15 (END)

183 25 6
                                    

Yeeyyy udah di chapter terakhir (人 •͈ᴗ•͈)

Enjoy guys

_________________****_________________



Ibu taehyung membungkuk di atas kasur anaknya, menarik selimut sampai ke dada.

"Bagaimana perasaanmu?" Tanyanya pelan.

Dua jam sudah berlalu. Taehyung sudah diobati oleh petugas medis yang segera datang menyusul petugas pemadam kebakaran. Mereka menghibur ibunya yang cemas dan mengatakan taehyung cuma terlalu banyak menghirup asap dan menderita luka bakar ringan.

Setelah luka bakar itu diobati, mereka mengantarkan taehyung dan ny. Kim pulang naik ambulans.

Sekarang taehyung sudah berbaring ditempat tidurnya, menatap ibunya, ia masih merasa pusing dan bingung. Mrs. Quilty berdiri cemas disudut kamar, meremas-remas tangannya karena tegang, memandangi mereka. Ia bergegas datang untuk mengetahui apa yang telah terjadi.

"Aku—aku baik-baik saja, rasanya," kata taehyung sambil bangun sedikit. "Cuma agak capek."

Ibunya menyibakkan sejumput rambut yang jatuh di kening anaknya ketika menunduk menatap taehyung, membaca gerakan bibirnya.

"Bagaimana kau bisa keluar? Bagaimana kau bisa keluar dari rumah itu?"

"Karena Sohyun," kata taehyung. "Sohyun yang menarikku ke luar."

"Siapa?" Wajah ny. Kim berkerut bingung. "Siapa Sohyun?"

"Masa ibu tidak tau," jawab taehyung tidak sabar. "Dia anak perempuan disebelah rumah."

"Tidak ada perempuan disebelah," kata ibunya.

"Ada tidak, molly?" Beliau berbalik untuk membaca gerakan bibir Mrs. Quilty.

Mrs. Quilty menggeleng. "Rumah sebelah kosong."

Taehyung terduduk tegak. "Namanya Kim Sohyun. Ia yang menyelamatkan hidupku, Bu."

Mrs. Quilty berdecak-decak Prihatin.

"Kim Sohyun adalah anak perempuan yang meninggal lima tahun yang lalu," kata mrs. Quilty pelan. "Kasihan taehyung, kurasa pikirannya masih kacau."

"Berbaring saja taehyung," kata ibunya, dengan lembut didorongnya taehyung ke bantal. "Istirahatlah. Kau akan segera sembuh."

"Tapi dimana Sohyun? Dia temanku!" Kata taehyung dengan suara yang lumayan tinggi.

Sebenarnya Sohyun dari tadi berada di pintu, mendengar semua percakapan dari ketiga orang didalam kamar taehyung.

Sohyun mengamati dari pintu.

Dia tahu ketiga orang dalam ruangan ini tidak bisa melihatnya.

Dia telah menyelamatkan hidup taehyung, dan sekarang ruangan dan orang-orang didalamnya mulai mengabur, mengabur jadi kelabu.

"Mungkin itu sebabnya aku dan keluargaku kembali lagi setelah lima tahun meninggal" dia berbicara sendiri.

"Mungkin kami kembali untuk menyelamatkan taehyung supaya tidak meninggal karena kebakaran seperti kami dulu."

"Sohyun... Sohyun..." Ada suara yang memanggilnya. Suara yang lembut, dia mengenal suara ini.

"Mom, ya?" Teriak Sohyun.

"Sudah waktunya untuk kembali," bisik ibunya. "Kau harus pergi sekarang, Sohyun. Sudah waktunya pulang."

"Oke, mom."
Sohyun menatap taehyung yang berbaring tenang ditempat tidur. Pandangannya pada taehyung juga mengabur, mengabur jadi kelabu.

Sohyun menyipitkan matanya, menatap sekitarnya yang jadi kelabu. Ia tahu rumah itu juga mengabur. Bumi mengabur dari pandangannya.

Begitupun sebaliknya, dirinya juga mengabur.

Sohyun mendekat ke tempat taehyung. Setidaknya dia ingin pergi dengan melihat wajahnya.

Tes.

Tes.

Sohyun menangis sesenggukan. Dadanya sesak, dia tidak ingin pergi tapi dia hampir kehabisan waktu.

"Tae, terimakasih sudah mau menjadi temanku" ucapnya dengan suara parau karena menangis.

"Sso, kau kah itu?." Taehyung membuka kedua matanya, dan mulai bangun duduk.

Taehyung kaget melihat pemandangan didepannya.

"Sso? Kau baik-baik saja? Kau—" tangannya menembus tubuh Sohyun.

"Tae.... Hiks—aku baik-baik saja" Sohyun berusaha menyentuh tangan taehyung yang menembus tubuhnya.

"Sudah waktunya aku pergi tae—hiks"

"Tapi—"

"Waktunya sudah habis Tae, terimakasih ya kenangannya meski hanya sebentar"

Taehyung mulai menangis ketika melihat tubuh Sohyun mulai mengabur dan mulai melayang.

"Hiks. Sso aku minta maaf, aku—aku hiks aku tidak ingin kau pergi!" Suara taehyung parau.

"Kembalilah, Sohyun" bisik ibunya. "Kembalilah pada kami sekarang."

"WAKTUKU HABIS TAE, JAGA DIRIMU BAIK-BAIK YA!" teriak Sohyun.

"JANGAN LUPAKAN AKU, KITA AKAN BERTEMU LAGI NANTI" Lanjutnya sambil memberikan senyuman terakhir meskipun dengan lelehan air mata diwajahnya.

"Sso AKU MENYAYANGIMU, TERIMAKASIH SUDAH MENYELAMATKAN NYAWAKU" teriak taehyung dengan suara yang bergetar.

Taehyung menatap tubuh Sohyun yang melayang, yang mulai kabur dipenuhi cahaya.

"SELAMAT TINGGAL KIM SOHYUN!" teriaknya sekali lagi. Taehyung tidak kuat, dadanya sesak.

"Sso. Hiks aku harap kau bahagia juga"

Sohyun masih bisa memandang bumi terakhir kalinya, meskipun taehyung sudah tidak melihatnya lagi.

"Aku bisa melihat taehyung, mom" katanya sambil menghapus air mata dari pipinya. "Aku masih bisa melihat taehyung. Tapi cahayanya makin kabur. Kabur sekali."

"Sohyun, kembalilah. Kembalilah pada kami," bisik ibunya, memanggilnya pulang.

"Iya, ayo kita pulang mom" Sohyun tersenyum, setidaknya dia tidak terlalu menyedihkan di akhir-akhir waktunya.

Wajah taehyung tampak jelas di suasana kelabu yang berkabut.

Bisakah taehyung dan dirinya bertemu lagi?

Bisakah mereka bermain lagi?

Semoga.

"Selamat tinggal taehyung"

"Selamat tinggal Sso, aku pasti akan merindukanmu" taehyung menatap keatas dimana Sohyun melayang tadi.

Dia tersenyum, setidaknya taehyung mempunyai kenangan dengan Sohyun meskipun sebentar.

End

______________________________________

Terimakasih sudah mendukung cerita ini dari awal sampai akhir ( ˘ ³˘)♥

Maaf kalau ending nya tidak memuaskan kalian(•‿•)

Love u all( ˘ ³˘)♥

Are You Human?✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang