Mata Jeffrey perlahan lahan terbuka. Kepala nya agak pusing. Mungkin efek kelamaan tidur. Dia bangun perlahan lalu memperhatikan sekitar.
"Bentar ? Ini dimana ? Ini bukan.. Oh iya lupa, kan gw sama johan dititip bentar disini terus ehhh ini cewe siapa anjirr" batin Jeffrey, cukup kaget ketika melihat zahra yang masih tertidur pulas disebelahnya.
Tadi pas sampai ke rumah nya zahra. Jeffrey dan johan diberi kamar. Yang belum sempat di bersihkan. Mau ga mau mereka ikut ngebersihin, karena kecapean Jeffrey ketiduran. Dan zahra yang juga bantu bantu. Ga mau kehilangan kesempatan dong. Dia niatnya. Cuman ingin nemenin doang sambil liat wajah nya Jeffrey.
Tapi lama lama ngantuk, jadinya tidur bersama dikasur putih polos itu.
Jeffrey memperhatikan wajah zahra, "ga asing" batin jeffrey. Matanya melebar. Ah, dia ingat, gadis aneh yang nemenin dia tadi pas dihalte. Tarikan ujung bibir jeffrey menyinggung senyum tipis."Hayoloh, ngapain lo sama si cewe itu ?" ujar johan mendadak dari ujung pintu, membuat jeffrey tersentak lalu segera menoleh.
Raut wajah Jeffrey berubah menjadi datar. Ia meraba bagian dadanya lalu lehernya. Mencari buku kecil untuk membalas atau memarahi johan yang masuk tanpa mengetok terlebih dahulu.
"Nyari buku lo ? Itu tuh di bawah. Tadi lo taruh disitu" celetuk johan yang masih santai bersender pada pintu kamar. Jeffrey berdiri lalu berjalan untuk mengambil buku kecil miliknya.
saat Jeffrey hendak keluar johan berceletuk kembali. "Ga mau lo embat tuh ? Mayan tuh, imut. Buat gw aja kali ya ?"
Ctak
"Aduh. Anjir sakit" keluh johan akibat mendapatkan jitakan dari jeffrey.
sebelum jeffrey melanjutkan kembali jalannya, dia mengerakkan tanggannya membentuk bahasa isyarat. "Berisik"."Galak amat. Mas" goda johan, Jeffrey hanya memandangnya malas. Selalu memang begini. Sifat johan memang menyebalkan.
Jeffrey melanjutkan kembali jalannya. Turun kebawa lalu mencari buku mini nya. Buku mini yang terletak diatas meja tepat dimeja tamu. "Ketemu" batinnya.
"Ma aku pulanggg. Aku tadi abis dap- EH ANJIR LOE SIAPA ? MALING YA ? MALING LOE YA ?!" teriak histeris farhan saat masuk ke ruang tamu dan bertemu dengan Jeffrey. Dia baru habis pulang dari kampus.
Jeffrey terlonjak, kaget. Dia segera menggelengkan kepalanya. "ahh boong lo! Maling ya ? Maaa. mana ibu gw ha ? Lo culik ya ?"
Jeffrey kembali menggeleng. Dia segera menulis dibuku mini yang baru saja ia temukan tadi. "saya tinggal disini buat sementara waktu"
Tulisnya. Lalu di perlihatkan pada farhan.Farhan tertegun. "eh sorry, loe bisu y-"
"Apasih. Ah, Kaka teriak - teriak, Berisik tau." ujar zahra memotong pembicaraan kedua mahluk itu.
Farhan dan Jeffrey bersamaan menoleh. zahra berhenti di anak tangga, dia berada ditengah tengah
"eh kak jeff. udah bangun hehe. pantas tadi ga ada dikasur."Farhan tertegun. "Heh APA ? DIKASUR ? MAKSUD LOE APA ? LOE TIDUR BARENG ADE GW ?" teriak histeris farhan kepada Jeffrey.
Jeffrey kembali menggeleng. "aduhh, ini dijelasin nya gimana?" batinnya bingung.
"apasih. kaka alay banget." zahra melangkah menuruni tangga, "lagian, aku yang ketiduran, bukan salah kak jeff. dan juga-" kata kata zahra terhenti kembali karena teriakan dari farhan. Iya. lagi.
"ASTAGA ZAHRA. KENAPA PAKE CELANA PENDEK ? GANTI GA ? HEH LO! TUTUP GA MATA LO! DASAR MESUM" ujarnya histeris sambil menunjuk zahra dan Jeffrey bersamaan. Bukannya dilakukan. Jeffrey dan zahra malah saling memandang.
Seperti memberi sinyal masing masing.
"kaka loe kenapa sih ?"
"Ga tau. Udah sering. Emang gini"
"Kelainan ya."
"Iya"
"Kasian"Farhan yang melihat mereka saling pandang tambah gemes. Dia mendorong tubuh zahra agar keatas. Untuk mengganti Celana. "DIBILANGIN KEATAS GANTI CELANA! LO JUGA TUTUP MATA LO!. MESUM DASAR" teriak farhan sambil mendorong tubuh zahra Jeffrey menutup matanya. "Kenapa isi orang orang dirumah ini pada aneh deh"
.
.
.Sinar matahari menyapa wajah Zahra dengan ramah. Tidak. Sepertinya salah. Zahra menutup wajahnya dengan selimut seperti tidak ingin bangun dulu. Tidak lama dia tertidur. Matanya mendadak terbuka. "Astaga hari ini ada kuis sejarah dan kalau gw terlambat gw bakal dihukum. Jam berapaa iniii ?!" katanya dengan cepat lalu bangun. Memeriksa jam weker yang berada tepat di meja samping kasur miliknya.
Jam weker menunjuk jam 07.00 yang artinya zahra cuman punya waktu 15 menit untuk smpai disekolah. "AKUUU LAMBATTTTT"
zahra berlari dengan cepat kebawah dengan dasi yang belum rapi, rambut berantakan, dan baju yang belum terkancing. Sangat acak - acakan.
ia berlari Ke ruang makan.yang disana ada Jeffrey, johan, ibu nya, dan ayahnya sudah sarapan dengan pakaian yang sudah rapi, berbalik dengan zahra.
"Astagaa zahra. Kamu belum siap ? Masih berantakan. Buru buru banget sih keliatannya" ujar jeni sambil menggeleng - geleng kepala. Zahra tak menghiraukan. Dia segera mengkancing bajunya, lalu merapikan dasi ala kadarnya, lalu menyisir rambutnya dengan jari - jemarinya.
Ia tidak berminat untuk duduk. Tidak memikirkan tatapan aneh dari johan serta Jeffrey. Dia tidak memikirkan tentang doi nya sekarang. Yang ia pikirkan bagaimana dia bisa sampai dengan cepat disekolah tanpa harus dihukum nanti.
Zahra mengambil roti yang ia olesi dengan selai strawberry lalu dimakan begitu saja. "Zahra berangkat. Ma. Pa. Dadah" katanya pergi begitu saja. Tanpa menyalim atau apapun.
Jeni dan indra hanya menggeleng begitu saja. "Maaf ya. Sama anak cewe tante, emang gitu orangnya ceroboh." ucap lembut jeni terhadap johan dan Jeffrey.
"Haha kalem tante. Ga apa - apa kok. Zahra keliatannya orangnya ceria. Imut lagi." ujar johan, indra menoleh. "Type kamu ya ?"
Johan menggeleng lalu menyungging senyum tipis. "Type kaka saya kok, om." ujarnya sambil menyiku Jeffrey yang sibuk memakan roti. Ia tersedak. Wajahnya mendadak merah.
Jeffrey segera menggelengkan kepalanya. Indra dan johan lalu tertawa. "Euy malu malu kucing. dasar. "
Jeffrey baru ingin menulis sesuatu du buku mini miliknya. Mendadak teriakan histeris dari arah pintu masuk membuat semua orang kaget dan menoleh. "AHHH MAMA PAPA. KAK FARHAN NINGGALIN IHHHH. NGESELIN BANGET SIH. AKU LAMBAT BANGET NIH. DIHUKUM LAGI ENTAR" keluh histeris zahra. Masuk dengan mata yang sudah berair karena marah.
Johan dan Jeffrey terdiam. Johan mendekatkan mulutnya ke telinga Jeffrey. Membisikkan sebuah kata. "imut beneran ini. Yakin ga mau ? Buat gw aja kalau gitu ?"
Jeffrey memandang datar johan yang tersenyum miring. Dia memengang kunci motornya. "Buat gw ga ?"
Jeffrey menghembuskan nafas kasar. Johan emang selalu menyebalkan.
"Astaga. Pa. Antar zahra cepat dong" ujar jeni. Indra sedikit kaget. "eh gimana nih. Papa masalahnya juga udah terlambat. "
Jeffrey berdiri dan johan tersenyum. "Om, tante, biar kaka saya yang abtar zahra." ujar johan. Jeffrey menunduk lalu berjalan kearah zahra yang menunduk.
Dia mengelus kepala zahra. Zahra mendonggkak kepalanya. Jeffrey menyodorkan kertas dari buku mini miliknya yang bertuliskan. "Ayo".
.
.
.TBC
komen minimal 10 keatas ya baru di up.
Makasih ;)
KAMU SEDANG MEMBACA
BISU || Jung jaehyun (Complited √)
Fanfiction"itu ganteng" "iya. namanya kak Jeffrey. emang ganteng. sayangnya." "sayangnya ?" "dia bisu."