"Gimana?" Tanya Raky kepada adik iparnya.
"Sedikit lebih baik. Tapi ini memasuki tahap waspada kak. Kita harus beneran jaga kakak jangan sampe Hamil dulu." Raky menganggukan kepala mengerti.
"Ehm itu ... Untuk lebih berjaga-jaga ... Bisa gak kalo ... Kalo kalian jangan berhubungan ba...,"
"Enggak bisa!" Tanpa sadar Andira menatap kakak iparnya itu tajam yang dibalas dengan pandangan datar oleh kakak iparnya itu.
Sesaat dua orang yang aslinya punya sifat pendiam itu seakan berbicara melalui pandangan mata."Ayolah hanya untuk dua bulan!" Raky menatap Andira tak suka karena itu.
"Walaupun udah di suntik tetap ada kemungkinan hamil lho kak. Apalagi sekarang Kakak itu masa subur banget karena minum jamu terus. Ingat yang bermasalah itu rahim kakak yang gak akan sanggup nampung bayinya bukan hal lain kemungkinan bisa hamil itu tetap banyak." Raka menggelengkan kepala tetap bersikeras tak mau.
Tanpa sadar Andira sudah menarik napas dalam."Kak ... Atau kakak pakai...," Andira berdeham tak enak. Kenapa dengan kakak ipar bisa secanggung ini sih! Pikir hatinya kesal.
"Aku juga gak mau pake gituan," jawab Raky seolah mengerti apa yang hendak Andira bicarakan.
"Ok gini aja. Gimana kalo seminggu sekali aja." Raky menatap Andira makin tajam.
"Ok dua minggu sekali." Andira tersentak saat Raky menggeram tak suka. Tanpa sadar Andira tersenyum mengejek.
"Ok lima hari sekali Mengertilah kak. Ini demi kak Salsa." Raky masih menatap Andira tak suka. Baru mau membantah seseorang sudah menghampiri mereka membuat dua orang itu menatap orang itu serentak.
"Eh Suami Salsa bukan sih." Raky menatap perempuan itu tak suka sedangkan Andira menatap perempuan itu bertanya-tanya.
'ini temen kakak yang mana sih.' Batinnya karena memang Salsa punya banyak teman."Oh beneran yaa. Raky kan? Ini Gua sahabatnya Salsa waktu SMA." Raky mengangguk saja tanpa tersenyum. Lalu perhatian perempuan itu kini beralih ke arah Andira dan menatapnya bertanya. Salsa yang kini tengah minum jus tersentak karena itu.
"Dan ... Kamu ini..."
"Adiknya kak Raky!" Balas Andira cepat membuat wanita itu menganggukan kepala. Beruntung perempuan ini belum pernah bertemu dengannya pikir Andira.
"Oo ok kalo gitu Gua mau ke sana dulu yaa ngumpul. Tadi pengen sapa Suami sahabat Gua." Raky menganggukan kepala sedangan Andira berdecih sinis.
Tentu saja aslinya tidak begitu mereka hanya ingin mengetahui siapa Andira bagi Suami sahabatnya ini kalau selingkuhan kan bisa dapat banyak keuntungan. Bisa dapat bahan gosip terhangat dan kemungkinan mereka bisa mengantikan posisi Andira.
"Kenapa bilang gitu?" Tanya Raky kesal.
"Kalo Dira bilang kalo aku adiknya kak Salsa maka saat mereka ngumpul akan ada bahasan ini. Kak Salsa gak boleh tau kalo kita selalu ketemu kak atau dia curiga. Lagian Dira bener kok." Raky diam saja mendengarkan penjelasan adik iparnya itu..
"Nah ok sampai mana tadi. Ahh iya kakak harus patuhi omongan Dira. Kalian cuman boleh berhubungan badan lima hari sekali entah bagaimanapun kakak harus tahan. Atau kalau benar-benar tidak tahan gunakan alat lain." Raky menatap Andira tajam sedangkan Andira mulai bersiap untuk pergi.
"Ok Dira pergi dulu." Raky menatap Andira tak suka.
Oh yang benar saja mana sanggup dia bertahan dalam dua bulan!
~~••~~
"Kami liat laki lho tadi sama adik nya." Salsa terdiam saat mendengar suara temannya itu. Pikirannya mulai kemana-mana terutama tentang kehamilannya. Dalam pikirannya saat ini pasti adik Raky membahas dia.
"Oh yaa," balas Salsa basa-basi.
"Iyaa cantik ya adik ipar lho hampir mirip-mirip sama Lho lah." Salsa tertawa mendengar itu. Dipikirannya saat ini temannya itu sedang menggodanya. Mana ada dia mirip dengan adik iparnya.
"Kapan-kapan lho ikut kita lah Sal kumpul-kumpul. Jarang banget Lho ikutan sekarang." Salsa terdiam meringis mendengar itu. Bukannya tanpa alasan dia tidak mau ikut.
"Ok liat aja nanti lah." Balas Salsa pelan lalu mencari topik lain untuk segera mengakhiri obrolan jarak jauh ini.
Saat obrolan itu sudah berakhir Salsa menatap taman di depannya dengan pandangan sedih.
Setiap kumpul-kumpul mereka pasti akan membahas perkembangan anak dan akhirnya bertanya padanya apa dia sudah hamil, menyarankan dokter dan sebagainya lagi dan lagi Salsa akan terluka karena itu.
Salsa tersentak saat kepala seseorang sudah berada di lehernya menyesap aroma lehernya dalam.
"Udah pulang," ujar Salsa pelan sambil mengelus kepala itu lembut.
"Belum makan kan?" Pria dilehernya itu menggelengkan kepala.
"Yuk makan dulu." Saat Salsa hendak memutar tubuh Raky menahan Salsa dan makin memeluk istrinya itu erat dari belakang. Salsa terdiam beberapa saat. Entah dia kenapa hingga terlalu sensitif hingga hal seperti ini dia ingin menangis rasanya.
"Cinta kamu." Satu air mata Salsa jatuh kendengar itu. Dengan cepat tangannya menghapus air matanya lalu membalik tubuh paksa menghadap suaminya.
"Mas, kita cari makanan di pinggir jalan yuk." Raky diak beberapa saat menatap wajah Salsa lekat. Salsa yang sadar di perhatikan menonggakan kepala dan tersenyum manis.
"Mau makan kotoprak Mas." Pria itu menganggukan kepalanya pelan lalu mulai bersiap untuk pergi. Saat itulah Salsa menangis dengan membekap mulut.
Makin hari dia makin takut saja. Takut kalau suaminya berpaling darinya, takut kalau suaminya meminta untuk poligami. Karena apapun prilaku suaminya itu nanti tak akan ada yang membelanya. Karena nyatanya Salsa memang tak sempurna.
~~•••~~~
Semoga suka. Share ke teman kalian dong say😘😘💜💜💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Demi Bayiku (Lengkap)
Romance"Ibu belum Hamil," kata-kata itu mampir ditelinga Salsa yang sudah menikah hampir dua tahunan. Tak bisa punya anak adalah suatu kegagalan untuk wanita begitupun yang dirasakan oleh Salsa. Belum lagi tekanan keluarga dan masyarakat makin membuatn...