[ Author POV ]
Srek.. Tap.
Iksan dibawa yang lainnya menjauh dari rumahnya yang baru saja habis terbakar dan kini hanya tersisa puing-puing... Akibat serangan Rina.
"Sekarang kita mau kemana? Rumah Iksan hancur dan kurasa paman Ata tidak suka itu.." cetus Nazna bertanya ke Rina.
"A-aku terpaksa.."
"Kita juga terkepung saat itu. Aku tidak tahu kenapa Iksan diincar tapi ini bukan hal yang baik." kata Leon.
"Leon, aku sudah memberitahukan kepada Yeou dan Safira untuk berjaga di rumah Iksan.." beritahu gadis berambut pirang, ia mengenakan gaun kemeja berwarna putih lengan panjang, ada dasi hitam menutupi kerah pakaiannya, rok hitam bergelombang dan stocking merah panjang serta sepatu higheel.
"Entah kenapa aku khawatir menyerahkan tugas berbahaya kepada mereka.." pesimis Leon.
"Kakak tidak selemah itu.." celetuk elf perempuan bersurai hijau, kembaran Aure.
"Anila benar, kak Safira itu kuat walaupun hanya berselisih 50 tahun dengan kami berdua.." benarkan Aure.
"Aure, bisa kau berhenti bicara soal umur kita.." masam Anila, sementara itu Leon jadi sweatdrop. Anila adalah kembaran Aure, jika Aure ahli dalam sihir maka Anila ahlinya fisik dan beladiri. Rambut Anila diikat satu gaya ekor kuda mengenakan gaun tanpa pundak berlengan, rok tipis bunga yang lebar dan sepasang sepatu boot.
"Jadi... Sepupunya Iksan, kita mau kemana?" tanya Rinka.
"Ke tempat yang aman. Aku tahu itu dimana.."
""?""
.A.N.O.T.H.E.R.
Tok. Tok.. Tok...
Kita mau ke Guild?! Bukankah itu--?
Rina kini tengah mengetok rumah kecil yang ada tepat dibelakang Guild Purna, Aborigin.
"Ini rumah siapa? Aku baru tahu ada rumah dibelakang Guild..." tanya Rinka.
"Benar juga. Kau biasanya cuma ada di aula dan tidak pernah berkeliling guild, Rinka.."
KAMU SEDANG MEMBACA
[3]IKSAN : Another Thunder
Fantasía~Season 3~ Genre : Adventure, Powered and Romance Pihak akademi meliburkan para murid membuat Iksan terpaksa kembali ke rumahnya dan melakukan kegiatan sehari-hari yang menurutnya mulai membosankan. Masih banyak hal yang tidak Iksan mengerti soal hu...