♫•satu•♫

12.1K 767 170
                                    

•°•°•

"Kau sudah memutuskan?” tanya seorang namja manis dengan setelan jas elegan dan duduk santai di kursi kebesaran miliknya karena saat ini Ia sedang berada di kantornya sebagai pemilik perusahaan.

“Sepertinya aku tidak punya pilihan?” jawab namja tampan dengan wajah datar seolah menunjukkan bahwa Ia tidak rela mengikuti kemauan namja angkuh itu.

“Baguslah… Aku suka jawabanmu.” jawab namja itu lagi dengan senyum angkuhnya lalu berjalan mendekati namja yang sedari tadi berdiri di hadapannya.

“Apa yang kau inginkan sesungguhnya dariku tuan Lee Donghyuck?” tanya namja itu datar.

“Tidak ada… Aku hanya ingin kau berada di sampingku saat aku ingin Mark Lee.” jawab Donghyuck sembari membelai wajah tampan Mark kemudian mengalungkan tangannya ke leher Mark dan menjinjitkan sedikit kakinya agar bibirnya bisa menjangkau bibir Mark. Donghyuck mengecup pelan bibir Mark lalu menempelkannya cukup lama namun sama sekali tidak ada tanggapan atau balasan.

“Sikap dinginmu ini sungguh membuatku tertantang tuan Mark. Tapi aku pastikan aku tidak akan mudah menyerah.” ujar Donghyuck sembari memeluk erat tubuh tegap Mark.

“Untuk laki-laki sekelasmu, kau nampak menjijikan.” gumam Mark sinis.

“Tubuhmu tetap hangat dan nyaman ku peluk walau kau tidak membalas atau bahkan tidak suka saat Aku memelukmu.” ujar Donghyuck santai tidak menanggapi hinaan dari Mark.

“Tuan, saatnya rapat.” ucap Yeri sekretaris Donghyuck sesaat setelah membuka pintu kantor Donghyuck.

“Lain kali jika aku sedang bersamanya jangan pernah menggangguku.” ucap Donghyuck pelan namun tersirat kemarahan di dalamnya.

Nde, mianhe.” ujar Yeri sopan dan sedikit takut lalu undur diri dari ruangan itu.

“Aku pergi dulu, ku boleh kembali pada namja mu itu. Mulai malam ini kau tinggal di rumahku.” ujar Donghyuck beranjak meninggalkan ruangannya namun terhenti saat mendengar suara Mark.

“Itu di luar kesepakatan! Bukankah kau bilang aku bisa tetap bersamanya, aku hanya perlu menemuimu jika kau menginnginkanku.” ujar Mark dingin dengan tatapan tajamnya.

Nde dan aku tidak melarangnya, aku hanya bilang kau tinggal di apartemenku namun aku tidak memaksamu untuk pulang sayang. Aku hanya ingin jika kau ingin pulang kau pulang ke tempatku. Bukankah itu lebih praktis jika aku tiba-tiba merindukanmu.” Donghyuck kembali membelai wajah Mark lalu mengecup sekilas bibir Mark sebelum akhirnya pergi untuk rapat. Mark hanya bisa mengepalkan tangan emosi namun tidak bisa berbuat apa-apa karena Ia membutuhkan Donghyuck, lebih tepatnya uang Donghyuck. Walau dia nampak seperti menjual diri, namun hal itu tidak jadi masalah asal Ia bisa menyelamatkan kekasihnya.

•°•°•

“Hai, bagaimana keadaanmu? Aku merindukanmu, aku merindukan celotehanmu...” ucap Mark lirih membelai kepala kekasihnya yang kini terbaring lemah di ranjang rumah sakit dengan bermacam peralatan medis menempel di tubuhnya.

Dua bulan yang lalu Jaemin mengalami kecelakaan sepulangnya bekerja dari sebuah restaurant. Mark dan Jaemin merupakan anak yatim piatu yang berasal dari panti asuhan yang sama. Namun saat umur Jaemin tujuh belas tahun dan Mark sembilan belas tahun, mereka memutuskan untuk keluar dari panti asuhan untuk hidup mandiri. Selama di luar panti asuhan Mark menghidupi Jaemin dengan bekerja sebagai pelayan restaurant karena Mark hanya lulusan SMA. Berbeda dengan Mark, Jaemin bisa melanjutkan pendidikannya hingga lulus kuliah karena mendapat beasiswa. Selagi kuliah Jaemin juga ikut bekerja bersama Mark sebagai pelayan restaurant.

be my man ⑅ markhyuck vers ( on hold )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang