Chapter 16
Happy reading, enjoy!!
***
"hanya kau yang dapat membuatku tersenyum"
-Alpa Centauri -***
Dengan langkah santai, Alpa berjalan menyusuri setiap lorong menuju lapangan. Seperti yang diperintahkan oleh bu Dina, Alpa segera menjalankan hukumannya berlari keliling lapangan sebanyak dua puluh putaran.
Setelah menyelesaikan hukumannya, Alpa menepi dan duduk di tepi lapangan yang tak terkena sinar matahari. Ia menyeka bulir-bulir keringat yang turun membasahi wajahnya. Tatapannya lurus kedepan memandang kosong kearah lapangan.
Tanpa ia sadari, seorang perempuan dengan dandanan yang sangat menor mengambil duduk disampingnya tanpa permisi.
"Nih" kata Sandra sambil menyodorkan sebotol air mineral kearah Alpa.
Alpa tak bergeming. Membuat Sandra mendengus pelan.
"Alpa, ini aku kasih air, aku tau pasti kamu sangat capek kan" Sandra tetap bersikukuh.
"Hm"
"Ih, kok kamu gitu sih, aku udah beliin ini khusus buat kamu tau. Masa kamu cuekin gitu aja." katanya sambil mencabikkan bibirnya lalu menarik kembali tangannya yang pegal karena Alpa tak kunjung menerima air itu.
Alpa menghadap kearah Sandra. Perempuan itu langsung menegakkan tubuhnya dan tersenyum sok manis. Alpa merasa risih dengan kehadiran Sandra. Kemudia ia pergi berniat meninggalkan Sandra, namun dengan sigap Sandra menahan lengan Alpa yg secara otomatis membuat langkah Alpa terhenti.
"Kok buru-buru banget sih, aku masih mau ngomong sama kamu"
Alpa dengan segera melepaskan tangan Sandra dari lengannya.
"Apa?"
"Alpa, kamu tau kan kalo aku tertarik sama kamu, jad--"
"To the point aja. Jangan buang-buang waktu gue" peringat Alpa dengan wajah datarnya.
Sandra tersentak dengan perkataan Alpa barusan. Namun ia langsung menepis hal itu kemudian lanjut berbicara.
"Aku suka sama kamu, Al" lanjutnya.
Reaksi Alpa sama sekali tak berubah. Ia tetap memasang wajah datarnya seolah pernyataan Sandra barusan tak berpengaruh apa-apa padanya.
"Kok kamu diem aja sih, jadi gimana, kamu mau kan jadi pacar aku?"
"Gak" jawab Alpa kemudian melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti hanya untuk mendengarkan hal tak bermutu dari perempuan itu.
Melihat Alpa pergi begitu saja, Sandra hanya bisa melongo seperti orang bodoh.
"Ihh nyebelin banget sih, untung ganteng" katanya sambil menghentak-hentakkan kakinya ke lantai.
Bagaimana bisa ia ditolak mentah-mentah seperti barusan. Sandra merasa bahwa harga dirinya telah terinjak-injak. Baru kali ini ia sangat tergila-gila kepada seorang lelaki sampai ia tak peduli lagi dengan harga dirinya. Namun apa? Yang ia dapatkan hanya penolakan.