32. Depression

190 28 2
                                    

Soojin sengaja nggak masuk kerja hari ini karena mau nemenin Eunbi. Dua hari pasca Aron pergi tanpa pamit, bikin Eunbi makin nggak mau keluar kamar. Gadis itu belum makan dari kemarin malam dan pagi ini Soojin buatin bubur.

"Eunbi masih nggak mau keluar?" Tanya Jonghyun yang baru saja datang ke dapur. Dengan dasi yang belum diikat.

Tanpa perlu diminta, Soojin langsung melipat dasi yang dikenakan Jonghyun. "Iya, Mas. Dia masih nggak mau keluar. Nggak mau makan juga. Lagian kenapa sih Kak Aron pakai pergi segala? Nggak kasian sama Eunbi apa..."

"Ada urusan yang harus dia selesein, Dek." Jawab Jonghyun.

"Kenapa nggak Mas cegah?" Soojin masih belum terima keputusan Aron. Saat kayak gini, Aron orang pertama yang paling Eunbi butuhin. Tapi laki-laki itu malah milih pergi.

"Aku nggak ada sangkut pautnya sama masalah Aron. Aku cuma bisa bantu jagain Eunbi aja selama dia pergi." Jonghyun mengambil air mineral dari lemari es. "Ini bukan cuma konflik dia sama orangtuanya, tapi juga konflik sama diri sendiri. Kurang lebih aku ngerti apa yang dia rasain."

Soojin tertegun. Memang Jonghyun dulu juga pernah punya konflik yang hampir sama dengan Aron. Nggak heran Jonghyun ngerasa agak relate sama kondisi Aron.

"Aku nggak ngelarang dia buat pergi. Biar dia punya waktu sendiri dulu." Ujar Jonghyun. "Kita cuma bisa bantu jagain Eunbi."

Soojin mendesah dan kembali mengaduk bubur yang hampir matang.

"Yerin mana?"

"Nemenin Eunbi di kamar." Jawab Soojin.

"Yaudah aku berangkat ya, ntar aku bilang Jihoon kalau kamu izin nggak masuk," Jonghyun mencium pipi kiri Soojin sekilas. Lalu pamit. "Bye!"

***

Soojin mendorong pintu kamar yang ditempatin Eunbi dengan badannya. Sengaja tidak ditutup rapat biar bisa Soojin dorong kalau lagi bawa nampan berisi mangkok bubur sama air minum.

Soojin melihat Eunbi lagi tiduran, membelakangi pintu. Sementara Yerin udah nggak ada di kamar Eunbi, mungkin lagi siap-siap ke kampus mau ketemu pembimbing. Soojin menaruh nampannya di atas meja, lalu dia menyentuh bahu Eunbi.

"Bi..." panggil Soojin pelan. Gadis itu berbalik badan, lalu bangun dan duduk bersandar pada kepala ranjang. Mukanya masih pucat dan matanya bengkak. Pasti nangis semaleman. "Makan yuk. Mbak udah siapin bubur."

"Mbak nggak kerja?" Tanya Eunbi.

"Mbak mau nemenin Eunbi hari ini." Soojin duduk di pinggir kasur, dan meraih mangkuk bubur. "Makan, ya. Dari kemarin malem belum makan."

"Mbak, sebenernya Aron kemana sih?" Tanpa embel-embel 'kakak', Eunbi bertanya soal Aron.

"Ada urusan yang harus diselesein, Bi." Jawab Soojin.

"Terus kenapa nggak bilang? Kenapa aku nggak diajak?" Suara Eunbi meninggi. "Udah tahu Papa sama Mama nggak ada pedulinya dan ninggalin kita, sekarang dia juga ninggalin aku! Bangsat emang!!"

Gadis itu kembali menangis terisak. Soojin menaruh mangkoknya lagi dan langsung memeluk Eunbi erat. Ngeliat Eunbi yang gini, bikin Soojin juga nggak bisa menahan air mata. "Bi, jangan kayak gitu..."

"Kalau Kakak sampe ninggalin aku juga, aku sama siapa..." isak Eunbi dipelukkan Soojin. "Aku udah nggak punya siapa-siapa kalau Kakak juga pergi!"

"Eunbi masih punya Mbak, Mas, Yerin, Joo, Byul, sama Dedek..." lirih Soojin. "Eunbi nggak sendirian..."

Drrrt...ddrrt...

Hape di saku cardigan Soojin bergetar. Soojin melepas pelukkannya pada Eunbi dan segera keluar dari kamar. Jonghyun meneleponnya.

[NU'NIVERSE] The (Un)Simple Life of Kim's // Kim Jonghyun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang