Zayn's P.O.V:
Hannah berdiri di dekat pintu lobi dengan ekspresi yang belum pernah kulihat. Kulirik Zara yang masih berjalan buru-buru di sebelahku. Langkahku yang melambat akhirnya berhasil didahuluinya. Lalu tanpa mengatakan apa-apa pada Hannah yang menatapnya tajam, Zara menerobos masuk lobi dan setengah berlari menuju kelasnya.
Dia meninggalkanku yang kini harus berhadapan dengan netra Hannah yang kelihatan penuh campuran emosi. Tapi aku sudah siap. Aku tau apa yang aku lakukan hari ini mungkin akan berakhir begini. Aku sudah punya sedikit penjelasan untuknya.
"Dari mana, Zayn?" pertanyaan Hannah yang mengandung selusin pertanyaan di belakangnya itu menerpa telingaku.
"Dari danau," jawabku tenang sambil memasang senyum terganteng yang biasanya akan meluluhkannya.
"Sama dia? Ngapain?" Ups, ternyata senyumku ini belum berkekuatan untuk menghentikan pertanyaan Hannah.
"Ngobrolin sosmed," jawabku sambil mengisyaratkan kepadanya untuk beranjak dari situ.
"Kenapa harus ke danau?" Hannah menahan lenganku yang hendak kubawa pergi
"Karena mobilku diparkir di situ tadi pagi. Jadi mau aku ambil," kulepas genggamannya dari lenganku dan gantinya kucekal pergelangan tangannya.
"Kenapa diparkir di situ?" Hannah melepaskan cekalanku dengan wajah kesal.
"Karena... " aku kehabisan kata-kata, "Aku mau olahraga,"
Hannah akhirnya diam. Untunglah, karena aku juga bingung mau jawab apa lagi. Wajah kesalnya kini melunak dan ditatapnya mataku dengan mata bulat indahnya
"Kenapa tadi nggak ngajakin aku kalo mau olahraga?"
"Tadi dadakan, aku juga nggak rencana," untung aku masih punya ide ngeles.
"Aku jadi males masuk kelas," Hannah menghentikan langkah di depan kantin lalu meletakkan tasnya di salah satu meja.
"Kok gitu? Absen kamu udah banyak belom?" kupasang wajah tak setuju, "Ada apa, nih?"
Hannah melengos. Dia tahu aku benar makanya dia tak suka kukomentari. Salah satu kebiasaan pacar cantikku ini memang sering kukritisi berhubung hal itu tidak baik: bolos kuliah. Hannah sebenarnya bukan pribadi yang pemalas. Hanya saja kalau moodnya sedang jelek, dia akan meninggalkan sejenak hal-hal yang harus dilakukannya, sekalipun hal itu sangat penting. Contohnya ya seperti ini, bolos kuliah karena mungkin sedang kesal padaku.
"Biar kamu tau, kamu penyebabnya!" ujarnya sambil mencari mataku dan berpaling lagi dengan kedua tangan dilipat di bawah dadanya yang berlekuk indah.
"Lho, kok aku?" responku bertanya sambil tersenyum, walaupun aku tahu persis memang akulah penyebab keinginan bolosnya di jelang siang ini.
"Kamu nggak kayak biasanya, aku merasa beberapa hari ini kamu berbeda..." ada nada sedih di pernyataan Hannah.
Dasar cewek. Tajam perasaannya. Apa dia tau rencanaku untuk mendekati Zara?
"Anehnya apa?" tanyaku sambil mengeluarkan hape lalu pura-pura memeriksa notifikasi untuk menghilangkan rasa gugupku.
"Aku nggak tau, pokoknya ada yang aneh!" Hannah mengerutkan kening.
"Itu cuma perasaan kamu aja, Han. Makanya jangan pake perasaan..."
"Terus pake apa?"
"Tergantung, kalo makan ya pake sendok sama garpu,"
"Ih, orang aku makan kerupuk?"
Kami berdua tertawa. Kulihat wajah Hannah sudah tak setegang tadi. Membuat tawaku lebih keras darinya karena merasa sangat lega. Salah satu hal yang aku suka dari gadisku ini adalah perhatiannya yang mudah teralih jika dibercandai. Beda dengan Zara yang lebih serius. Ups! Kok aku jadi bandingin Hannah dengan Zara?
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanda (Bisa dibeli di Apps LONTARA)
RomanceHai, Salam kenal Sebelum kalian membaca, kepoin dulu infonya! 3 karya saya sudah terbit lho! THE LAST PROM diterbitkan di Penerbit Farha. TANDA, bisa dibeli di aplikasi Lontara(buruan download ya!) Dan beberapa puisi saya ada di SEHIMPUN RASA (Pene...