17. Kopi

217 35 4
                                    

Soojin melirik arloji di pergelangan tangannya. Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas, sebentar lagi jam makan siang. Tapi dia udah sibuk beres-beres barang dan mematikan komputernya, padahal waktu kerja belum selesai. Kim Sojung yang duduk di sebelahnya langsung menoleh dan bertanya, "Mau kemana, Mbak?"

"Eh?" Soojin merespon. "Aku mau izin keluar, Jung."

"Kemana, Mbak?"

"Mau ke rumah orangtuaku dulu, ada keperluan."

"Tapi nanti balik lagi?" tanya Sojung lagi. Dia agak gelisah sih sebenernya. Kerjaannya hari ini cukup sulit dan dia butuh bantuan Soojin untuk membuat kerjaan jauh lebih ringan. Mana deadlinenya besok. 

Soojin mengedikkan bahu, "Belum tahu, Jung. Masih mau minta bantuan kerjaan, ya?"

Sojung memajukan bibir, "Iya, Mbak. Astaga, Pak Jihoon kalau kasih tugas nggak kira-kira, deh. Tangan aku cuma dua, belum kerjaan yang tadi baru dikirim Pak Jihoon satu jam yang lalu. Sinting." Umpat Sojung pelan dengan sesekali melemparkan pandangan kearah meja Lee Jihoon, supervisor mereka. Kali aja pas lagi ngumpat ternyata Jihoon denger, bisa dikasih surat peringatan. 

"Nanti kirim ke email aku aja, ya. Biar aku bantu sebagian." kata Soojin. "Nanti malem aku langsung kirim ke kamu kalau udah selesai." 

Sojung menatap Soojin haru. Dia tahu dari dulu kalau ibu negara satu ini baik ke karyawan Nuble. Tapi nggak pernah nyangka kalau sebaik ini. Sojung langsung meraih tangan Soojin dan sempat sungkem saking senengnya. Soojin langsung narik tangannya, nggak enak. "Apa sih, Jung! Jangan kayak gini, ah!"

"Huhu...aku cinta Ibu Negara." kata Sojung. "Besok aku traktir deh, Mbak. Kita ke Mall. Seriusan." 

Soojin terkekeh, "Apaan deh manggil aku Ibu Negara!"

"Ya 'Kan Mbak istrinya Pak Jonghyun. Pak Jonghyun beruntung deh punya Mbak. Baik banget soalnya." Kata Sojung. "Oke, aku langsung kirim sekarang ke email Mbak, yaa..."

Soojin mendesah. Beruntung apanya. Sampai sekarang aja mereka masih nggak ngomong satu sama lain. Sekalinya ngomong cuma depan anak-anak, itu juga supaya anak-anak nggak curiga. Mungkin sekarang Jonghyun nyesel punya istri nggak nurut kayak dia...siapa tahu...

"Aku ke pantry ya," sebelum izin pergi, Soojin pergi ke pantry untuk isi botol air minum. Jarak antara tempat tujuan dengan kantor cukup jauh, jadi dia mau isi botol minum biar nggak haus. 

Selagi mengisi botol minum, Soojin menoleh saat mendengar suara berisik perempuan berjalan menuju pantry. Pemilik suara berisik itu siapa lagi kalau bukan Kim Sejeong, sekretarisnya Jonghyun. Sejeong tampak sedang mencari seseorang di pantry. 

"Eh, ada Ibu -eh, Mbak!" seru Sejeong begitu lihat Soojin juga berada di pantry. "Mbak lihat Pak Lee atau Mbak Han nggak, Mbak?" 

"Hm?" Soojin menggeleng saat Sejeong bertanya soal OB di tempat mereka. "Nggak, Jeong. Mungkin lagi keluar. Kenapa?"

"Itu...Pak Jonghyun minta dibikin kopi..." Sejeong meringis. "Kayaknya lagi stress banget. Daritadi bawaannya marah-marah mulu..." 

Soojin tertegun. Dia nggak kaget dengan sikap Jonghyun akhir-akhir ini, apalagi soal kerjaan yang sekarang emang lagi banyak banget. Dan Jonghyun juga lebih sering keluar rapat dengan klien. Ya, Nuble lagi naik banget, sehingga jumlah klien terus bertambah dengan banyak rekomendasi dari perusahaan lain. Nggak heran banyak yang kewalahan sampai Jonghyun juga harus turun tangan. 

Bahkan Jonghyun sampai kurang tidur akhir-akhir ini karena harus menyelesaikan pekerjaannya. Juga lebih banyak mengurung diri di ruang kerja. Soojin jadi agak kasihan. 

[NU'NIVERSE] The (Un)Simple Life of Kim's // Kim Jonghyun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang