The Flower.

5.4K 346 32
                                    

Happy Reading.

-

"Yuhuuuuu. Yeyyyyy, Ibu yang terbaik. Yaaaaaa!" Diatas ranjang mereka Joon terlihat jingkrak-jingkrak dan terus berteriak, melompat keatas dan membuat orang tuanya tertawa, anaknya benar-benar kegirangan.

"Joon-a duduk yang benar!" Joon menghentikan kegiatannya dan menatap ayah serta ibunya.

"Tidak mau. Joon mau lompat-lompat, senang dapat adik" ucap Joon yang terus saja tersenyum lebar.

Aliya dan Jimin yang melihat itu tertawa keras. Joon senang karena Aliya hamil lagi, jelas keinginan Joon untuk punya adik terwujud. Joon senang sungguh.

"Janji jadi kakak yang baik untuk adik ya?"

"Pasti ayah. Oh ya Joon keluar dulu ya. Joon mau mengatakan pada paman Mingyu jika Joon akan punya adik. Dah ayah ibu!" Joon melesat menghilang dan membuat Aliya dan Jimin tertawa. Girangnya Joon akan punya adik dan sekarang Joon akan pamer pada yang lain. Dasar anak kecil.

"Terima kasih!" Aliya tersenyum dan menggenggam tangan Jimin. Masuk kedalam pelukan hangat Jimin dan menyandarkan kepalanya di dada Jimin.

"Akulah yang berterima kasih Oppa. Terima kasih untuk semuanya" Jimin membalas pelukan Aliya dengar erat. Mengecup sayang puncak kepala Aliya. Menyalurkan kasih sayang untuk istrinya. Jimin bahagia dengan keluarga kecilnya. Sungguh.

"Oppa!"

"Ada satu keinginanku yang belum Oppa kabulkan dan ini sudah 2 tahun!"

"Apa itu!"

"Mengunjungi makam ayah dan ibu. Oppa lupa?" Jimin tertawa dan mengusap pundak Aliya.

"Kita pergi ber 3. Ah berempat sayang" Aliya terkekeh dan mengecup leher Jimin lembut.

"Aku menunggu itu. Ah ya sebaiknya kita ajak bibi Jin Hee. Dia sepertinya tidak keberatan!"

"Terserah padamu"

-

Mereka berempat berdiri dimakan kedua orang tua Aliya, membawa karangan bunga teratai dan hanya diam. Jimin menarik Aliya dalam pelukannya. Ini adalah pertama kalinya Aliya kesini, kedunia Manusia dan mengunjungi makam kedua orang tuanya. Sementara dirinya dan Joon sering kesini saat Aliya tidak ada dulu.

"Bibi dulu" Aliya mempersilahkan Jin Hee untuk memulai. Ini juga kunjungan Jin Hee yang pertama dimakam laki-laki yang dicintainya.

Jin Hee Terlihat menghela nafas dan menatap pusara yang bertuliskan Kim Tae Hoon. "Sudah sangat lama Tae Hoon-a. Ini sudah berpuluh-puluh tahun yang lalu dan aku masih merasakan itu. Perasaan ku pada mu masih sama. Masih mengagumimu. Aku tidak tau kenapa ini sangat sulit dihilangkan. Kurasa hanya kau yang tau jawabannya. Aku bahagia saat kau memilih Hae In. Dia baik dan lihatlah anakmu denganya. Dia sangat cantik dan sudah dewasa sekarang. Aku bahkan sempat tidak percaya jika dia anakmu. Matanya mirip denganmu dan itu juga yang membuatku tidak bisa lupa padamu. Anakmu mengingatkan aku padamu. Dia mirip dengan Hae In. Sama cantiknya dan dia juga berkorban banyak hal. Sama seperti Hae In. Awalnya aku takut berada didekatnya. Kufikir dia akan melukaiku, tapi aku salah, dia tidak pernah melukai aku. Dia lembut dan baik, dia juga menolongku. Anakmu sempurna Tae Hoon-a. Aku hanya ingin mengatakan jika aku bahagia disini, bersama anakmu dan cucumu. Dia menikah dengan anak Jisung Oppa. Kau pasti tau bukan takdirnya. Mereka memang dituliskan untuk bersatu. Keponakanku sangat mencintai anakmu. Kami bahagia disini Tae Hoon-a. Kau juga harus bahagia disana. Harus bahagia!" Jimin menarik Jin Hee dalam pelukannya. Jin Hee terisak dan Jimin mengerti akan perasaan Jin Hee.

The Flower! ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang