Haduh.. Judulnya itu loh wkwk...
Budayakan vote sebelum membaca dan comment setelah membaca..
***
Setiap seniman mencelupkan kuasnya kedalam jiwanya sendiri dan melukis perangainya kedalam gambarnya.
-Henry Ward Beecher-***
"Masih ada ya muka lo buat ikutan event!" kata seseorang yang ditujukan kepada perempuan yang tengah melewati mereka.
Perempuan yang mendengar itu langsung menghentikan langkahnya kemudian berbalik menatap orang itu.
"Maksud lo apa?!" tantangnya.
"Wah.. Udah berani melawan rupanya!" Kata orang itu dengan senyum sinisnya sambil bertepuk tangan merendahkan. Kemudian mendekat kearah Vega.
"Mau lo apa sih San?!"
Sandra tersenyum sinis. Ya, Sandra merupakan teman SMP Vega dulu yang sangat membencinya. Kini, mereka satu sekolah lagi. Entah apa yang membuat Sandra sebegitu bencinya kepada Vega. Dari dulu sampai sekarang, perempuan itu tak pernah berubah, selalu saja membully Murid yang tak sekasta dengannya.
Vega juga tak menyukainya, menurutnya, Sandra itu tipe manusia yang sangat kepo, sangat ingin tau segalanya tentang hidup orang. Manusia yang sangat egois, ia tak ingin jika ada orang yang lebih daripada dia.
"Mau gue?" Tanyanya semakin mendekatkan tubuhnya kearah Vega. Membuat Vega harus berbenturan dengan tembok dibelakangnya.
"Jauhin Alpa!" bentaknya tepat ketelinga Vega.
Vega yang mendengar itu mendongak, memberanikan diri untuk menatap lawan didepannya ini.
Sedikitpun ia tak merasa takut kepada Sandra, ia hanya merasa jijik dengan sikap kekanakan Sandra.
"Apa hubungannya sama Alpa? event ini sama sekali gak ada hubungannya sama Alpa, tau gak lo?!!" Tantang Vega dengan suara lantangnya.
Karena suaranya yang begitu keras dapat mengundang perhatian dari murid-murid yang ada disekitar mereka untuk mengerumuni dua orang itu.
"Gak ada hubungannya lo bilang? Cih, Gue tau Apa yang lo laukian kedia, lo maksa dia buat bantuin lo kan?! Lo sengaja pura-pura trauma biar dia kasihan ke lo kan?! Lo sengaja biar lo bisa deket-deket sama dia! Iyakan?!" Tuduh Sandra dengan Amarah yang membara.
Mendengar hal itu, Vega mengangguk tersenyum sinis, tangannya dilipat didepan dadanya seraya menantang.
"Tau apa lo tentang kehidupan gue hah?! Kalo ngomong itu yang jelas! Kalaupun iya dia ngebantu gue, itu karna dia yang mau bantu gue, dan asal lo tau.." Katanya sambil mendorong sebelah bahu Sandra kasar. "Gue gak pernah maksa dia buat ngelakuin apapun ke gue!"
"Cih, omong kosong! Bilang aja lo mau modusin dia kan?! Biar lo bisa deket-deket terus sama Alpa?! Dasar wanita murahan!" Sandra membalas mendorong kedua bahu Vega dengan sangat kasar.
Mendengar itu, amarah Vega semakin memuncak. Iapun kembali menatap sinis Sandra.
"Kalo gue mau deket-deket sama dia emang kenapa hah?! Apa hak lo buat ngelarang gue? Lagian lo bukan siapa-siapanya kan?!" tanya Vega merendahkan sambil tertawa renyah.