16. hujan.

13.2K 2K 309
                                    

Natalia menatap kertas tersebut dengan senyum licik yang ia pasang. Mengeluarkan handphone lalu menekan angka - angka yang membentuk nomor seseorang. Ia menekan tombol hijau untuk menghubungi nomor tersebut.

"Halo ? Tumben nelfone loe nat -"

"Nik. Bantu gw buat hancurin seseorang"

Tawa niko terdengar cukup keras. "Jeffrey kan ? Loe lambat nat, gw udah duluan bertindak. Tenang aja. Nanti kita susun permainannya biar makin seru"

bisu°-

Jeffrey berjalan memasuki kelas yang cukup sepi karena anak - anak lain pada ke kantin. Dirga masih setia dikelas. Membaca novel sambil mendengarkan musik melalui headseat. Dani dan angga ke kantin karena ingin makan sementara marchel berkeliaran mencari mangsa.

"Udah ? Ngapain aja loe sama si hama itu ?" tanya dirga tanpa memalingkan pandangannya dari novel. Jeffrey tertawa renyah tanpa suara. Dia duduk di kursi samping dirga duduk. "Eh btw. Itu tadi zahra nitip bekal katanya buat loe. Tadi lupa dikasih."

Jeffrey tertegun. Iya. Dia lupa tadi ada zahra yang datang ke kelas nya. Ia mengambil bekal sertas kertas yang terletak diatas kotak bekal tersebut. Jeffrey meletakan kotak bekal diatas meja lalu mulai membaca kertas yang seperti surat cinta.

"Hehehe.. Hai kak.. Ini tadi sebenarnya kan mau ngasih langsung tapi kaka malah sama kaka natalia jadi tulis surat deh. Sebenarnya aku tadi pagi lagi mood dan pengen buat bekal untuk kaka. Sebenarnya mau kasih pas berangkat sekolah tapi kelupaan hehe.. Semoga kaka suka ya. Kalau kaka suka nanti aku bisa bikin kapannn pun kaka mau. Aku juga bisa belajar masak yang lain.

Hehe soalnya katanya cowo suka sama cewe yang pintar masak. Kali aja gini kaka bisa ke cantol sama aku. Hehehe. Udah nikmatin aja kak. Nanti pulang bareng kan ? aku tunggu didepan kelas ya kak. Selamat makan.

+ Zahra (jodoh kak jeff) +"

Jeffrey tersenyum geli. Cukup crige menurutnya. Tapi cukup sweet juga. Mungkin karena zaman sekarang agak crige bicara melalui surat. Tapi menurut Jeffrey ini boleh juga. Meskipun kalimat terakhir yang zahra tulis membuat Jeffrey menggeleng kepala. "Halu nya tinggi juga."

"Ciah.. Surat cinta dari si dedek gemes."goda dirga. Jeffrey segera menyembunyikan surat tersebut. "Malu amat mas. Gw juga penasaran nih mau baca."

Jeffrey hanya menggeleng kepala dengan tegas. Menandakan ga boleh. "Nye nye nye. Gi bilih"

Jeffrey tertawa melihat wajah kesal dirga. Ia mulai membuka bekal tersebut, ternyata zahra membuatkan nya nasi goreng spesial dengan sosis yang cukup banyak. Jeffrey mencoba satu suapan. Ia mendadak diam setelah mengunyah beberapa saat.

"OKEH KITA UDAH KENYANG. I AM COME - EHH JEFFREY ITU APA ? MINTA DUND." teriak heboh dani dari pintu kelas melaju lari ke meja dirga merampas bekal makan begitu saja. "Buset dan. Baru juga dari kantin kayak ga dikasih makan."

"Dah bacot. Gw masih pengen makan." ujarnya lalu mengambil suapan cukup besar. Ia mengembalikan bekal tersebut ke Jeffrey. Baru beberapa saat dia mengunyah wajah nya berubah menjadi asam. "Njir jelek amat muka loe dan." angga yang baru masuk dengan air minum ditangannya mendadak bersuara.

dani yang melihat membuatnya cepat - cepat merampas air tersebut lalu minum dengan terburu buru.

"Loe kenapa sih ? Itu air minum gw baru minum sedikit anjir WOI ITU UDAH MAU HABIS ANJ*** NGAJAK NGELUD LOE YA." teriak heboh angga. Dani tak menghiraukan. Dia menunjuk bekal makanan yang masih setia Jeffrey makan. "Ajg sumpah. Asin banget itu nasgor. Siapa yang bikin itu njir ? Kode mau dikawinin apa ? Zahra ya ? Sumpah mati rasa lidah gw. Loe kenapa bisa kuat Jeffrey gila." ngomel dani bertubi - tubi.

BISU || Jung jaehyun (Complited √)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang