zero-three

1.9K 188 12
                                    

Begitulah kehidupan,kadang berada dibawah kadang juga diatas.namun,percayalah meskipun berada diatas ataupun dibawah,bersyukurlah.
Bersyukurlah atas segalanya,karena dengan rasa syukur itu meskipun hidup terasa sulit,menjalaninya akan penuh suka cita.

Seperti titisan sang dewi bulan,menjalani hidup sebagai putri yang terkurung dalam istana,menjalani hidup didalam kotak persegi empat yang ia sebut sebagai kamarnya,kehilangan ibunya secara tragis,dan dibuang oleh rakyatnya secara sia-sia.
Baginya,semua yang tlah terjadi anugerah.didalam semua penderitaannya ada cerita.ia dapat bertemu dengan pria tampan yang dicintainya,menjalani hidup bersama sang pria meskipun dalam keadaan susah.tak pernah ia mengumpat,mengeruti hidupnya,atau sekedar mengeluh atas kehidupan yang dijalaninya.tidak...ia bahagia sekali...
Sangat...

Ketika matahari mulai bergulir menampilkan warna orange,gadis bersurai indigo itu akan pergi kedekat sungai dikelilingi pohon-pohon rindang dan nyanyian hewan yang menemaninya.Surai indigo itu bermain-main dengan angin.sesekali pemiliknya menyeka wajahnya yang ditutupi oleh helaian rambutnya.bibirnya yang merah tersenyum.tangan mungilnya yang lentik menyusun batu-batu dihadapannya.hanya itu yang dapat dilakukannya,sendirian ditengah hutan.hanya suara nyanyian merdunya dan siulan burung yang meramaikan suasana hening itu.

Tanpa disadar-sadar matahari telah terbenam.kini tinggalah gadis itu didalam remang kegelapan.benar-benar sendirian.

"hei!"

Hinata membalikkan separuh tubuhnya.ia mengenali suara itu.ia tersenyum lembut menyambut lelaki yang menyapanya.

"aku lapar." lelaki itu menghampiri hinata lalu berjongkok dihadapan gadis itu.

Hinata diam.tapi ia tetap tersenyum.perlahan-lahan lelaki itu mendekatinya.sangat dekat.ia membuka mulutnya,menganga memamerkan taringnya yang setajam silet.lalu matanya yang hitam pekat berubah menjadi semerah darah.lelaki itu dengan cepat menggigit leher jenjang hinata.

"sasuke..." lirih hinata lembut,sangat lembut.membuat kesadaran pria itu kembali.ia mengangkat kepalanya dan mengelap sudut bibirnya yang meneteskan darah sang gadis.

"maafkan aku...darahmu sangat manis...aku tak bisa menahan diriku sendiri." sesal sasuke sendu,ia duduk disamping hinata dan memeluk pinggang ramping gadis itu erat.

"tidak apa-apa...apa darahku seenak itu?" hinata terkekeh pelan,lalu menyandarkan kepalanya dipundak sasuke.

"tidak ada darah yang seenak milikmu sayang."pucuk kepala dicium mesra."hari ini sedikit melelahkan." cetus sasuke kemudian,ia menghela nafasnya membuang letih.

"kenapa?"

"bekerja sebagai pengawal putri Barat itu menyebalkan." sasuke mengangkat tubuh sang gadis untuk berpindah kepangkuannya lalu meletakkan dagunya dikepala hinata. "ia gadis manja menyebalkan,cih muak sekali."

Hinata lagi-lagi terkekeh,pria dingin itu kini mengadu kepadanya.lucu sekali.hinata mengenggam erat tangan besar sasuke,tangan itu tampak lebih kasar belakangan ini.semenjak mereka hidup bersama,sasuke mulai menata hidupnya bersama dengan hinata.mencari pekerjaan dan sebagainya,jarak bukanlah masalah bagi vampire muda itu.bolak balik timur ke barat terasa berjalan kaki dari hutan ke istana.apalagi semenjak istrinya hamil muda,ia menjadi semakin rajin bekerja.

"maafkan aku...kau harus hidup seperti ini." hinata mencium telapak tangan sasuke lembut,sedikit rasa bersalah berseru didalam hatinya.

"tidak usah minta maaf...bagiku istri dan anak adalah segalanya." sasuke meraih tubuh istrinya,mendekapnya erat sekali.tangannya menyusup membelai perut hinata,disanalah anaknya tinggal.buah hatinya...dan segalanya untuknya...

Hinata tersenyum,hidup slalu indah meskipun dalam keadaan yang kurang memungkinkan secara finansial dan ekonomi.ia hanya perlu menjalani hidup dengan sebaik mungkin dan tak henti-hentinya bersyukur atas kehidupannya yang indah.

JUST BE MY LAVENDER(SASUHINA)-ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang