonnya. Alya bersiap - siap, ia akan pergi ke rumah Intan.

Setelah selesai, Alya berjalan keluar kamarnya menuju pintu utama, selagi berjalan ia menyanyikan beberapa lagu kesukaannya. Baru saja ia sampai di lantai bawah terdengar bunyi pintu utama dibuka. Alya langsung mengarahkan pandangannya.

"Alya, mau kemana?" Tanya Rianti yang melihat putri semata wayangnya terlihat mengenakan pakaian rapi.

"Rumah Intan ma" jawab Alya seadanya.

"Nginep nih?"

"kayaknya sih iya ma, kasian tuh anak sendirian di rumah" jelas Alya.

"Hmmm, ya udah hati - hati ya sayang" senyuman mengembang di bibir Rianti.

Alya hanya tersenyum membalas ucapan Rianti, ia pun segera pergi meninggalkan mamanya itu. Alya memesan ojek online di hpnya. Beberapa saat ia menunggu, kemudian 'ojol'nya pun datang. Segera mereka pergi menuju rumah Intan.

Tak lama bagi Alya untuk sampai di rumah Intan.

"Nih bang, makasih ya" Alya mengembalikan helm nya dan memberikan selembaran uang 20rb.

"Kembaliannya neng"

"Udah ngga usah, ambil aja" ucap Alyang dengan senyuman kemudian berjalan masuk menuju rumah Intan.

Sampainya Alya di depan rumah Intan. Terlihat rumah itu sangat sepi. Alya langsung memencet bel yang ada beberapa kali. Menunggu seseorang membukakan pintu untuknya.

Beberapa detik pintunya terbuka, menapilkan sosok Intan yang sedang menggunakan kaos oblong dengan celana pendek dan rambut di kuncir acak - acakan.

"ALYAA" Intan menjerit dan langsung memeluk Alya.

"Ih lo apaan si tan, lepasin tauu" Alya berusaha melepaskan pelukan Intan.

Intan melepaskan pelukannya. "Katanya lo ngga mau dateng" ucap Intan cemberut.

"Ngga mungkin lah gue tinggalin lo sendirian di rumah, ngga sejahat itu gue tan" Alya terkekeh.

Intan tersenyum. "Ya udah. Yuk masuk"

-
-
-
-
-
-
-
-
-

Yey i'm come back.
Mksh bgt buat suport dari kalian, dan maaf bgt udah buat klian nunggu berbulan - bulan buat ngelanjutin cerita ini :(
I wish bisa lanjutin cerita ini terus tanpa ada kendala ya gaess
Soo jgn lupa vote and coment
Sorry for typo
See you :)

Kakak kelas Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang