Nginep Setahun(1)

16 4 0
                                    


Jangan lupa vote :)

Langit-langit kamar bekas bocoran genteng menjadi objek khayalan Lula. Entah apa yang sedang ia pikirkan.

Kegiatan malam tahun baru di rumah Jihan? Pesta meracun? Masak ayam bakar?

Entahlah. Setelah menyiapkan kegiatan packingnya pulang sekolah kemarin, ia semakin tak sabar.

Hampir setiap detik, ia memperhatikan angka jam di gadgetnya. Sekarang jam dua siang, berarti tinggal tiga jam lagi. Ia akan berangkat ke rumah Jihan bersama Silva.

Sembari menunggu, ia membuka aplikasi wattpad di gadgetnya. Ia membuka salah satu reading list-nya yang berjudul Jomblo Tak Berujung.

Anda berada di akhir cerita

Ck! Lula berdecak sebal. "Napa sih, penulisnya belum update?" gerutunya dalam hati. Padahal, ia sudah sangat penasaran dengan kelanjutannya.

***
"Ma, nanti tolong anter aku ke rumah Jihan ya." Seperti biasa, Delia selalu minta di anterin sama mamanya. Walaupun mamanya sedang sibuk sekalipun.

"Jam berapa Lia? " tanya mamanya yang sedang membolak-balik katalog oriflame.

"Bentar lagi ma," Delia langsung melangkah ke kamarnya untuk bersiap-siap.

Diantara mereka berlima, Delia lah yang paling populer. Ia terkenal dengan kecantikannya. Tak heran, jika banyak cowok yang mendekati.

Namun, sayang seribu sayang. Diantara mereka berlima, Delia juga lah yang paling tidak peduli dengan penampilannya.

Delia hanya mengenakan jaket hitam yang sudah terlihat lusuh dan celana jeans ketat yang sudah kekecilan, ketika hendak ke rumah Jihan.

"Lia, kok kamu blm siap?" tanya mamanya heran.

"Udah ma, gini aja," jawabnya sambil memperhatikan dirinya sendiri.

"Kamu ya, emang ga berubah. Keluar rumah masih aja kayak gembel," mamanya terkekeh pelan.

"Udh ih, ga peduli mah," Delia berjalan keluar rumah beriringan dengan mamanya. Ia pun siap berangkat.

***
Drrrt drrrt

"Angkat dong lul," Silva terus mengumpat dalam hati.

Sudah beberapa kali Lula tidak mengangkat telponnya. Padahal sebelum itu, Lula sudah berjanji akan menjemputnya.

"Woi, naik sini." tiba-tiba Lula muncul begitu saja dari belakang. Silva yang baru menyadari kedatangan Lula langsung berdecak, "kok lama sih? Pegel nih gue nungguin. Lu kira nunggu itu ga bosan apa,"

"Gue abis ngisi bensin, anjirr."

"Gratisan nyolot, ih."

Silva tak peduli dengan tuturan Lula. Ia tetap naik ke atas motor scoopy berwarna merah hitam miliknya.

"Kampret," Silva memukul helm bagian atas Lula, setelah di kerjai dengan sangat keji oleh Lula. Ya, Lula menancap gas tiba-tiba yang membuat Silva hampir terperanjat.

***
Dua persimpangan lagi, Silva dan Lula akan sampai di penurunan rumah Jihan. Sementara tak jauh dari mereka, terdapat Delia dan mamanya.


"Gue balap nih mamanya," Lula menancap gas, ingin menyaingi Delia.

Silva langsung memegang erat behel motor di belakang. Apa boleh buat, penumpang hanya bisa pasrah.

Setelah balapan dengan Mamanya Delia, tanpa sadar di depan mereka sudah terlihat gerbang rumah Jihan.

Silva turun dari motor Lula dan langsung melengos masuk. Sementara Lula harus memakirkan motornya di garasi.

"Lul, gue masuk dulu." Delia juga melengos masuk. Rumah jihan sudah seperti rumah mereka sendiri.

"Han, nonton apa lu?" Silva yang penasaran langsung duduk di sebelah Jihan.

"Lu nonton touch your heart?" tanya Delia yang kini juga berada di samping Jihan. Posisi jihan kini berada di antara mereka.

Tak ada jawaban dari Jihan. Ia terlihat fokus,tanpa ingin diganggu.

"Hai qaqa cemua, dede coming," Lula memecah konsentrasi Jihan dengan gaya pecicilannya.

Akhirnya Jihan mengacuhkan mereka. Ia menutup laptop sembari berjalan ke dapur untuk menghidangkan beberapa cemilan yang sudah ia siapkan.

Sementara Jihan ke dapur, ketiga sahabatnya sibuk dengan kegiatan masing-masing.

Lula sibuk menggelar tikar untuk tidur-tiduran, Silva sedang mencari colokan televisi, dan Delia menghitung ubin di ruang tengah.

"Gaes, nanti malam kita bakar ayam. Bahan-bahan udah gue siapin." kata Jihan sambil membawa cemilan.

"Siap bosQ." kata Lula sambil menyerbu cemilan tersebut. Tak mau kalah,masing-masing dari mereka menggenggam cemilan itu dengan rakus.








Bagaimana ya keseruan mereka selanjutnya?

Hal apa saja yang akan mereka lakukan malam itu?

Tunggu kelanjutannya ya.












About Close Friend (proses)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang