44. Good Night [Last Part]

214 30 5
                                    

"Apaan nih?"

Kim Jonghyun mendongakkan kepalanya dan menatap Minki dengan tatapan menuntut penjelasan. Baru saja tiba di ruangan, Minki langsung mendatangi Jonghyun di mejanya dan menaruh secarik kertas yang penuh dengan tulisan tangan Minki. Jonghyun meraih kertas tersebut. Baru melihatnya sebentar, dahinya sudah mengernyit.

"Kan besok lo mau liburan ke Korea, jadi gue titip! Oke, ya? Oke, dong!" Minki menyengir lebar. Nggak lupa mengacungkan ibu jarinya pada Jonghyun.

"Apaan sih! Nggak!" Jonghyun menolak mentah-mentah. Dia menyerahkan kertanya kembali pada Minki. "Gue mau liburan bukan mau open jastip!"

Minki mendumel, "Yaelah, Jong! Nitip doang sekali! Pelit amat jadi orang!"

"Kalo nitip kira-kira dong!" Jonghyun melebarkan kertas Minki tersebut. Satu halaman penuh isinya list barang-barang yang diminta Minki. Baca satu baris pertama aja udah bikin Jonghyun migrain.

"Pelit ntar kuburan lu sempit! Sekali aja kek!" Rayu Minki sembari menggoyang-goyangkan bahu Jonghyun.

"Beli sendiri!" Jangan harap Jonghyun kemakan rayuan Minki. Masalahnya nggak cuma sekali dua kali. Tiap Jonghyun pergi keluar negeri ada aja titipannya. Bikin Jonghyun harus bayar lebih buat bagasi karena ini anak kalau nitip nggak kira-kira.

"Najis! Pelit banget jadi orang!" Ledek Minki.

"Kasih aja ke Soojin, Ki." Celetukkan Minhyun sontak membuat Jonghyun melotot. "Kasih tau juga suaminya pelit banget nggak mau dititipin. Padahal gue tadinya mau titip juga."

Minki yang tadinya memasang wajah cemberut langsung berseri-seri kembali. "Bener juga, lu!" Minki merebut pulpen yang Minhyun pakai lalu bersiap-siap untuk menulis. "Jadi apa yang mau lo titip, Nyun? Biar gue yang tulis!"

Selagi Minki menulis titipan Minhyun,  Minhyun menambahkan, "Fyi, dua hari yang lalu ada bapak-bapak yang tinggal nggak jauh dari rumah gue meninggal. Hati-hati aja sih."

Alis Jonghyun terangkat, "Gara-gara pelit? Nggak mau dititipin?"

"Bukan, gara-gara ketabrak mobil pas mau nyebrang. Gue cuma mau cerita aja. Biar pada hati-hati kalau nyebrang."

"Yeuh, Bambang! Gue kira gara-gara kena azab saking pelitnya gara-gara nggak mau  dititipin!" Minki menoyor kepala Minhyun.

Sementara Dongho yang lagi anteng ngerjain pekerjaannya langsung tersedak gara-gara omongan Minhyun. Mukanya itu, pas nyeritain lempeng banget.

Dengan ketawa jahat, Minki mengibas-ngibaskan kertasnya di depan muka Jonghyun. "Gue bakal kasih kertasnya ke Soojin. Dia mah baik, nggak kayak lu!" Kemudian laki-laki itu keluar dengan perasaan senang.

Sialan, batin Jonghyun. Semenjak Soojin kerja di sini emang kerjanya pada ngadu ke Soojin kalau Jonghyun jahat dikit.

Udahlah, kayaknya ini kantor bukan dipimpin sama Kim Jonghyun, tapi sama Lee Soojin.

***

Karena besok mau berangkat liburan ke Korea sekeluarga, Jonghyun sengaja berada di kantor lebih lama untuk mengerjakan seluruh pekerjaannya. Tanpa sadar waktu sudah menunjukkan pukul tujuh malam, dan langit sudah mulai gelap di luar sana. Teman-temannya juga sudah pulang. Soojin pun pulang duluan.

Selagi fokus dengan kerjaannya, ponselnya berbunyi. Jonghyun cukup terkejut saat membaca nama kontak yang tertera di layar ponselnya. Tumben menelepon?

"Halo, assalamualaikum?" Jawab Jonghyun sembari berdiri dan merenggangkan badannya yang mulai pegal-pegal.

"Jonghyun, Mami ganggu nggak? Kamu di mana?"

[NU'NIVERSE] The (Un)Simple Life of Kim's // Kim Jonghyun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang