Satu tahun yang lalu..
Jeffrey tersenyum bahagia sambil memengang bekal yang ia buat pagi tadi untuk seseorang gadis yang sangat ia sayang. Kalau dihitung, sudah sebulan semenjak mereka resmi menjadi sepasang kekasih.
Natalia.
Gadis dengan tinggi 160 cm, putih, pintar dan cantik tentu saja idaman semua laki laki. Dan Jeffrey merasa sangat beruntung.
Jeffrey melangkah tak sabar dan saat memasuki kelas natalia, dia segera melihat seisi kelas untuk mencari cewe ke sayang nya tersebut.
Jeffrey terdiam saat dua manik matanya menangkap dua sejoli yang sedang bermesraan dalam kelas di meja pojok sebelah kanan bagian belakang. Itu natalia. Cewe yang dulu ngejar dia dan bilang sangat sayang ke dia.
Cewe yang bilang Jeffrey istimewa.
Cewe yang bilang Jeffrey sempurna.
Cewe yang bilang dia orang yang paling dia sayang.
Cewe yang bilang nga bakal ninggalin dia.
Jahat.
Senyuman Jeffrey perlahan lahan luntur. Dia melihat bagaimana natalia bermanja dengan pria disebelahnya dengan senyum yang tak pernah luntur seakan akan mereka sangat bahagia.
Baru Jeffrey ingin melangkah untuk menghampiri mereka. Si pria tersebut menyeletuk "loe ga takut na ? Gimsns kalau jeffrey mendadak datang dan liat kita berdua ?"
"Tenang aja. Dia ga sekolah katanya hari ini. Jadi bebas deh sama loe hehe" jawab nya santai dengan senyuman yang ga luntur.
Brengsek.
Jeffrey menunduk menahan marah serta kekecewaan, dia ga boleh nangis buat cewe yang brengsek kayak gini. Jeffrey kemarin sengaja bilang ia tidak sekolah, karena ingin memberi suprise untuk sang pacar. Tetapi yang ia liat malah hal seperti ini.
"Dasar. Jahat banget kamu yaa" sahut si cowo sambil mengusap pelan rambut natalia. Nata hanya tersenyum lalu kembali bicara. "Lagian, dia itu bisu. Ya kali gw suka. Gw cuman dapat taruhan dari teman teman gw buat tembak sama jadiin dia pacar. Yaudah dia gw kejar luluh juga wkwkwk"
Natalia dan cowo tersebut tertawa terbahak bahak. Jeffrey menunduk mengambil hapenya lalu menekan nomor yang tertulis "natalia".
Nata mengambil handphonenya yang berbunyi lalu menatap nama yang tertera. Cowo nya pun penasaran lalu bertanya. "siapa ?"
"Ini jeffrey. Nik"
"Sok sok an nelpon. Heran. Padahal bisu" ujar sarkas cowo yang bernama niko tersebut. Membuat telapak tangan Jeffrey mengeras serasa ingin memukulnya sekarang juga.
Natalia tertawa renyah. "Gw angkat dulu"
"Hallo ?"
"Kenapa jeff ? Duh maaf ya aku lagi dikelas nih jadi ga bisa bicara panjang. Chat aja ya nanti. Guru lagi masuk soalnya."Piip.
Dimatikan. Jeffrey tersenyum miris menatap niko dan natalia yang tersenyum renyah seperti terhibur karena sudah membohonginya. Jeffrey melangkah membuat dua orang yang tadi tertawa mendadak diam.
Terutama natalia yang mendadak kaku, wajahnya mendadak pucat panik "eh jeff.. Kok disini ? Bukannya-"
Ucapan natalia terhenti karena Jeffrey melempar kotak makanan yang sudah susah susah ia siapkan pagi tadi. Serta melempar sebuah kertas lalu pergi begitu saja.
Niko tertawa. "Kasian. Makanya jangan polos banget jadi cowo dong jeff. Sadar." niko berdiri lalu tawanya semakin keras. "LOE ITU BISU. MANA ADA YANG SUKA. TOLOL"
Natalia terdiam, dia bingung harus bagaimana disisi lain dia tidak tega dengan Jeffrey dan disisi satunya dia merasa malas untuk berurusan dengan orang bisu.
Jeffrey yang tadi melangkah berhenti mendengar teriakan niko. Apa ? Apa yang Jeffrey bisa ? Membalas meneriaki ? Dia bisu. Bahkan bersuara kecil mustahil.
Dia kembali berjalan cepat untuk keluar dari kelas.
Niko yang tak puas semakin menjadi. "AH CEMEN LOE. DASAR BANCI"
Natalia memegang pundak niko "udah lah nik. Lagian udah dia tau yaudahlah. Bodoamat gw juga"
Bohong. Natalia tak tega. Dia merasa bersalah memang benar dia jijik dan malas berurusan dengan orang bisu. Tapi ga tau kenapa hatinya cukup sakit melihat tatap kekecewaan dari Jeffrey untuknya.
Dia tau. Memang ini ganjarannya. Dia sadar. Toh yang penting dia sudah tau dan natalia tidak harus bersandiwara untuk berpura pura menyukainya.
Dia mengambil kertas yang di lempar Jeffrey lalu membacanya.
"Makasih. Loe emang cewe cantik berhati busuk. Ga usah ketemu atau bahkan muncul didepan gw lagi. Gw harap ga pernah ketemu sama orang kayak loe nat."
Natalia menatap kertas tersebut dengan tatapan bersalah. Ia mengigit bibir bawahnya kuat. Dia sadar dia memang salah. Tapi harga dirinya untuk menolak tawaran taruhan dari teman temannya itu susah. Ga bisa.
"Maaf jeff.." gumam pelan natalia.
Niko mengambil kertas yang dipegang nata lalu meremasnya. "Udahlah ah. Lagian emang pantas orang bisu digituin" ia mengambil bekal makanan lalu membuangnya dari jendela kelas. Natalia menatap tak percaya. "Kenapa gitu nik ? KENAPA LOE BUANG HA ?"
"Weish. Kalem mba. Toh mana level loe makan makanan yang dibikinin orang bisu ?"
PLAK
Niko memegang pipinya yang mulai memanas. Natalia menampar nya ? Menampar hanya untuk orang bisu ? Apa yang salah dari yang ia katakan ? Toh benar orang bisu kayak Jeffrey ga guna.
"Jaga omongan loe nik. Gw emang jahat. Gw emang ga suka sama Jeffrey tapi ga setega loe. Gw ga nyangkah loe sejahat ini, sorry rasa suka gw ke loe mendadak hilang. Ga usah dekat gw lagi" ujar natalia marah. Lalu pergi keluar kelas meninggal kan niko sendiri.
Mata niko memerah. "Lagi jeff. Loe rebut semua yang gw punya. Awas loe. Mati loe ditangan gw."
Niko menendang meja didepannya dengan emosi.
Kenangan kelas setahun yang lalu terbayang kembali di kepalanya. Jeffrey menatap langit yang gelap. Bulan lagi tidak muncul. Mungkin dia tidak berani ? Atau takut seperti Jeffrey.
Ia menghela nafas secara kasar. Lalu mengacak rambutnya. "Kenapa sih. Kenapa gw harus terlahir dengan keadaan bisu. Hidup gw udah hancur. Papa ninggalin keluarga. Dia nyakitin mama dan gw ga bisa berbuat apa apa. Gw ga berguna. Ah sialan" ujar Jeffrey berteriak dalam hati. Ia memukul dinding kamarnya cukup keras membuat zahra yang berdiri di ambang pintu terdiam.
Zahra tadi berniat ingin minta maaf dan juga ingin menjelaskan atas salah paham dari Jeffrey tapi kacau. Sepertinya Jeffrey sedang marah besar ? Apa karena zahra ? Zahra makin merasa bersalah.
Jeffrey menatap dinding yang ia pukul tadi. Lalu tersenyum miris. "Bicara kecilpun gw ga bisa. Gw cuman bisa bicara lewat hati. Siap yang tau ? Semua orang jijik. Siapa orang yang bakal sayang sama loe jeff selain ibu loe ? Ga ada. Loe berharap ada yang sayang sama loe haha. Ga guna. Cowo ga guna loe!"
Jauh dari kata baik baik aja. Jeffrey kembali memukul tembok berkali kali membuat tangannya yang tadinya membiru menjadi berdarah. Zahra segera mendekat lalu berusaha menghentikan Jeffrey.
"Kak. Berhenti kak."
Lagi. Jeffrey nga berhenti. Semakin cepat dan dinding retak dengan dihiasi bercak darah. Zahra semakin khawatir. Air matanya keluar.
"KAK JEFF BERHENTI. GW BILANG BERHENTI"
.
.
.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
BISU || Jung jaehyun (Complited √)
Fanfiction"itu ganteng" "iya. namanya kak Jeffrey. emang ganteng. sayangnya." "sayangnya ?" "dia bisu."