Chapter 20 : Lawan alami

172 11 2
                                    

[ Author POV ]

Ruang bayangan yang membawa Rina muncul diruang bawah tanah yang ada di dalam Menara Presen, dirinya keluar dari sana seraya menangkis tusukan tangan dari Teur yang menargetkan wajah.

Aura hitam pekat mencuat keluar dari luka gores, mementalkan Rina ke sudut lain ruangan.

"Arh?" pekik Rina diikat oleh tali yang berelemenkan bayangan. "Kau tidak bisa lari!"

Teur melempar tombak darah hitamnya seketika. Rina menyelimuti dirinya dengan petir biru langit, memutuskan tali bayang dengan paksa dan menerima tombak Teur. Rina tersentak ke belakang karena kuda-kudanya kurang pas.

"Sekali lagi.!" seru Teur memunculkan tiga tombak yang sama.

"........."

Almight

Bzz.!

Ketiga tombak milik Teur disambar oleh petir biru langit. Yang membuat aneh adalah petir Rina menahan tombak-tombak itu ke lantai tanpa melenyapkannya.

"Sungguh petir yang tidak berguna.." cetus Teur tenang, dia bahkan menyempatkan untuk mengejek.

"Ya, benar sekali. Jika bukan karena sepupu yang membutuhkannya... Aku ingin petir ini lenyap saja!"

"!" Teur terkejut oleh tatapan Rina yang mendingin. "Dia berada di mode seriusnya." Teur menyeringai senang.

"Apa yang lucu?"

"Itu lucu, Rina. Aku tidak terkejut dengan keluarga yang memiliki dua kepribadian ini. Kalian benar-benar keturunan seorang bangsawan pembunuh, itulah kenapa aku menyukai kalian. Terlebih Quema.."

"Jangan berkata seolah kau mengenal kami, wanita iblis.."

"Maaf-Maaf, nona monster kecantikan.?"

Deep Sky Blue Thunder : Blue Controls

Petir Rina yang menahan tombak Teur menyatu dengan serangan itu. Warna biru langit menyelimuti. Rina mengendalikan ketiga tombak itu yang kini jadi serangannya menyerang Teur yang berada di depan. Enam cairan hitam mendadak muncul dibelakangnya dan menghancurkan ketiga serangan tombak itu.

"Aku harap kau tidak lupa dengan kekuatanku, dan mati begitu saja, Rina.."

"Tenang saja. Aku baru mulai!"

Pupil Rina jadi seputih perak dengan bola mata biru cerah, motif daun terbelah kecil-kecil muncul di manik itu.

Softness Sky Thunder : Circles Spin Strike

Petir biru langit sedikit kehijauan berkumpul di tiga titik dibelakang Rina, membentuk lingkaran yang siap menembakkan meriamnya.

Asesino de sangre Negra :
El Cielo se peone Rojo

Enam cairan dibelakang Teur membentuk kelopak mata dan menyebarkan serbuk merahnya.

"......."

"......."

"Hei Rina, seandainya aku dan ka--"

DASH!!

Teur tiba-tiba terpental ke belakang setelah Rina menghantamnya dengan cepat.

"Cepat sekali? Bagaimana bisa, bukannya karakteristik petirnya lembut.?" batinnya terkejut.

[3]IKSAN : Another ThunderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang