"Nona mobil sudah siap, silahkan masuk," Ucap Baron.
"Bunga Lily yang aku minta kemarin sudah kau beli?" tanya Liona Kepada Baron, salah satu Bodyguard nya .
"Sudah nona, Bunga nya sudah saya beli."
"Kalo gitu cepat kita segera ke sana, Dia sudah menunggu ku."💜💜💜
Setelah sampai Liona pun segera turun dan langsung menemui seseorang yang sudah 2 tahun tidak Liona temui, tak lama Liona tiba di depan pusaran makam seseorang yang amat dia sayangi. Liona pun meletakan Bunga Lily yang dia bawa, entah sejak kapan air mata nya keluar saat melihat makam yang ada di depan nya ini.'LEONARD MAXWELL'
nama yang begitu indah terpapar di atas batu nisan, pusaran makam yang ada di depan Liona. Penyesalan selalu Liona rasakan ketika berada di makam Leon, kenangan itu kembali menyerang ingatannya dan membuat Liona kembali menangis kencang, bahkan mulutnya terus memanggil nama Leon.
"Apa kabar sayang? Maafkan aku, maaf Karena aku sudah lama tidak mengunjungi mu dan aku sangat merindukan kamu. Apa di sana sangat indah sayang? Aku ingin bersama mu dan menghabiskan waktu ku hanya bersama mu, tapi Daddy dan Kakak ku melarang aku ikut bersama mu" ucap Liona dengan isakkan tangis yang makin menjadi-jadi, "Aku menyesal atas kejadian itu, Aku sangat menyesalinya. Andai saja waktu itu aku mempercayai kamu, mungkin kamu masih ada bersama aku di sini dan kita akan bahagia" lanjutnya.Liona masih menangis di depan pusaran makam Leon, sesekali Liona kesulitan bernafas akibat terlalu lama menangis. Baron yang melihat majikannya yang sudah lama menangis menjadi tak tega, mengapa gadis sebaik majikannya harus menerima kejadian seperti itu.
"Nona kau sudah menangis begitu lama, jika tuan Leon melihat nona seperti ini pasti dia akan bersedih di surga sana" ucap Baron.
"Aku pun tak tau mengapa air mata ini terus saja keluar setiap kali mengenangnya, Aku sangat merindukannya Baron. Andai saja waktu itu aku tidak bertengkar dengannya, pasti dia tidak akan di dalam sana."
"Itu bukan kesalahan mu, itu sudah menjadi takdir yang Tuhan berikan dan kita tidak bisa menghindarinya. Tuhan lebih sayang dengan tuan Leon sehingga dia mengambil tuan Leon di sisinya jadi berhenti menangis ya nona" lagi-lagi Baron berusaha menenangkan majikannya agar tidak terlarut dalam rasa penyesalan nya, "Nona harus memulai lembaran hidup baru, tuan Leon pun pasti mengharapkan yang sama. Nona orang yang baik jadi saya berharap nona selalu hidup bahagia dan melupakan kejadian itu," lanjutnya.
"Bagaimana aku bisa bahagia dan melupakan kejadian itu Baron, lihatlah orang yang ku cinta ada di dalam makam ini dan itu semua karena aku." Setelah percakapan Liona dan Baron, suasana kembali hening hanya ada suara isak tangis dari Liona.drt...drt...drt...
"Nona..." panggil Baron, "Tuan Barack mencari anda" lanjutnya sambil menyerahkan sebuah Handphone kepada Liona. Liona pun menggambil Handphone yang di berikan Baron kepadanya setelah itu Liona berbicara kepada Barack.
"Ada apa?" tanya ku dengan nada kesal.
"kau dimana?" tanya nya di sebrang sana.
"Di makam Leon, ada apa kau mencari ku? Menganggu saja."
"Cepat kembali ke rumah, Dad dan aku ingin berbicara sesuatu kepada mu."
"Nanti saja bicaranya, saat ini aku masih merindukan Leon dan aku juga tidak ingin pulang sekarang, Jadi jangan menganggu ku."
"Jangan terlalu lama di sana, jika di sana terlalu lama kau akan menangis seperti orang bodoh."
"Yang kau Katai bodoh adik mu sendiri, jadi kau sebagai Kaka sama bodohnya."
"Enak aja, ya sudah cepat pulang ke rumah karena Dad dan aku sudah lama menunggu mu."
"Dasar Kaka idiot! Menganggu saja" kesal Liona, setelah itu Liona pun memutuskan sambungan telpon nya dan menyerahkan Handphone yang Liona pegang kepada Baron.
"Nona sebaiknya kita pulang saja, pasti Tuan Sean dan Tuan Barack sudah lama menunggu anda di rumah" ucap Baron.
"Tunggu sebentar, Aku ingin pamit kepada Leon" Liona pun kembali menatap pusaran makam yang ada di depannya dan mengusapnya dengan penuh cinta, "Leon sayang sepertinya aku harus pulang karna Dad dan Ka Barack sudah menunggu aku di rumah, Aku janji akan sering datang ke sini dan membawa bunga lily kesukaan mu. Aku akan selalu mencintaimu dan akan selalu merindukanmu Leon." Sebelum pergi Liona kembali mengelus batu nisan Leon dan menciumnya.Baron pun menghampiri Liona untuk memberitahu bahwa mobilnya sudah siap, Liona pun berjalan menuju mobilnya dengan di ikuti Baron beserta beberapa Bodyguard di belakangnya. Sebelum Liona sampai di mobilnya, seseorang menabrak Liona sehingga membuat tubuh Liona yang tidak seimbang terjatuh di tanah. Orang itu pun buru-buru membantu Liona untuk bangun.
"Apa kau tak punya mata untuk melihat bahwa ada orang di sekitar mu? lihatlah kau membuat aku terjatuh!" ucap Liona dengan kesal karena tangan nya menjadi lecet akibat terjatuh tadi.
"Maafkan aku nona karena telah membuat mu terjatuh, aku sedang buru-buru dan tidak sengaja menabrak mu" ucap orang yang menabrak Liona, "Apa kau terluka? kalo kau terluka mari aku antar kau ke rumah sakit" sambungnya.
"Sudah lah lupakan saja, ayo Baron kita pulang."
"Tunggu nona, ini kartu nama ku" ucapnya sambil menyerahkan kartu namanya, "Jika terjadi sesuatu kepada mu, kau bisa menghubungi ku oh iya perkenalkan nama ku Grey Lavendra. Kau bisa memanggilku apa saja bahkan memanggilku sayang juga boleh" ucap Grey sambil bercanda.
"Aku tidak peduli dengan nama mu lagi pula aku tidak akan pernah bertemu lagi dengan mu, sudahlah aku ingin pulang."
"Aku pastikan kita akan selalu bertemu lagi nona, siapa tau aku adalah jodoh mu."
"Apa kau selalu berbicara omong kosong kepada seseorang yang baru kau temui? Jangan-jangan kau sudah gila ya makanya ucapan yang kau keluarkan selalu ngelantur."
"Kita lihat saja nona, aku jamin kita akan bertemu lagi dan akan selalu bertemu kerena mungkin kita berjodoh."
"Sudah lah, Ayo Baron kita pulang!" kesal Liona, Liona pun pergi meninggalkan Grey dan masuk ke dalam mobilnya yang sudah di siapkan oleh Baron."Tenang saja Liona Margaretha Lawrence... permainan ini belum mulai, aku pastikan kau akan hancur dan membayar atas segala dosa yang telah kau lakukan" ucapnya sambil menunjuk senyum smirk nya, tak lupa matanya yang tajam melihat kepergian mobil Liona.
💜💜💜
[Liona POV]
Aku pun sampai di rumah dan langsung menghampiri Dady dan Kaka ku yang sudah menunggu di ruang keluarga.
"Ada apa Dad?" tanya ku.
"Bener kan Dad apa yang Barack bilang, pasti dia menangis seperti orang bodoh di pusaran makam Leon. Lihat saja matanya dan hidung nya sampai merah seperti itu pasti dia menangis begitu lama" ucap Barack.
"Kau terlalu banyak omong, seperti ibu-ibu arisan saja. Cepat Dad katakan apa yang ingin Dad dan Ka Barack sampaikan kepada ku."
"Dad berencana mengajak kamu untuk mengurus perusahaan Dad bersama dengan Barack."
"Aku tidak mau Dad! berkas-berkas di kantor Dad membuat aku pusing di tambah aku sangat malas pergi ke kantor."
"Ayolah sayang, Dad mau kamu mengurus perusahaan Dad dengan kamu mengurus perusahaan siapa tau itu membuat kamu melupakan kejadian itu.
"Benar apa yang Dad katakan, lebih baik kau bergabung dengan perusahaan kita" ucap Barack.
"Tapi-"
"Tidak boleh ada penolakan! Lusa kamu harus pergi ke kantor bersama Dad dan Barack, kamu mengerti?" ucap Dady ku sambil menunggu jawaban ku.
"Baiklah aku pergi ke kantor, kalo begitu aku ingin pergi ke kamar karna hari ini aku sangat lelah."Aku pun pergi ke kamar setelah berbicara kepada Dad dan Ka Barack, aku pun menjatuhkan tubuh ku di atas kasur Queen size ku. Tadinya aku sangat lelah dan ingin tidur, tapi setelah berbicara dengan Dad aku jadi mikir apakah keputusan untuk berkerja di kantor Dad adalah keputusan yang baik? di tambah aku harus mengurus berkas-berkas yang membuat aku pusing ketika melihatnya. Sudahlah berhenti memikirkannya, aku pun bangkit dari kasur ku karena aku ingin bersih-bersih setelah itu tidur. Hari ini adalah hari yang melelahkan untukku di tambah luka lecet yang aku dapat karena cowok yang menabrak ku tadi. Setelah mandi, aku pun kembali ke kasur ku dan memejamkan mata ku dan tak lama aku pun ketiduran.
Leon, Bisakah aku bahagia?
Jangan Lupa kasih 🌟 ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Liona & Grey
Romance"Tenang liona Christopher.... Permainan baru saja dimulai dan ini awal kehancuran dirimu". Ucap pria dengan matanya yang sangat tajam melihat ke arah mobil liona yang sudah pergi dan pria itu sepertinya sangat membenci liona. _______________________...