<7>

2.9K 88 0
                                    

Sekarang aku paham.
Apapun yang aku jaga, suatu saat pasti akan hilang juga.

***

"Kenapa?" tanya Daffa yang berjalan ke pinggir lapangan.

"Gak papa kok, lo latihan sendiri?" tanya Arka.

"Hmm" jawab Daffa acuh sambil mendribel bola basketnya.

"Buat turnamen?" tanya Alya polos.

Daffa hanya melirik Alya malas.

"Iya al" jawab Arka.

Alya hanya ber 'oh' sambil mengangguk - anggukkan kepalannya. "Semangat kak" Alya menyengir menunjukkan deretan gigi putihnya.

"Ya" Jawab Daffa cuek, ia masih mendribel bola basket yang ada di tangannya. Tiba - tiba saja Daffa menshuting bola hingga masuk ke dalam ring basket.

Alya hanya bisa melongo melihat kemampuan yang ditunjukkan Daffa tadi. "Kakak hebat".

Daffa hanya menunjukkan senyum sinisnya.

"Dah yuk al, kita pergi. Nanti lo pulangnya kemaleman lagi" ajak Arka.

Alya hanya menganggukkan kepalanya.

"Gue cabut ya, semangat latihannya daf" Arka menepuk bahu Daffa.

Daffa hanya mengangguk.

Arka menarik tangan Alya menuju parkiran sekolah.

Di parkiran.

"Lo tunggu sini, gue mau ambil motor bentar" perintah Arka.

Alya hanya menurut.

Tak lama bagi Arka untuk mengambil motor ninja merahnya. Hanya butuh waktu beberapa menit, setelah itu ia kembali ke tempat Alya berada. Tiba - tiba Arka mengambil helm nya dan memakaikannya ke Alya. Sontak Alya terkejut dengan perlakuan Arka itu. Alya langsung mengambil alih helm itu dan memasangnya sendiri.

"Aku bisa sendiri kak" tukas Alya.

Arka hanya tersenyum.

"Naik gih, kasihan jok belakang motor gue selalu kosong, nggak pernah didudukin orang" Arka terkekeh dengan perkataanya sendiri. "Ok gue tau gue lebay".

Alya hanya terkekeh. Kemudian ia naik ke motor Arka. Arka pun melajukan motornya membelah jalanan Ibu Kota. Mereka melihat pemandangan langit sore yang sangat indah. Mereka sangat menikmati obrolan sampai tak sadar jika mereka telah sampai di sebuah mall. "Turun gih" perintah Arka.

Alya hanya menurut, ia turun dari motor Arka. Setelah Alya turun, Arka pun memarkirkan motornya. Alya sedang kesusahan membuka pengait helm, Arka yang melihat itu langsung membatu Alya. Kemuadian tatapan mereka bertemu selama beberapa detik.

Setelah cukup lama tatapan mereka bertemu, Alya melepaskan tangan Arka dari helm dan membuka pengaitnya sendiri.

Kok gue jadi deg - deg kan gini sih. Batin Alya.

"Ya udah, yuk masuk" ajak Arka.

Alya hanya menurut dan mengikuti Arka masuk ke dalam lobby mall.

Di mall.

"Kak laper" keluh Alya.

"Lo makan mulu sih, pantes aja pipi lo ngembang gitu" ucap Arka terkekeh.

Alya kesal dengan kata - kata Arka barusan. "Terserah".

Arka masih terkekeh melihat tingkah laku Alya yang semakin lucu itu.

"Ihhhh, gemes" Arka mencubut pipi Alya dengan kedua tangannya.

Kakak kelas Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang