Dia-Datang

27 11 2
                                    

Gua nggak percaya sama ramalan cenayang, yang gua yakinin ini semua adalah takdir Tuhan.
-Vanessa Allinsley Altissimo Lason

Berhari-hari sudah mereka lewati, pastinya dengan ke ganjalan yang sering muncul, tapi hanya satu orang yang merasakannya.
Mulai dari sering nya terdengar orang menangis dari belakang Villa, bau anyir di meja makan, dan suara ketawa kuntilanak.
Iya, mereka sudah pernah dengar. Dan mereka sempat memikirkan tentang pulang, apalagi Allodie yang notabenenya adalah seorang penakut.
Tapi, dengan bujukan sahabat lainnya, dia percaya, bahwa apapun yang terjadi akan ada yang paling depan yang akan menyelamatkan nya.

Tapi, dengan satu syarat.
Yaitu sebelum kalian semua mati.

Entah lah, ada apa pagi ini, angin serasa sangat menusuk, bahkan hawa dingin yang mereka rasakan hanya membuat bertambah gerah saja.
Masa seperti ini lah yang cocok untuk berolahraga raga.

Terlihat disana seorang gadis sedang mengendarai motor yang ia temukan di paviliun Villa. Tanpa pikir panjang langsung dibawanya keliling hutan.
Dengan lihai dia beranjak dari kubu kanan, ke kubu kiri, pindah ketengah, kiri, kanan dan seterusnya. Bahkan dia sangat menyukai pagi ini.

Whuss

Whuss

Whuss

Angin pun semakin kencang menunjukkan kelihaiannya. Dalam hal ini Allinsley mendapat suatu kecelakaan

Brukh!

Sepeda motor yang ia kendarai jatuh karena hembusan angin yang sangat kencang, bahkan ada beberapa ranting daun yang lumayan besar pun ikut terbang terseret angin.

"Au, kenapa sih ni. Mana sendiri lagi, gua dorong apa tinggal ya, tapi ini motor siapa? Salah gua sih main pake aja. " Keluhnya sendiri.

"Aduh, anginnya  gede banget, kayanya ga mungkin buat gua bawa ini motor, toh motor nya juga rusak " Ucapnya sembari menghalau rambut hitam panjangnya menutupi penglihatan nya. Akhirnya dia memutuskan untuk meninggalkan kan motor, lalu jalan menuju Villa ia tinggal,

tapi,....

✨✨✨

"Allinsley mana lagi, katanya sebentar, kenapa ini lama banget. Masa motoran sampai 2 jam. " Cemas Arrzean.

"Udahlah, dia pasti bisa jaga diri" Sahut Alleyna.

"Iya, udah ayo masuk" Allodie berusaha menarik lengan Arrzean namun yang ia dapat kan adalah tepisan dari tangan Arrzean.

"Gua mau disini nunggu Allinsley, kalo lu mau masuk yaudah masuk aja, "
Alleyna, Allatha, dan Arrion hanya dia dan sesekali menghembus nafas beratnya.
Terdengar dari luar suara barang-barang di dalam Villa tiga lantai ini pun banyak yang jatuh, mereka tak memperdulikan bagaimana keadaan barang itu, yang sekarang mereka khawatirkan adalah, Allinsley tidak kunjung datang.

"Aaaaaaaaaaaa"

3,2,1 mereka langsung memutar kepala setelah mendengar teriakan dari dalam Villa secara bersamaan.

"Huh, Allinsley!!!! "

Dia pingsan.

Yang mereka pikirkan kini tidak  tentang bagaimana keadaan Allinsley, tapi.. Darimana Allinsley masuk, dan kenapa bisa pingsan di samping kamar mandi?

Im Left Behind.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang