Chapter 1 : Pulang

412 30 5
                                    

[ Iksan POV ]

Teeeet!!

Suara terompet kapal memberi kedatangannya ke pelabuhan, disusul satu awak kapal yang memberitahukan jika kapal sebentar lagi sampai. Aku berdiri di ujung bagian belakang kapal memandang lautan yang luas.

"Haaah.."

Beberapa hari yang lalu pihak akademik memberi perintah untuk kembali ke rumah masing-masing sampai akademik diperbaiki.  Sebenarnya aku bisa saja tinggal di apartemen milik kak Scar tapi kurasa dia mungkin saja menyuruhku mengerjakan yang tidak kusuka, seperti mencari peliharaan yang hilang(?).

Dan juga...

.A.N.O.T.H.E.R.

Kenapa?! Apa sangat rahasia sampai ayah tidak memberitahukan ini kepadaku?

Bukan. Hanya saja kau 'belum' saatnya.

Selalu saja seperti itu. Apa yang belum saatnya?

Suatu hari nanti kau pasti mengerti.

Mana mungkin aku mengerti jika ayah cuma diam dan tak menjawabnya!!

.A.N.O.T.H.E.R.

Pikirkan saja. Apa reaksimu jika seseorang memintamu melakukan yang tidak bisa kau lakukan? Atau bertanya yang tidak kau tahu.?

Mana mungkin kau mengerti.

"Rombongan 2 silahkan selanjutnya.." aku ambil tasku dan berjalan ke orang yang meminta tiket transportasi kapal.

Penemuan benda ini baru 3 tahun lalu yang berasal dari negara bernama 'Grenzc'. Mereka menyatukan kumpulan besi, baja dan benda lainnya membuat satu objek kemudian terciptalah 'kapal' ini. Ini kedua kalinya aku naik kapal karena yang pertama saat aku pergi meninggalkan Garuda menuju Astrea di benua Rove.

Waktu perjalanan mencapai 1 minggu.

Sesudah menyerahkan tiket aku diperbolehkan pergi dari kapal. Pelabuhan Sakt adalah lautan terdekat menuju ke kota Band walau harus melewati berbagai macam hutan serta tempat.

Aku sudah pamitan dengan senior Ambush dan Maya. Pemberontakan berhasil kami hentikan setelah pemimpin mereka dikalahkan oleh pemimpin akademi Astrea atau kepala sekolah, puteri Lisaisme aku dengar ia baik-baik saja karena master Heildet dan senior Brost melindunginya. Ayahku juga ada disana... Bersama ratu Astrea.

Tapi aku memiliki masalah sangat serius saat ini.

"Aku bosan.."

Ya. Selama di akademi aku selalu latihan dengan teman kelasku termasuk Ed, melawan haters-nya senior Ambush dan sesekali membantu In menyelesaikan tugas yang diberikan kak Scar. Itu sangat menyenangkan tapi... Sekarang membosankan. Aku harus kembali ke Purna, belajar membuat pedang, mengantar kue ibu, menjaga adikku dan mengerjakan quest yang ada di guild petualang.

Itu adalah kegiatan sehari-hariku selama tinggal di Purna, sedikit menyenangkan andai bersama Nazna karena kami selalu berburu monster yang kuat dan melawan orang jahat sesekali. Namun perasaan ini membuatku tidak ingin pulang. Kenapa?

Aku kesal dengan ayahku yang tidak menjelaskan semua ini. Kenapa dia bisa ada disana? Apa maksudnya pasti mengerti? Lalu kata kak Scar 'apa kau sudah mengingatnya?'.

Mengingat apa?

Ini adalah keluarga kita. Jangan lupakan itu.!

"Mm!?"

Aku terbangun dari tidurku? Mimpi lagi??

Beberapa hari ini aku sering memimpikan hal yang tak ada hubungannya denganku. Di mimpi itu aku tinggal di mansion yang besar, memiliki banyak kenalan bangsawan(anak mereka), wilayah kekuasaan dan...

"......."

Aku tidak ingat lagi.

Aku sampai di Pelabuhan Sakt tadi kira-kira masih pagi dan tanpa kendala aku sampai di Purna 2 jam kemudian. Hari masih pagi seperti biasa di Desa Purna sudah banyak pedagang yang mendirikan tenda mereka di pasar kecil kami, peternak memberi makan peternakan mereka dan terlihat beberapa relawan guild berjaga memantau keamanan desa di pagi hari. Sudah menjadi rutinitas bagi penduduk desa ini melakukannya setiap hari.

Apa mereka tidak bosan?

"Kurasa aku tidur saja nanti setelah sampai di rumah.." gumamku berjalan ke rumah kayu yang memiliki beranda serta pagar di halaman depan, lantai 2 adalah kamarku yang ada di samping kiri dengan jendela terbuka itu--

He?

"Jendelanya terbuka?" heranku.

Memang aku memberikan kunci cadangan untuk Leon dan Yuliana tapi apakah itu mereka?

Ibu tidak mungkin karena katanya sedang berada di rumah bibi di Javra. Kakak sialanku... Tidak mungkin dia pulang. Dan ayah... Masih di Astrea.

"Lalu siapa?"

.A.N.O.T.H.E.R.

[ Author POV ]

Iksan mencoba merasakan energi negatif dari dalam rumahnya jika ada hal yang tak wajar tengah terjadi di dalam tetapi tidak mendapatkan apapun. Iksan melompat ke jendelanya karena hanya itu pilihan tersisa. Betapa terkejutnya Iksan melihat tempat tidurnya berantakan, hanya tempat tidurnya. Ruang lain terlihat rapi seakan tak tersentuh.

"Pencuri?"

Iksan menuruni anak tangga menuju pintu masuk rumahnya, pintu itu tidak terkunci.

"Apa maksudnya ini? Apa ada kunci cadangan yang lainnya??" gumam Iksan bingung seraya mendekat ke arah pintu, dan mengambil kuncinya.

Seutas bayangan membelakangi Iksann.

Kena.!

"?!"

Tangan itu menyentuh pundak Iksan. Iksan refleks memutar badannya cepat, menahan tangan yang menyentuhnya dan menghimpit badan bayangan itu ke pintu dengan agak kasar.

"Siapa kau ya--"

"--S-sakit, sakit." pekik perempuan itu yang mana tangan kirinya ditarik Iksan ke belakang sedangkan wajahnya mencium pintu.

"R-Rina!?"

"H-halo sepupu.."

.A.N.O.T.H.E.R.

Seorang gadis berambut pendek coklat kehitaman, ia memakai bando merah, kaos cream yang bagian pundaknya memperlihatkan tank top coklat gelapnya, celana biru yang sangat pendek serta stocking coklat manis dan sepatu sket putih bergaris biru tengah tersenyum ke arahku.

Dia adalah sepupu perempuanku, Rina Hacim.

Dia adalah sepupu perempuanku, Rina Hacim

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[3]IKSAN : Another ThunderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang