Happy Reading🍀
- Aira Lyn
Hanya tujuh menit. Irene hanya perlu memainkan Intermezzo Op 118 selama kurang lebih tujuh menit di pertunjukan nanti. Lagu bagian kedua dari enam solo piano Klavierstücke itu sangat Irene kuasai.
Tidak seperti kontes lain yang mengharuskan para peserta memainkan lagu sama yang ditentukan sejak awal, Irene bebas memilih judul. Dengan bimbingan Hylda Connery, Irene menerima saran musik Brahms ketika ia berkata pada gurunya ingin mengikuti audisi Lyon and Healy Award tahun ini di Chicago.
Sejak debut pada usia 8 tahun, Irene memang mempersiapkan diri untuk menyabet penghargaan yang disponsori oleh perusahaan alat musik tersebut. Kali ini pun Irene yakin dapat memenangkan juara pertama lagi. Ia sudah berlatih dengan baik, seharusnya kompetisi itu bukan masalah besar, tapi entah kenapa Irene tiba-tiba merasa sangat gugup. Mungkin karena hari ini pria itu akan datang, menyaksikannya bermain di atas panggung untuk pertama kalinya.
Dibandingkan berhadapan langsung dengan juri, Irene lebih takut melakukan kesalahan di depan pria itu. Irene ingin terlihat hebat dan membuatnya terkesan. Apalagi setelah ia tahu pria itu rela terbang dari Durham kemari hanya untuk melihatnya, walaupun sebentar.
"Sudah kubilang, aku tidak melarikan diri..."
Irene menggerutu pada ponselnya di dalam salah satu bilik toilet wanita. Panggilan itu masih tersambung dan ia yakin kemarahan Hylda akan meledak karena kebiasaannya menghilang beberapa menit sebelum tampil.
"Kalau begitu cepatlah kembali! Pergi kemana kau sekarang?"
Irene mengernyit. Persis seperti dugaannya, Hylda langsung berteriak begitu ia menyahut. "Aku masih mencarikan obatmu. Kenapa kau tidak menunggu saja di ruangan bersama teman-temanmu yang lain?" tegur Hylda.
Irene bahkan bisa membayangkan bagaimana wanita itu memijat kepalanya sambil menghela napas panjang.
"Obatku tidak ada di mobil," sesal Irene. Siapa sangka Hylda ternyata kembali ke tempat parkir untuk mengambilkan obatnya yang dia kira tertinggal di dalam mobil. "Kau pasti tidak menemukan apa-apa. Aku lupa sudah memasukkannya ke dalam tas. Maaf..."
"Astaga! Apa yang harus kulakukan denganmu?" gerutu Hylda lelah.
"Aku berada di lantai dua. Hanya toilet di sini yang kosong. Bukankah aku maju urutan ke sembilan?" tanya Irene. Seingatnya, batas durasi maksimal masing-masing pemain hanya sepuluh menit. Tentu saja itu berarti ia masih punya cukup waktu untuk menenangkan diri sampai tiba giliran namanya dipanggil.
"Ya, aku pasti tidak akan pusing mencarimu jika salah satu peserta yang seharusnya tampil lebih dulu darimu tidak dinyatakan gugur akibat mengundurkan diri tanpa konfirmasi."
"Apa?" pekik Irene panik. Hylda menegaskan lagi bahwa saingannya berkurang satu, tetapi Irene sedikit pun tidak merasa itu kabar baik yang melegakan karena mendadak perutnya justru tambah mulas.
KAMU SEDANG MEMBACA
The ACE Rules
Romance#2 ARCHER SERIES Tentang kisah cinta seorang bintang musik klasik terkenal dan seorang mantan atlet panjat tebing dari latar belakang keluarga konglomerat. ♠ Irene Jasmine adalah harpist elite yang sangat dikagumi dunia, namun penuh rahasia. Sementa...