Malam begitu indah dengan adanya bintang yang terang benderang di langit, seorang gadis remaja berumur 18 tahun termenung menatap langit dengan tatapan sendu. Hatinya yang sangat sedih dan rapuh, jika teringat kembali kenangan bersama sang kekasih yang kini berada di alam yang berbeda, remaja itu meneteskan cairan dari matanya yang membasahi pipi lembutnya. Tak terasa waktu telah larut malam dan cuaca berganti mendung, angin berhembus sangat kencang, langit mulai meneteskan rintikan-rintikan air, mungkin langit mengetahui bahwa ada makhluk bumi yang sedang berduka.
Sungguh mendukung sekali cuaca malam ini.
Pintu balkon berderet, tapi remaja itu masih asik dengan renungan nya, sebuah jaket menempel di tubuhnya dan bangku sebelah kirinya terisi dengan sosok seorang gadis remaja yang sepantaran, itu adalah sahabatnya, mereka satu rumah.
"Kenapa hujan tega kepadaku? "
"Kenapa hujan selalu datang tidak bersamanya?"
Padahal hujan telah membawa dia pergi jauh, tangis gadis remaja itu."Hujan tidak salah,bitu memang takdirnya seperti itu, jangan bersedih terus kamu tidak mau kan dia ikut sedih di sana, kamu harus mengikhlaskannya."_sahabat menenangkan_.
"Mari besok pagi berkunjung ke makamnya"_ajak sahabatnya",Yang dibalas dengan anggukan
Ade Agil*
Akun IG & Wattpad : *@ade_agil18 & @adeyy*
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Member SPW
RandomJangan ragu ungkapkan isi hatimu. Kertas putih bahkan tidak melarang tinta hitam menodai dirinya, jadi kenapa kamu harus takut dan ragu untuk menuangkan apa yang kamu alami ke dalam kertas puisi yang setia menemani? Ttd -Admin Mayla.