Chapter 10 : " Iksan "

269 22 11
                                    

[ Author POV ]

Tim Ardian berhasil menyelamatkan ibunya serta adiknya Ardian dari penculikan, walaupun bukan sepenuhnya.

"Tidak ada yang terluka'kan? Apa tanganmu masih terasa sakit??"

"Aku baik-baik saja, ibu. Kak Ika sama kak Rika yang menyembuhkannya.."

"Ika, Rika, bibi sangat berterimakasih banyak.." tangis ibu Ardian sambil memeluk anaknya.

"Sama-sama, ibu~"

"Kak, yang benar itu 'nyonya' bukan 'ibu'.." ingatkan Ika. "Ara~? Kakak lupa.!"

"Kak Rika sengaja ya.?"

"Kakak lupa tapi sengaja, hehe~"

Ibu dan anak ini cuma pokerface. "Oh ya ngomong-ngomong Ardian tidak bersama kalian?" tanya ibu Ardian lanjut.

"Komandan ada urusan, Nyonya.." jawab Ika tegas. "Padahal cuma alasan agar tidak ketemuan sama ibu,"

"Ho~o jadi begitu.."

"Kak Rika!" raung Ika.

Sementara itu di ruangan yang menyekap kedua ibu dan anak itu, Ardian menggunakan 'Soul Connect' untuk dapat berhubungan dengan si pelaku.

"Siapa yang memberitahu kau soal ibuku? Jawab.." tanya Ardian sedikit memaksa.

Monster. Monster! Dia adalah monster!!

Pria berbadan besar penuh otot itu, bagian organnya tercecer dimana-mana tapi dia masih hidup dan dipaksa merasakan rasa sakit yang luarbiasa. Ardian menggunakan sihir telepati karena mulut dan telinga dari pria itu benar-benar hancur tak tersisa.

"Aku bisa 'membunuhmu' dan terlepas dari kutukan ini asal kau menjawab pertanyaanku. Siapa yang memberimu info itu!?" tawar Ardian.

B-benarkah? Kau tidak berbohong'kan!?

"Ya..karena aku adalah anaknya. Jadi Jawablah!"

Dia yang memberitahuku jika Ratu Kegelapan tersegel di dalam tubuh ibumu. Orang itu, bocah dengan rambut semerah api!

"Quema ya? Tapi jika dia benar-benar ingin membangkitkan ibu dia semestinya mengirim orang yang banyak dan kuat lagi karena ada aku dan ayah disini. Sampai-sampai aku harus memanggil Iks--"

"........."

Manik Ardian terbelalak. "J-jangan bilang!?"

Ardian langsung keluar dari tempat itu seraya menggunakan 'Kecepatan Petir' secepat mungkin.

"Aku harus cepat! Aku harap Iksan belum sampai di Astrea!"

.A.N.O.T.H.E.R.

[ Iksan POV ]

Aku merasa kasihan pada tuan puteri karena tiba-tiba pergi begitu saja tapi aku harus menyelamatkan ibu saat ini. Dan juga kondisi macam apa tadi itu? Bagaimana ia bisa tidur nyenyak hanya mengenakan handuk mandi saja?

Keluarga kerajaan memang hebat(?).

Aku berhasil keluar dari istana dengan 'Kecepatan Petir', selama perjalanan tanpa sengaja melihat perbaikan akademi. Mereka menggunakan sihir bukan fisik, ternyata zaman sudah maju ya?

"Tuan Iksan.."

"!?" seseorang tiba-tiba menghubungiku menggunakan 'Heart Speak'. Asal dari... Akademi.

Aku sangat buru-buru saat ini tapi entah kenapa aku malah pergi ke bagian dalam akademi. Tepatnya di lorong dekat anak tangga yang biasa aku dan senior Ambush tempati, disana sudah menunggu seorang pelayan wanita dengan pakaian putih-biru yang seksi.

[3]IKSAN : Another ThunderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang