Problem

2.9K 286 19
                                    

Happy Reading.

°

Jimin Tersenyum memperhatikan Aliya yang tengah sibuk dengan berbagai bunga rangkaiannya, kekehan Jimin terdengar saat melihat perut Aliya sudah membesar, jika dihitung normal kehamilan Aliya baru berusia 3 bulan tapi karena yang dikandung bukan bayi manusia Akhirnya perutnya membuncit seperti hamil 9 bulan.

Tertawa saat melihat Aliya yang sepertinya memarahi anak mereka, yah Sepertinya tendangan keras dari anaknya, Aliya masih tidak tahan sakit dan itu berlaku untuk anak mereka.

"Kandungannya baik-baik saja Jim!" Jimin berbalik dan menemukan bibinya yang mendekat, beberapa hari yang lalu Jimin dan Aliya memaksa Jin Hee untuk kembali bersama mereka. Karena hanya Jin Hee saja yang tersisa dalam tetua mereka. Jin Hee menolak tapi karena paksaan Aliya akhirnya Jin Hee mau. Aliya perlahan menerima takdirnya, bahkan kadang-kadang Aliya bertanya seperti apa bayi Vampir dan bagaimana menjadi seperti Vampir. Kejutan bukan? Aliya mulai menerimanya dengan lapang dada.

Aliya mulai bisa mengendalikan dirinya sendiri. Aliya tidak mudah emosi atau terpancing emosi sekarang. Dan ada satu yang Jimin sesalkan. Aliya harus meminum darah untuk anak mereka. Jimin tidak tega melihatnya, Aliya manusia pasti akan timbul rasa jijik jika meminum darah, tapi karena rasa sayang yang begitu besar pada anak mereka Aliya tidak keberatan minum darah. Hanya satu Minggu sekali, dan itu tetap saja mengerikan.

Aliya tidak pernah merasakan sakit dari tandanya lagi, itu karena Jin Hee memberitahu Aliya untuk melawan rasa sakit itu. Aliya punya 3 darah sekaligus dan menghilangkan rasa sakit bukan perkara sulit. Itu terlalu mudah untuknya. Pernah Jimin melihat tanda teratai dileher Aliya merah. Sangat merah seperti terbakar tapi Aliya hanya bisa saja. Setelahnya tanda itu kembali seperti semula.

Kata-kata Jin Hee terbukti, Mingyu menemukan bukti jika Peramal itu adalah Vampir Hitam. Mingyu memergoki jika Peramal itu mengunjungi makam kedua orang tua Aliya dan Mingyu juga menemukan bingkai manusia dari tempat Peramal itu. Vampir Hitam butuh darah manusia untuk tetap hidup. Itu mutlak.

"Sepertinya Vampir itu mulai merencanakan sesuatu. Bibi merasakan jika akan ada hal buruk yang terjadi" Jimin Mengangguk pelan. Jimin juga merasakannya.

"Sepertinya kau harus berbicara dengan Aliya. Dia harus cepat menyerah, lebih baik dia menjadi Vampir sebelum melahirkan. Itu jauh lebih baik!" Saran Jin Hee.

"Aku mengerti Bibi. Aku akan membicarakan itu pada Aliya. Bibi jangan khawatir"

°

"Apa?" Jimin tidak menjawab, melainkan terus menyesap kulit leher Aliya. Jelas Aliya melenguh dan sedikit mendesah.

"Oppa!" Aliya merasakan jika Jimin mengeluarkan taringnya dan itu mulia Mengganggu Aliya.

"Kenapa hem? Kau takut?" Aliya mendecih dan membalik tubuhnya, mengusap pipi Jimin dengan lembut.

"Bagaimana bisa aku takut? Oppa saja sudah pernah menyesapnya dari leher" Jimin terkekeh dan mencium bruntal bibir Aliya. Menyesapnya bergantian atas dan bawah. Membelitkan lidahnya kedalam lidah Aliya. Mendominasi dan mengecupinya berulang-ulang.

"Hem Oppa!" Tubuh Aliya berbaring keatas ranjang karena dorongan Jimin, tidak sepenuhnya karena perut Aliya yang membesar. Jimin masih mencumbu istrinya dengan ganas. Aliya sendiri hanya mengikuti permainan Jimin.

"Sayang?" Aliya membuka matanya mendengar ucapan Jimin. Mata Jimin mulai berkabut dan menandakan jika Jimin punya keinginan lebih.

"Apa hem" Jimin tersenyum dan mendekatkan dirinya pada bibir Aliya.

The Flower! ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang