Chapter 8 : Iksan menghentikan penyerangan

224 24 0
                                    

[ Iksan POV ]

Thurk buatan ayah dan ibu terpajang gagah di punggung belakangku, karena faktor panjangnya aku menaruh disana(cuma alasan). Aku berbalik memperhatikan Nisa yang memegang tiga buku sekaligus. Urgh, buku-buku itu menaikkan dadanya.

"Nisa, seberapa lama kita dapat sampai di Band?"

"Hm, kira-kira 20 menit jika kita menggunakan rute yang biasa.?"

"Kalau begitu 'setel' 20 menit kemudian.." titahku.

"Baik, guru.."

Kekuatan Nisa adalah waktu. Dalam kondisi saat ini kekuatannya sangat diperlakukan.

"Iksan.!" panggil Leon dari depan pintu. "Jangan terlalu berlebihan. Kau belum sembuh sepenuhnya,"

"Sudah kubilang ini bukan untuk bersenang-senang.." desahku. Terkadang Leon bisa merepotkan juga ya?

"Jaga Rina selama aku pergi.." pesanku. Nisa sepertinya sudah selesai saatnya pergi.

Tap......

Pada langkah pertama, kami berdua seketika sudah berada di depan gerbang kota Band.

Hebat. Kekuatan waktu Nisa sangat berguna dalam hal seperti ini. Buktinya aku bisa melihat gerbang depan yang... Hancur.

"He? Hancur??"

"Kakak.!"

Sebuah bayangan terbang ke depanku, refleks aku menghindarinya ke kanan. Bayangan itu jatuh ke belakangku tadi, ia adalah seorang saint. Nisa langsung mendekat dan melakukan pertolongan pertama tapi tidak bisa. Karena masih ada buku ditangannya.

"Hei, apa yang terjadi?" tanyaku seraya mengangkat kepala saint ini.

"Uhuk! K-kau? Jika tidak salah k-kenalannya gubernur. Y-ya, g-gubernur.."

"Apa yang terjadi pada Ram??!"

"G-gubernur s-sedang melawan m-monster itu. D-dia... Kuat."

"Kakak dia pingsan.."

Aku mengistirahatkan saint ini menjauh dari jalanan utama, ada pohon di dekat kami.

"Kerusakannya sangat parah. I-ini diluar perkiraanku, kak.."

"Aku merasakan ada aura negatif dimana-mana, kemungkinan mereka menggunakan sihir undead.."

"Jika ya maka itu sangat merepotkan, kak. Hanya gubernur Band yang memiliki sihir suci disini.."

"Ayo, Nisa. Aku mulai cemas dengan Ram saat ini.."

.A.N.O.T.H.E.R.

[ Author POV ]

Holy Wind :
Dance of Sword

Swush... Pruang?!

Salah satu pedang Ram yang menerjang dari depan seketika hancur setelah ditangkis(?) Smui, diikuti beberapa pedang yang melesat dari depan secara bergantian.

Slash, slash, slash.!

Smui mengayunkan pedang besarnya dengan cepat tetapi akurat menghancurkan setiap pedang angin Ram. Ram mencoba mengumpulkan pecahan angin yang tersebar dibelakang Ram dan menyerang.

Jdar!?

Tetapi sambaran petir yang berasal dari gear emas di punggung Smui tercipta, dan menghancurkannya.

[3]IKSAN : Another ThunderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang