Happy reading 📖
****
Dengan terengah-engah, Sohyun menyeberang jalan tanpa melihat kanan-kiri lagi. Sepatunya berdetak-detak keras di trotoar ketika ia berlari.
Tinggal satu blok lagi.
Apakah orang itu mengikutinya? Pikir Sohyun.Bayang-bayang itu bergerak dan membungkuk ketika Sohyun berlari di bawah pepohonan. Bayangan-bayang itu saling menimpa, saling menindih,kelabu diatas hitam, biru diatas kelabu.
"Sohyun... Sohyun..." Bisik suara kering itu.
Kering seperti kematian.Memanggilnya dari bayangan yang bergerak-gerak.
Ia tau namaku,pikir Sohyun terengah-engah dan memaksa kakinya terus berlari.Lalu Sohyun berhenti.
Dan berbalik."Siapa kau?" Teriaknya Dengan nafas tersengal-sengal. "Apa yang kau inginkan?"
Tapi orang itu sudah menghilang.
Sunyi. Yang terdengar cuma suara nafas Sohyun yang terengah-engah.Sohyun menatap bayang-bayang sore yang saling membelit. Matanya beralih mengamati semak-semak dan pagar tanaman di halaman rumah-rumah disekitar situ. Ia mengamati sela-sela rumah, pintu garasi yang terbuka, halaman di samping gudang.
Tidak ada. Sudah hilang.
Tidak tampak lagi sosok terselubung hitam yang membisikkan namanya tadi."Wo!" Sohyun berteriak keras.
Pasti cuma ilusi optis, pikirnya, matanya masih mengamati Halaman depan rumah-rumah.Tidak mungkin.
Ia berdebat sendiri. Ilusi optis tidak bisa memanggil namamu.
Tidak ada apa-apa, Sohyun, katanya meyakinkan diri sendiri. Napasnya sudah normal lagi. Tidak ada apa-apa.Kau mengarang-ngarang cerita hantu. Kau menakut-nakuti diri sendiri lagi.
Kau merasa bosan dan kesepian, dan kau biarkan khayalanmu berkembang kemana-mana.Dengan perasaan sedikit membaik, Sohyun berlari sampai ke rumah.
Saat makan, diputuskannya untuk tidak menceritakan sosok hitam itu pada orangtuanya. Mereka takkan percaya.
Sohyun malah menceritakan tetangga baru yang pindah di sebelah.
"Hah? Ada yang pindah ke rumah keluarga Donson?" Tuan kim meletakkan sumpitnya menatap Sohyun yang duduk di seberang meja dari balik kacamata persegi berbingkai tanduknya.
"Ada anak laki-laki seumuran denganku," kata Sohyun, "namanya taehyung, rambutnya berwarna merah terang."
"Bagus," kata ny.kim sambil lalu, memberi tanda pada si kembar supaya berhenti mendorong-dorong dan segera makan.
Sohyun tidak yakin ibunya mendengar ucapannya.
"Bagaimana mereka bisa pindah tanpa sepengetahuan kita?" Tanya Sohyun pada ayahnya. "Apakah dad melihat ada truk mengangkut barang?"
"Tidak," gumam tuan kim, dan meneruskan makannya.
"Menurut dad, tidakkah ini aneh?" Desak Sohyun.
Tapi sebelum kedua orangtuanya sempat menjawab, kursi hyunjin terjungkir. Kepalanya terbentur lantai dan ia mulai meringis Menahan tangis.
Ibu dan ayahnya melompat bangun dari kursi dan menolongnya.
"Aku tidak mendorongnya!" Jerit jeongin melengking. "Betul. Bukan aku."
Karena kesal orangtuanya tidak tertarik pada berita besarnya, Sohyun membawa piringnya ke dapur. Lalu ia masuk ke kamar. Ketika berjalan ke meja, ia menyingkapkan tirai dan mengintip ke luar jendela.
KAMU SEDANG MEMBACA
Are You Human?✔️
Mystery / Thriller"Taehyung-jangan lupakan aku!" Taehyung terlihat mengabur di suasana kelabu yang kabut. Bisakah taehyung mendengarnya? Bisakah taehyung mendengar panggilannya? Semoga. √ Sinopsisnya cukup segitu saja ya kalau kepo kelanjutannya bisa mampir😁 ✓ dan...