Ellysa Natalia Siagian
*Akun IG & Wattpad :* @ellysans_ & @su_nie25_
_Selamat Membaca_
.
.
.
.
.Waktu itu Mia dan Radit baru pulang kerja, dan di tengah jalan tiba-tiba hujan. Akhirnya mereka berteduh di depan toko yang sudah tutup.
"Waktu itu aku ingat sekali, masa kita SMA. Saat MPLS, aku tidak kenal siapapun karena waktu itu keluargaku baru pindah rumah. Nah, kamu, Dit, tiba-tiba datang ke aku minta bantuan untuk cari tanda tangan kakak-kakak OSIS. Kamu, kira aku kenal mereka semua!?"
"Kamu tidak tau saja, waktu itu aku sudah dapat hampir semua tanda tangannya."
"Lantas untuk apa kamu memohon padaku seperti pengemis? Berbual ini lah, itu lah. Awal kenal, kamu mengesalkan, Dit."
Sementara Radit hanya tertawa kecil melihat reaksi Mia.
.
.
.*_Flashback on_*
_15.06.2005. SMAN 12 Jakarta._
"Ingat Ya! Jam 12.00 semua tanda tangan harus sudah terkumpul!"
"Iya, Kak!"
Mia sedang sibuk mencari tanda tangan ke sana, ke mari. Kenapa harus ada tugas seperti ini? Kalau memintanya mudah, oke-oke saja. Tapi, sepertinya senior di sini berniat mengerjai mereka.
"Kak, boleh minta tanda tangannya?"
"Boleh, tapi kamu nyanyi dulu sambil joged."
Dalam hati Mia, ia ingin sekali memaki senior yang satu ini.
"Lagunya apa, Kak?" akhirnya Mia memilih melakukan permintaan senior satu ini.
"Goyang dumang, hapal?"
"Hah?" kakak ini memang berniat mempermalukan dirinya, sepertinya.
Teman-teman yang lain lagunya k-pop semua, kenapa Mia malah lagu dangdut.
"Hapal, Kak."
"Yaudah, praktekan."
_🎶ayo goyang dumang, biar hati senang, semua masalah jadi hilang🎶_
"Wiih, keren gerakan kamu, Dek. Nanti kakak posting di Instagram OSIS. Sini bukunya!"
Dengan ekspresi menahan malu, Mia tetap tersenyum nenanggapi pernyataan senior satu ini. Ia akan ingat ini selamanya.
.
.
."Huh, mau ditaruh di mana wajahku ini nanti. Padahal baru pindah." Mia mengusap-usap wajahnya asal.
_Puk!_
"Ya? Ada apa, ya?" Mia langsung menoleh ketika merasakan ada yang menepuk punggungnya.
"Perkenalkan, aku, Raditya." sambil mengulurkan tangannya.
"Mia." menjabat tangan. Radit.
"Jadi, begini. Aku mau minta tolong, bantu carikan tanda tangan OSIS, bisa?"
Seketika Mia memandang dongkol, laki-laki di depannya ini.
"Maaf, tapi aku harus cari tanda tangan yang lain juga."
"Please! Kamu lihat? Setengah jam lagi jam 12. Aku tidak berani dengan kakak-kakak OSIS itu, tapi takut dihukum juga. Tolong, ya?"
*_Flashback off_*
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Member SPW
RandomJangan ragu ungkapkan isi hatimu. Kertas putih bahkan tidak melarang tinta hitam menodai dirinya, jadi kenapa kamu harus takut dan ragu untuk menuangkan apa yang kamu alami ke dalam kertas puisi yang setia menemani? Ttd -Admin Mayla.