BAGIAN 12 = PERPECAHAN💔

50 25 2
                                    

Ara berjalan menuruni anak tangga dia pergi dengan membawa tas yang di gendong nya di atas pundak. Dia melangkah kan kaki nya dengan terburu-buru dan melewati Beberapa member terutama Kim yang sedang memakan cemilan yang barusan dia beli. Kim melihat Ke arah Ara sampai dia benar-benar keluar dari Bangtan home.

"Hyung sepertinya Ara sedang dalam masalah?" Jimin menghampiri Kim sambil memegang secangkir kopi di tangan nya. Kim memandang sejenak ke Arah Jimin dia baru sadar dan segera beranjak pergi.
"Ehh Hyung" Kata Taehyung sedikit berteriak karena jarak dia dengan Kim sudah agak jauh.

"Seperti nya ada masalah lagi, kita harus bantu mereka" Kata Namjoon tiba-tiba sambil meletakan secangkir teh di atas Meja. Dia beranjak pergi dan meninggalkan beberapa member.
"Ehh Hyung jeon ikut " Kata jeon Bernada agak sedikit seperti Anak kecil.

Kim sudah ada di halaman Bangtan home dia menyusuri setiap posisi yang ada di halaman. Kim melihat ke kanan dan ke kiri mencari keberadaan sang adik.
"Aisshh di mana dia?" Kim mengacak rambut nya kasar dan berdecak kesal sambil menendang Beberapa batu yang ada di hadapan nya.

"Ikut aku Hyung" Namjoon menarik tangan Kim tiba-tiba.

"Wae?, Kau mau bawa aku kemana?" Kim memberontak dia melepaskan Pegangan tangan Namjoon agak kasar. Sekarang kondisi Kim terlihat buruk Karena di selimuti ke khawatiran yang amat dalam gara-gara sang adik.

"Hyung, namjoon Hyung akan membawa mu ke arah di mana Ara berada," Jeon angkat bicara dia menepuk pundak Kim halus.

"Kau tahu di mana Ara? " Terlihat sekali Raut wajah Kim yang menunjukan Rasa khawatir dan gerak-gerik tubuh nya yang entah kemana.

"Iya aku tahu cepat lah Hyung" Namjoon menarik tangan Kim dan melangkah ke arah di mana mobil nya di parkir kan.

~~~~

"Eomma" Panggil Ara tiba-tiba dia sudah berada di dalam taksi dan pergi ke arah di mana rumah nya berada. Mata Ara terlihat berkaca-kaca dia memegang erat Smartphone nya dan menunduk dalam. Dengan perlahan bulir bening sudah meluncur melewati pipinya.

"Bisakah anda cepat sedikit" Pintah Ara kepada sopir Taksi yang sekarang dia tumpangi. Ara mengusap air matanya dan berusaha untuk tetap tegar sekarang.

10 Menit di dalam taksi akhirnya Ara sudah sampai di depan rumah yang terlihat megah bak istana itu. Ara keluar dari taksi dan berlari cepat ke arah rumah nya membuka gerbang dengan kasar sampai menimbulkan bunyi yang amat kencang tapi Ara sama sekali tidak memperdulikan itu. Dia tetap berlari dan membuka pintu kasar. Ara diam di tempat dia melongo tidak percaya perlahan Tangan nya membekam mulut nya dengan sangat kuat.

"APPAAA" Teriak Ara histeris Dia sama sekali tidak percaya Appa nya memperlakukan Eomma nya dengan sangat kejam. Dia melihat sang Ibu sudah terduduk lemas di atas lantai dengan keadaan Pipi yang lebam. Ara berlari ke arah Eomma nya Air matanya sudah deras mengalir melewati pipi nya.

"Eomma... eomma" Rengek Ara sambil memegang Kedua pipi sang ibu dia menangis sejadinya. Sedangkan Ibu nya hanya tersenyum manis di depan Ara dan mengelus pipi Ara halus.

"Arrr.....Ara sejak kapan kamu datang sayang" Kata Appa nya bingung dia menatap sang anak dengan gugub.
"Jangan pernah panggil aku anak anda" Kata Ara tiba-tiba yang membuat Sang Ayah dan ibu nya kaget bukan main. Ara berdiri menghadap ke arah Pria kejam yang ada di depan nya.

"Jangan pernah anda merasa mempunyai anak seperti saya dan kakak saya" Kata Ara Menunduk dalam, dia menangis sejadinya. Ayah yang selama ini Ara percayai ayah yang selama ini jadi kebanggan Ara sekarang telah membuat Ara kecewa berat. Mungkin sekarang Ara Tidak Sudi menganggap Dia sebagai seorang ayah.

TIARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang