#Cerpen RAIN WITNESS OUR LOVE

9 4 0
                                    

*Deviani Hanum Mumtaz*

*Ig : @devianiihnmtz_14*
*Wp : @devvhnmtz0814__*

Cuaca pagi ini tidak cukup baik, awan yang mendung membuat pagi menjadi lebih gelap dari biasanya. Embun yang dingin, dan dedaunan yang basah menandakan bahwa semalam sudah turun hujan.

Mutiara Alyssa Putri, seorang siswi SMA sedang berdiri di antara pintu rumahnya yang terbuka. Pandangannya menyapu lingkungan di hadapannya, sesekali melihat seragam putih abunya yang sudah terpakai rapi oleh dirinya.

“Hari ini, kamu berangkat bareng papah aja, Ra” ucap mamah Ria dari belakang Ara.

“Eh mamah” Ara terkejut.
“Emm, gak papa kok, nanti Ara berangkat sendiri aja” ucap Ara.

“Tapi kan cuacanya mendung, kalau nanti hujan pas kamu di tengah jalan, gimana?” Tanya mamah Ria khawatir.

“Semoga aja gak hujan. Lagipula ini mendung kan karena hujan semalam” Elak Ara.

Sebenarnya apa yang di ucapkan mamah adalah hal yang sejak tadi Ara renungkan, tapi Ara tak mau merepotkan papahnya. Ara pikir, jika papah mengantarnya terlebuh dulu, maka waktu papah akan tersita yang bisa saja membuat papah telat bekerja.

“Ara, hari ini papah antar kamu.” Ucap papah yang baru saja menghentikan mobil di depan pandangan Ara.

“tapi pah…”

“Papah gak terima penolakkan. Lagian nih ya, papah gak bakal telat kalau Cuma nganter kamu. Dan kalaupun telat, gak ada yang bisa hukum papah” Timpal papah Putra.

Ara menurut masuk ke dalam mobil papah. Meski ia mengkhawatirkan pekerjaan papah, ia lebih khawatir jika membantah perintah orang tuanya.

Papah Putra menghentikan mobilnya tepat di depan gerbang sekolah Ara. Sebelum keluar dari mobil, Ara mencium tangan papahnya terlebih dahulu. Dibukanya pintu mobil, terlihat tetesan air yang berjatuhan dari awan.

“gerimis Ra, kamu bawa payung gak?” Tanya papah.

“gak bawa pah. Ara bisa lari kok” ucap Ara yang bersemangat melewati tetesan gerimis.

“papah juga kebetulan gak bawa. Ya udah, kamu hati-hati” Ucap papah yang direspon anggukan dari Ara. Setelah itu, Ara bergegas keluar mobil sembari berlari kecil menuju kelasnya.

Untuk sampai ke kelas XI Ipa 1, Ara harus melewati lapangan terlebih dulu. Tak disangka, tetesan gerimis bertambah deras, Ara pun mempercepat langkahnya dengan tetap menjaga pakaiannya agar tidak terlalu basah.

_Brukk!!_

“Eh, maaf” Ucap Ara setelah ia rasa menabrak seseorang.

“Iya gak papa” saut orang tersebut.
“Indra” ucap orang tersebut mengulurkan tengan kanannya, namun tak ada respon dari Ara.
“Indrana Januar, XII Ipa 2” ujar orang bernama Indra tersebut.

“Eh, maaf. Ara, XI Ipa 1” ucap Ara menyambut uluran tangan tersebut sejenak.

“Singkat banget namanya” ujar Indra.

“Mutiara Alyssa Putri” Ucap ara tersenyum canggung.

“ohh. By the way, maaf ya barusan gak sengaja” jelas Indra.

“Eh, justru aku yang harus minta maaf kak, tadi aku lari gak hati-hati” timpal Ara.

“Ya udah, lain kali hati-hati. Aku ada tugas di kelas, duluan ya” ucap Indra sambil berlalu dari hadapan Ara.
“Oh iya, lain kali kalau ketemu lagi, gak usah panggil kakak. Panggil nama aja” Indra berbalik sebentar, lalu kembali bergegas.

Diary Member SPWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang