Chapter 3 : Pertempuran malam dua kubu

301 25 7
                                    

[ Author POV ]

"Sekarang lebih merepotkan.!"

Reaper mendengus lalu bayangannya membentuk semacam sabit ungu bermata hitam. "Shirdro, targetmu adalah Iksan Hacim. Sisanya serang kedua orang itu!"

""Baik!""

"Serahkan saja padaku.."

"Jangan pikir kalian bisa--?"

Batas Dilepaskan

Akselerasi

Dash!!

Satu laki-laki dan perempuan tiba-tiba sudah ada disamping kiri serta kanan Nazna. Mereka menusukkan pedang kembar mereka.

Grap!?

Sekejap Nazna berhasil menangkap kedua pedang itu. Nazna menyundul si perempuan dan membanting laki-laki ke tanah sampai mereka tak sadarkan diri.

"Berakhir sud--??" orang yang menyusup ke belakang Nazna terdiam saat tangan Nazna mencengkeramnya diam-diam.

"Kalian boleh juga.." seringai Nazna meninju perut orang itu.

"Salah satu Saint Terkuat memang hebat.." kagum Leon. "Aku juga tidak boleh kalah," gumamnya melirik ke belakang. Dimana ada bayangan Reaper. Leon menebas memutar menangkis serangan diam-diam itu.

"Kau.."

"Lawanmu adalah aku!"

Semantara itu Shirdro melesat ke tempat Iksan, menyerangnya dalam dua kali tebasan vertikal atas dan bawah dua kali berturut-turut, Iksan terpukul mundur karena menangkis kedua pedang besar itu hanya menggunakan pisau dapur yang sempat ia ambil.

"Lemah. Lemah!" teriak Shirdro menyudutkan Iksan.

"Orang ini.."

Ditempat Iksan menyambar petir biru tua dan mnenyetrum Shirdro mundur. Iksan memposisikan pisau dapur menusuk ke depan dengan kedua tangan siap mendorong ganggangnya.

Knive Thunder : Astral Blue

Slash!

Tebasan gelombang lurus seperti tembakan terarah ke Shirdro.

"........"









Lemah sekali!

Bzt?!

"??!" Iksan terkejut tebasan petirnya 'disambar' petir hijau Shirdro. Petir itu berbentuk kepala ular lalu menyeret petir biru Iksan sampai lenyap.

"Untuk orang yang 'ditakuti' kau begitu lemah, Hacim.."

"Urgh?! Apa maksudmu, hah? Dan juga petir apa itu!?"

"Ini adalah karakteristik dari Petir Warna-ku.."

"Karakteristik Petir Warna?"

"Oops~hampir saja aku kebanyakan bicara. Kami harus menghentikanmu sebelum hal tidak diinginkan terjadi.."

"Aku tidak mengerti maksudmu.."

[3]IKSAN : Another ThunderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang