19

16 3 0
                                    

Pagi yang cerah. Semua murid SMA Grilya Anak Muda sudah masuk kekelas nya masing masing.

Jam pelajaran pun dimulai. Mereka tampak bersemangat sama seperti Karina.

Kini semua mata pelajaran diajarkan oleh masing masing guru yang dibidangnya masing masing.

Tidak terasa jam dinding menunjukkan pukul 11.45 AM. Semua murid pun bersiap siap untuk sholat zuhur berjamaah.

Banyak yang dari mereka, lama mengantri akibat air yang mengalir sedikit.

Setelah semuanya selesai berwudhu, mereka pun memulai solat berjamaah

Setelah selesai, mereka beristirahat. Seperti biasa, sekolah ini dihiasi berbagai macam murid yang unik. Ada yang gosipkan hal hal yang berbau mistis, hingga ada yang berdiam diri membaca novel di perpus.

Tetapi kali ini, Karina tampak tidak bersemangat. Sebab, ia merasa Rayhan sudah berubah.

Yang awalnya selalu mencari dan menghampiri Karina, kini Rayhan justru bergabung dengan teman temannya sambil menyanyikan beberapa musik.

Salsa yang menyadari akan hal itu juga, tanpa enggan, ia bertanya kepada Karina "Rin, lo ngerasa gasih kalo Rayhan tuh dah berubah?"

Karina yang sedari tadi nenatap Rayhan diam diam, kini matanya tertuju kepada Salsa yang mengangetkan dirinya dengan pertanyaan seperti itu.

"Iya Sal, gue ngerasa juga"

"Kenapa ya Rin?"

Karina hanya mengangkat bahunya sebagai jawaban

"Lo kenapa ga coba tanyain aja ke Rayhan, Rin?"

Karina pun segera menghampiri Rayhan dan bertanya dengan suara pelan "Han, mending putus apa lanjut?"

Rayhan terdiam. Menyerap perkataan Karina kemudian ia menjawabnya

"Putus"

Jantungnya berhenti berdegup. Keringat serasa ingin keluar dari keningnya. Air matanya sudah tiba dikelopak mata.

Karina memutuskan tatapannya secara sepihak dan pergi meninggalkan Rayhan yang masih terdiam.

Kini hatinya benar benar hancur mendengar pernyataan itu. Ia merasakan seperti terombak ambik didalam gelombang laut yang begitu kencang. Ia serasa dijatuhkan dari atas langit dengan hempasan yang begitu sakit. Dan ia juga merasakan seperti dimasukkan kedalam jurang yang begitu dalam hingga bebatuan menutup jurang itu.

Air mata yang tadinya masih berada dikelopak mata, kini turun membasahi pipinya.

"Rin? Lo kenapa?" Bagas yang berpapasan dengan Karina, membuat bertanya tanya kepada gadis itu.

Bagas adalah sahabat SMP Rayhan. Bagas sudah tahu betul bagaimana sifat sahabatnya itu.

Tanpa memerdulikan perkataan Bagas, Karina justru berjalan begitu cepat karena semua mata, tertuju padanya.

Salsa yang menyadari Karina menangis, ia langsung menghampirinya.

"Sal, lo kenapa?" tanyanya, dengan nada pelan

"Rayhan Sal, Rayhan"

"Iya, Rayhan kenapa?"

"Rayhan putusin gue"

"Hah!? Serius? Keanya lo salah denger deh Rin"

"Salah denger apanya Sal? Jelas jelas, suara dia tuh, jelas banget dikuping gue"

Isakkan tangis itu seolah tidak mau berhenti. Suara serak pun menyeruak di pita suaranya.

Matanya memerah. Tangannya mengepal. Tampak kekesalan pada raut wajah gadis manis itu.

"Coba deh Rin, lo tanya lagi Rayhannya. Siapa tau, lo bener bener salah paham atau ga salah denger" ucapnya, menenangkan Karina

"Iya, ntar gue coba buat nanyain lagi"

"Nah gitu dong. Gue harap, cuman salha paham doang ya Rin"

Karina mengangguk. Mengelap air matanya dan segera masuk kekelas untuk menanyakan kembali pernyataan tadi.

Tampak Rayhan diam terpaku di tempat duduknya. Lantas, tanpa berpikir panjang, Karina pun menghampirinya

"Han coba lo kasih alasan kenapa lo mutusin gue?"

Lagi lagi, Rayhan terdiam

"Rayhan" ucapnya sambil mencolek punggung lelaki yang berusia 17 tahun itu.

"Eh iya Rin, tadi apaan pertanyaannya?"

"Aduhhh Rayhan, tadi gue nanya, mending putus, apa lanjut?"

Rayhan pun menjawab tanpa berpikir panjang lebar "yaaa lanjut dong sayang"

"Lanjut?"

"Iya lanjut" ucapnya sambil menganggukkan kepala

Hati Karina merasa lega mendengar jawaban itu.

Tiba tiba ia mengingat sesuatu. Ia ingat, bahwa pertanyaan semalam belum selesai. Dan ia bertanya lagi kepada Rayhan

"Han?"

"Iya?"

"Jawaban ini, jawban yang dari pertanyaan yang gue kasih semalem kan?"

"Iya"

Hembusan nafasnya, terdengar lega

"Kalo sama Aldi, lo nanya beginian juga Rin?" lanjutnya

"Nggak. Gue gakasih pertanyaan ini ke Aldi"

"Oohh. Aku kira, kamu ngasih juga ke Aldi"

Semalaman, mereka berdua menghabiskan waktu bersama lewat chat

Terbesit di otaknya Karina, ingin menanyakan hal hal yang selama ini, tersimpan di fikirannya.

Karena sudah tengah malam, dan diakhiri pertanyaan lanjut atau putus? Rayhan pun memutuskan untuk lanjut disekolah.

Karina melupakan hal semalam, sampai sampai ia sudah salah paham atas pernyataan Rayhan tadi
...

Terjebak Dalam Dua RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang