SETELAH sejam itu aku mencari kos murah di situs Craiglist.
Satu jam cukup lama untuk mempertimbangkannya, terutama ketika kau akan berkuliah di kota metropolitan New York tanpa pengalaman tinggal di luar negeri sebelumnya. Kau mungkin bisa mendapat kesulitan karenanya.
Waktu berjalan lambat selama sepekan itu. Aku belajar dari pengalaman teman dan menemukan sebuah kamar sewa yang bagus dengan dua kamar dan lumayan murah, tetapi kabar baiknya, tempat itu dekat dengan kampusku, dan setelah lima belas menit berkenalan, aku bernegosiasi dengan seorang gadis yang tinggal di sana. Dan aku kembali tenang.
Nama gadis itu Sophie Meyer dan usianya dua puluh lima tahun, asal Texas dari cara bicaranya. Aku melihatnya kemarin untuk pertama kalinya. Tetapi aku mengacaukannya; ia tidak banyak bicara dan aku hanya mengeluarkan candaan paling bodoh dan tolol, lalu canggung, tak mengatakan apapun lagi karena ia sepertinya tidak terkesan padaku.
Bodohnya, aku punya banyak hal untuk diucapkan, atau berpikir kalau aku punya. Telah genap dua hari semenjak kepindahanku ke New York, dan tiba-tiba saja Sophie mengajakku makan pizza bersama di Via Trenta Pizzoteca sejak malam setelah aku menetap di New York, ketika kami berbincang lebih lama di sana untuk pertama kali.
Aku mencoba memperpanjang percakapan hingga pizza kedua datang, dan Sophie berkata bahwa ia senang dapat berbagi tempat denganku. Kami pun pulang dengan ikatan yang lebih dekat dari sebelumnya. Ketika aku bangun esok paginya, Sophie sudah membuat dua piring omelet sebagai sarapan.
Pernah juga pada hari Minggu kami bersama-sama mengelilingi New York, dan berkat Sophie, aku mulai mengenal kota besar ini.
Kemudian terpikir olehku mungkin New York adalah salah satu tempat untuk bereksplorasi atau semacamnya, dan itu membuatku merasa bergairah dan lebih baik daripada sebelumnya.
· · ·
Seseorang berjalan dengan cepat ke dapur. Aku melihat Sophie, namun butuh beberapa saat sebelum menyadari kalau ia sedang sibuk membuat makan malam.
Aku melepas mantel dan menggantungkannya di gantungan dekat pintu masuk. Sophie langsung menoleh kepadaku, wajahnya berseri-seri dan sumringah.
"Oh, bagaimana dengan pekerjaan pertamamu?"
"Seperti biasa, berjalan dengan baik, Sophie. Biarkan aku duduk dulu. Aku bolak-balik mengantar pesanan di Boucherie Union Square selama tiga puluh tiga kali."
"Hari pertama? Sebanyak itu?"
"Menguji kesabaranku, mungkin. Astaga, aku lelah sekali." Jadi ia harus menunggu sementara aku menarik dan menghembuskan napas saat merebahkan diri di sofa. Aku merasa terlihat seperti hampir terkena struk. Akhirnya, otot-ototku jadi agak santai.
"Tidak buruk juga, sih. Mereka cukup terkesan pada kerja kerasku. Aku bilang kalau aku dari Korea Selatan, dan sepertinya mereka terkesan." Aku telah bangkit dan berjalan ke dapur, menghampiri Sophie.
"That's great, Tae. So, do you have the supper before?" Ia tidak begitu mendengarkan, sibuk memindahkan steak ke wadah.
"Belum, tentu saja. Aku tidak sempat memikirkan nasib perutku." Aku memang tidak mengharapkannya─jantungku berdegup kencang, terdorong oleh perasaan senang dan gelisah.
"Kalau begitu, kita harus makan malam bersama, kukira." Sebuah senyuman kecil muncul di bibir Sophie ketika ia menatapku. "Kau pasti lelah karena ini hari pertamamu bekerja usai kelas kuliah selesai. Jadi, anggap saja malam ini sebagai perayaan untukmu. Let's have some fun tonight."
"Ya, tetapi maksudku, apa tidak merepotkan ...?"
"Kau telah berubah lebih baik sekarang. Tak ada lagi bagimu alasan untuk tidak bersenang-senang. Dan dengar, Tae, karena kita akan merayakannya ..." Sophie melumuri steak dengan saus yang menggiurkan dan menata beberapa kudapan di meja. "Aku akan menyiapkan beberapa bir, dan bisakah kau mengambil mixtape di laci di kamarku? Kita butuh sesuatu yang dapat menghidupkan suasana."
"Sure, I will take it for you." Aku beranjak dari kursi dan berbalik ke kamar Sophie. Kemudian aku membuka pintu kamarnya dan membuka laci di samping jendela.
Aku membuka laci pertama dan beberapa foto menarik perhatianku. Itu aku.
"What the f*ck is it?" aku memaki.
Apa maksudnya? Sambil berjongkok memeriksa mereka, aku merasakan jantungku berdetak-detak di dalam dada lebih kerasa daripada sebelumnya. Aku kembali membeku. Di sana ada aku yang sedang tidur telanjang dada di kamar ... dan lalu ...
... saat aku mandi.
"Do you find it, Tae?"[ ]
· · ·
KAMU SEDANG MEMBACA
XANNY│V
FanfictionKim Taehyung merantau ke Amerika Serikat. Ia akan menjadi mahasiswa resmi Universitas New York, dan dengan begitu ia mencari tempat tinggal yang nyaman. Bersama seorang gadis asal Texas, mereka bersepakat berbagi kamar sewa. Hanya pada malam harilah...