di batas keraguan,tersimpan keyakinan,ketulusan cintaku
ku ingin kepastian,sungguh adanya aku untuk dirimu kasih
mengapa..mengapa kau tak mengerti halusnya perasaanku
kau goreskan keraguan
namun kumenyayangimu walau hilang kepercayaan,biar cinta menuntunku
haruskah ku pergi darimu?harus kah....
mengapa..kau tak mengerti,halusnya perasaanku
kau goreskan keraguan
namun ku menyayangimu walau hilang percayaku
biar cinta menuntunku..
prok....prok...prok...
"Terimakasih"ujar gadis cantik juga ayu itu pada banyak penonton yg bertepuk tangan riuh
Gadis itu pun segera turun dari panggung kecil cafe tersebut dan berjalan kebelakang panggung dimana ada teman-temannya yg sedang menunggunya
"Wah mati gile keren lo Shan.."ujar Beby,gadis berlesung pipi itu memeluk hangat gadis tersebut yg bernama shani
Shani indira natio,gadis berusia 18 tahun yg kini duduk di bangki kuliah semester 4 membalas pelukan beby sahabatnya.setiap malam ia akan berkerja di cafe sahabatnya itu untuk membiayai hidupnya dan adiknya setelah kematian kedua orang tuanya
"makasih Beb"seusai berpelukan Kinal,salah satu sahabatnya mengantarnya pulang
tepat pukul 22.00 shani sudah sampai dirumahnya yg sederhana,sangat sederhana dimana adiknya telah menunggunya disana
"makasih ya Nal,maaf ngerepotin lo terus"ujarnya merasa tak enak pada sahabatnya itu
"aelah Shan,gak usah sungkan gitu kali.lo udah kayak sodara gue"ujar kinal membuat shani tersenyum
ia bener-bener beruntung memiliki sahabat yg baim seperti mereka
"yaudah gue cabut ya"Shani mengangguk membiarkan mobil sahabatnya itu melaju meninggalkannya
Shani segera masuk kedalam rumahnya dan langsung disambut baik oleh adiknya
"kakak!"girangnya lalu memeluk erat Shani.
Shani tersenyum,nengeratkan pelukannya dan mengusap lembut kepala adiknya
"Kok belum tidur Bil?entar kesiangan lho.."Shani melepaskan pelukannya lalu menuntun sang adik untuk duduk bersamanya
Nabilah ratna ayu natio,gadis berusia 14 tahun yg kini duduk di bangku smp hanya menguap pelan
"Nungguin kakak"ujarnya membuat Shani kembali tersenyum
"Yaudah yuk tidur,kamu duluan ke kamar ya kakak mau bersih-bersih dulu"nabilah mengangguk,berjalan menuju kamarnya dan Shani
Shani yg melihat itu tersenyum kecil,berjalan ke arah meja belajarnya yg diletakkan disana dan mengeluarkan berkas-berkas yg dibawanya dari kampus
Matanya tampak berbinar ketika melihat sebuah kertas yg bertulisan tentang beasiswa untuk melanjutkan kuliah s2 di swiss.bahkan bisa dilihatnya jurusan utamanya adalah kedokteran.
"Mudahan,dengan ini aku bisa jadi dokter dan bisa nyembuhin nabilah dari penyakitnya"ujar shani lalu kembali menyimpan kertas-kertas itu dan berjalan menyusul nabilah yg sudah menunggunya
Begitulah kehidupannya dan adiknya,shani selalu berusaha memberi yg terbaik untuk adiknya karna hanya nabilah lah yg selamat dari kebakaran saat itu
Kebakaran yg menewaskan kedua orangtuanya juga kakaknya membuat shani terpuruk,saat itu ia baru berusia 14 tahun sedangkan adiknya berusia 10 tahun.
Mereka adalah keluarga yg harusnya sangat harmonis tapi karna suatu tragedi yg membuat mereka kehilangan segalanya,segala yg mereka punya
Ayahnya dulu adalah seorang pengusaha sukses tapi karna kelicikan seseorag dia sukses menghancurkan perusahaan ayahnya
Keluarganya bener-bener hancur hingga kebakaran itu semakin nembuat shani terpukul,tapi ia beruntung masih memiliki sahabat yg peduli padanya
Peduli dan menyayanginya seperti keluarganya sendiri