Jimin berlari sekencang mungkin agar jarak nya sejajar dengan Ara,Ara masih berjalan cepat sambil meneteskan air mata sesekali dia mengusap air matanya. Ara menunduk, dia sama sekali tidak mau semua orang melihat dia sedang menangis."Arashi" Genggaman tangan Jimin membuat langkah Ara terhenti dengan tiba-tiba, Ara tahu siapa yang berada di belakang dan memegang tangan kanan nya.
Ara tidak mau berbalik badan dia tidak mau Jimin melihat air matanya,itu pasti sangat memalukan bagi Ara, Ara memang pernah menangis, tapi saat Ara menangis Ara selalu bersembunyi agar semua orang tidak melihat nya.
"Ara gwaenchana?"
Ara ingin sekali berbalik badan agar menatap Jimin, tapi badan nya selalu mencegah hal itu terjadi, Ara tahu tidak sopan jika seseorang sedang bicara dengan nya, tapi dia menghadap ke arah lain.
Ara menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan perlahan "Ndee gwaenchanhayo"
"Ara maaf kan perkataan Suga Hyung tadi,dia hanya khawatir dengan keadaan jeon,dia tidak bermaksud untuk melukai hati mu"
Ara masih menunduk dalam dia tidak bisa menatap wajah jimin, sedangkan raut wajah Jimin menunjukan rasa bersalah yang amat besar. Ara mengangkat wajah nya untuk menatap wajah Jimin.
"Gajja" Ajak Jimin sambil mengulurkan tangannya.
"Gwaenchana,aku bisa sendiri kak" Kata Ara dengan tatapan lempeng nya sedangkan Jimin yang melihat tingkah laku Ara di buat bingung.
"Arraseo,gajja" Kata jimin lembut sambil di susul senyuman manis dari nya. Ara hanya mengangguk Dan mengikuti jimin dari belakang.
Mereka berdua melewati lorong-lorong rumah sakit yang terang karena lampu,Ara memainkan jari-jari nya resah,Ara takut kalau dia kesana lagi itu akan membuat Suasana menjadi buruk lagi, Ara berfikir bahwa semua ini kesalahan nya, jika tadi malam Ara kembali pulang Dan berfikir menemani eomma nya mungkin kejadian sekarang tidak akan pernah terjadi.
Ara benar-benar merasa kecewa ketika tahu sifat asli appa nya,dia benar-benar merasa malu mempunyai seorang ayah yang tidak menanggung kesalahan nya justru dia pergi meninggalkan Ara,Kakak,Dan eomma nya begitu saja. Ara berfikir bahwa anggapan baik nya kepada sang ayah itu sudah salah besar benar-benar salah besar.
Tanpa Ara sadari mereka sudah sampai di depan kamar inap milik Jeon, Tubuh Ara lemas,apa yang harus Ara lakukan? dia sama sekali tidak mau Suasana menjadi runyam hanya karena dia.
"Ara"
Seseorang menepuk pundak Ara pelan,Ara berpaling arah melihat siapa yang Ada di belakang nya.
"Kakak"
"Waeyo? Gwaenchana?"
Ara mengangguk dia setengah tersenyum kepada sang Kakak,Kim tahu jika tingkah laku Ara seketika berubah, pasti Ada sesuatu yang Ara sembunyikan yang intinya Kim tidak mengetahui nya.
Kim mengangguk pelan "arraseo, aku tidak akan memaksa jika kau tidak ingin bercerita dengan ku".
Ara terdiam sesaat dia menunduk dalam,Ara berfikir masalah ini hanyalah masalah biasa yang bisa Ara selesaikan baik-baik tanpa bantuan kakak nya,jika Ara cerita semuanya kepada Kim pasti masalah akan semakin runyam.
Tak lama kemudian dokter keluar dengan wajah yang tenang tidak ada raut wajah kekhawatiran di wajah sang dokter.
Dokter melepas masker nya "Keadaan jeon sekarang sudah cukup membaik selesai operasi tadi"
Semua orang menghela nafas syukur, Terlihat wajah mereka bersinar menunjukan kebahagiaan yang luar biasa,mungkin dalam benak mereka,Mereka senang karena keadaan jeon lebih baik dari sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TIARA
Teen Fiction[ SLOW UPDATE ] Rank #4 in cintarahasia Pertemuan tak di sangka ara yang akan merubah dirinya yang manja menjadi pribadi yang lebih baik Yang membuat dia jatuh cinta untuk pertama kalinya, ara si gadis manja cantik dan putih bertemu dengan jeon si c...