11.

27 9 2
                                    

Angin semakin kencang, apalah yang diucapkan Allinsley barusan, anehnya tubuh Allinsley tak luka sedikit pun.

Ucapan yang barusan? Lantunan lagu Lingsir Wengi?  Angin kencang? Nenek seperti cenayang?  Ah lupakan saja semua itu.

"Apa yang terjadi? " Tanya Allinsley

Sedangkan mereka berlima hanya saling tatap tak mengerti, seolah bingung dengan ucapan Allinsley, seolah tak paham, apa barusan. Padahal mereka mendengar jelas setiap kata kata nya.

"Apa yang terjadi?! " Ulang Allinsley

"Lu nggak sadar apa?!  Ini semua gara-gara lu! Dasar-! " Bentak Arrion yang seakan jenuh karena kebodohan Allinsley.

"Gara-gara gua? "

Brukh! 

Kedua kalinya, pingsan.

Semuanya langsung sigap menjunjung Allinsley, tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi, mereka hanya memilih saling  diam, dan berdoa kepada Sang Kuasa.

"Gua nggak paham sama dia, belakangan ini dia kan sering diem, dan sekarang sering pingsan, angin kencang, villa hancur, liburan kita? Gagal! " Arrion nge-gas.

"Maksudnya lu, nyalahin Allinsley gitu?! " Tanya Arrzean sembari menautkan dua alisnya menjadi Satu.

"Ya, nggak nyalahin gimana, lu pikir Semua ini-"

"Sttt, kalo lu nggak bisa bilang yang Baik-baik soal Allinsley, mending lu diem, " Bela Arrzean

"Kenapa lu jadi mihak dia?! "

Alleyna, Allodie, dan Allatha hanya diam dan terus berusaha membangun kan Allinsley, walaupun pandangan dan fokus mereka masih memperhatikan perdebatan dua lelaki itu.

"Gua-! "

"Gua bilang diem?! " Alleyna menengahi.

"Kalian itu seharusnya mikir, dalam keadaan seperti sekarang, Allinsley pingsan, villa kita hancur, semuanya berantakan, dan sekarang kalinya ribut, kalian mau persahabatan kita ikut-ikutan hancur?! "

Persahabatan kita ikut-ikutan hancur!

Jdar!

Tepat saat kata-kata itu terlantur, petir menyambar sebegitu kencang nya. Membuat ranting-ranting pohon patah hingga bertaburan di atas villa. Awan seketika berubah abu-abu lebih pekat dari sebelumnya.

Suasana pagi seakan menjadi malam.

Allinsley masih terbaring lemah di atas ranjang nya. Sembari melirik ke arah jendela menampakkan sosok kakek itu lagi.

Seperti mengisyaratkan 'semua akan baik-baik saja' ataupun 'pergilah'

Dua hari berlalu, syukulah Allinsley bisa kuat layaknya dulu. Tidak ada kegaduhan dalam villa, suara suara, ataupun keanehan yang sebelumnya pernah ada.

"Jadi, apa yang bakal kita lakuin hari ini"

"Ke hutan" Kata Arrion.

"Mau survey beberapa tempat rekomendasi anak-anak pendaki gunung kemarin malam" Lanjut Arrzean

Alleyna dan Allatha tampak kebingungan

"Pendaki tadi malam? "

"Iya, setelah gue dari kamar lo gue keluar villa. Niatnya mau cari angin doang ketemu mereka dan mereka cerita, terus rekomendasiin tempat nya. " Kata Arrzean sembari menunjuk Arrion

"Yaudah, Siap-siap lima menit selesai! "

Mereka pun bergegas, mengambil tas gunung, mengisi peralatan, p3k, sedikit air minum dan beberapa sncak.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 22, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Im Left Behind.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang