Chapter 7 : Gawat! Di Band.?

252 23 0
                                    

[ Author POV ]

"Band... Akan diserang?!" pekik Rina keras.

"R-Rina, kau berisik.."

"Awh. S-sakit.." Rina meringis saat kesadarannya akan kondisi tubuhnya kembali. "Salahmu sendiri." datar Iksan menatap, ia duduk disamping ranjang dan memijit kening Rina.

"Ah~pijatannya enak sekali~"

"Bisa kau jelaskan kenapa mereka akan menyerang Band, Nisa?"

"Baik, guru. Kelompok ini bernama Albertos Company, mereka adalah kelompok pembunuh. Tugas mereka membunuh atau menyelesaikan masalah dalam cara melenyapkan target sesuai permintaan seorang klien. Dengan kata lain ada yang mengirim mereka untuk membunuhmu, guru.." jelas Nisa.

"Kau tahu banyak ya.."

"T-tidak. Saya cuma membaca dokumen milik kedua orangtua saya.." balas Nisa malu-malu.

"Lalu alasan mereka menyerang Band.?" Iksan masih penasaran dengan bagian itu. "Baik, itu karena guru memiliki hubungan dengan ibukota Neo ini. Gubernur Band adalah sahabat guru, andai guru meminta bantuan kepadanya maka kelompok itu tidak memiliki pilihan lain selain menyerang Band."

"Di sudut pandang berbeda kita dapat mengetahui jumlah penyerang.." seru Leon. "Yaitu lebih sedikit dari pasukan saint Band,"

"Tapi mereka semua kuat-kuat. Walau begitu akan menyusahkan andai mereka melawan seluruh pasukan itu.."

"Tetapi Nisa, itu mustahil. Jika benar aku meminta bantuan nantinya Ram tidak mungkin memerintahkan seluruh pasukan, bukan.?"

Semuanya diam melihat kepolosan Iksan.

"B-bukan itu maksudnya.." sweatdrop Leon.

"Hmm? "

"Bagaimana menjelaskannya ya? Oh? Bayangkan, Iksan. Andai kau melawan 50 saint tapi mereka semua adalah pemula.?"

"Itu... Merepotkan!" jawab Iksan memasang ekspresi malasnya.

"Aku mengerti sekarang, jadi begitu.." gumamnya.

"Tuan Leon hebat. Saya saja tidak pernah terpikirkan hal itu.." salut Nisa.

Leon tersenyum kecut. "Y-ya..karena Iksan itu adalah penggila pertarungan. Dia lebih suka melawan banyak orang kuat ketimbang berburu emas." pikir Leon.

Iksan tiba-tiba berdiri dan mengikat pedang di punggungnya. "Kalau begitu aku bakal pergi. Nisa, kau ikut aku.!"

"T-tunggu, Iksan. Kau tidak bermaksud pergi berdua saja'kan.?" tanya Leon.

"Memang itu tujuanku. Kau tidak perlu khawatir, aku akan menjaga Nisa(atau sebaliknya?).."

"S-saya mau bersiap-siap. Tunggu sebentar, guru." Nisa berlari ke arah rak buku, mengambil beberapa buku.

"Iksan."

"Aku tidak bermaksud bersenang-senang. Ada yang ingin kucari tahu. Kenapa mereka mengincarku?!"

.A.N.O.T.H.E.R.

Banyak warga Band berlindung di sisa puing-puing bangunan karena takut terkena sihir kedua pasangan full armor hitam bernama Gorsea dan Grisea. Mereka berdua menyebarkan miasma hijau yang dapat merubah seseorang menjadi zombie.

"Kalian tidak bisa bersembunyi. Jadilah tulang!"

"Ayah, aku takut--?" teriakan bocah laki-laki itu hilang setelah dirinya menjadi tengkorak seketika.

"Tidak! Anakku!"

"Hahahaha..." tawa Grisea melihat pemandangan di depannya. "Sialan!"  dengan nekat ayah dari anak tadi berlari ke Grisea.

[3]IKSAN : Another ThunderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang