♫•empat•♫

4K 566 179
                                    

•°•°•

Setelah seminggu pergi melakukan perjalanan bisnis bersama Jisung akhirnya Mark kini kembali. Dengan ragu Mark memegang knop pintu apartement Donghyuck setelah menekan passwordnya. Tentu saja Mark ragu masuk ke apartement ini setelah apa yang dia lakukan kepada sang pemiliki apartement.

Selama kepergiannya Mark tidak pernah membahas sekalipun mengenai keadaan Donghyuck. Mark hanya tahu Donghyuck sudah membaik walau belum sadarkan diri. Sepertinya Jisung juga marah terhadap perbuatan Mark ke Donghyuck sehingga dia pun hanya membahas bisnis bersama Mark.

Saat Mark sudah memasuki apartement Donghyuck, jantung Mark berdetak lebih cepat karena mencium aroma parfum yang biasa Donghyuck gunakan. Apa Donghyuck sudah kembali atau ini hanya halusinasi saja, pikir Mark.

“Kau sudah kembali? Bagaimana perjalanan bisnisnya?” tanya Donghyuck yang entah sejak kapan berada di ranjang Mark.

“Ka—kau?” gugup Mark menunggu reaksi Donghyuck terhadap kejadian yang hampir menghilangkan nyawa Donghyuck itu.

Wae? Tidak menyangka aku masih hidup?” ujar Donghyuck santai dengan gaya angkuhnya seraya beranjak menghampiri Mark. Mark diam tak bergeming dengan tatapan yang dia buat sedingin mungkin walau sebenarnya dia merasa lega tidak jadi menjadi seorang pembunuh.

“Kau tidak merindukanku?” tanya Donghyuck setelah mengalungkan tangannya ke leher Mark.

Mark masih diam dengan wajah datarnya hingga matanya membulat saat Donghyuck mencium bibirnya. Bukan hanya kecupan seperti biasanya namun disertai dengan lumatan-lumatan kecil. Semakin lama lumatan itu semakin kasar walau masih tidak mendapat balasan dari Mark.

Mark merasakan sesuatu yang berbeda dari sikap Donghyuck sehingga dia hanya diam tidak membalas atau menolak. Setelah merasa kehabisan nafas, Donghyuck melepaskan ciumannya dan menyandarkan kepalanya ke dada Mark dengan nafas yang terengah.

“Aku tidak menyangka pertahananmu kuat juga.” cibir Donghyuck setelah berhasil menormalkan deru nafasnya. Mark masih diam menunggu kelanjutan kalimat Donghyuck karena masih belum mengerti dengan sikap Donghyuck tadi.

“Kau tahu kau adalah milikku. Bukankah seharusnya kau menuruti keinginanku.” ujar Donghyuck sinis.

“Apa maumu? Jangan berkata kau ingin aku membalas ciuman tadi karena kau sendiri tidak menginginkan ciuman tadi.” Donghyuck langsung tertawa sinis mendengar pertanyaan Mark.

Mark merasa Donghyuck hanya melampiaskan sesuatu saat mencium Mark secara kasar seperti tadi. Biasanya Donghyuck hanya akan mengecup sekilas bibir Mark namun Donghyuck merasakan perasaan, hangat. Tidak seperti ketika tadi Donghyuck menciumnya secara menggebu-gebu.

“Apa sekarang kau berfikir seolah kau mengenalku Mark-shi? Padahal kau hampir saja membunuhku karena tidak mempercayaiku.” ucap Donghyuck dengan tatapan sinis dan angkuhnya.

Walau yang Mark katakan benar namun Donghyuck tidak ingin Mark merasa mulai mengenal Donghyuck.

“Aku—”

“Tidak perlu mengatakan apapun. Aku akan berusaha melupakannya. Yang perlu kau ingat, jangan pernah melakukan hal ceroboh seperti itu lagi, kau bisa membusuk di penjara jika saja aku tidak selamat.” Donghyuck kembali menempelkan kepalanya pada dada Mark dan memeluk pinggang Mark setelah mengucapkan peringatan itu.

“Aku tahu kau sangat membenciku dan menganggapku menjijikan, tapi kau tidak perlu menggunakan tanganmu untuk membunuhku karena cepat atau lambat aku akan mati. Banyak orang di luar sana yang lebih membenciku dan ingin membunuhku, jadi kau hanya harus bertahan dan menunggu salah satu diantara mereka berhasil membunuhku.” ucap Donghyuck masih memeluk Mark.

be my man ⑅ markhyuck vers ( on hold )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang