19. Soojin dan Ayah

258 35 7
                                    

Bunda, Soojin, dan Jonghyun sedang berkumpul di ruang keluarga sambil nonton televisi ketika Ayah pulang kerja sehabis Maghrib. Soojin bergelung dalam selimut di samping Bunda, sementara Jonghyun duduk di sisi yang berlawanan dengan Bunda sambil makan martabak yang tadi dibelinya di depan komplek. Tentu aja Ayah kaget, tiba-tiba Jonghyun dan Soojin ada di rumah, padahal dari bulan lalu mereka nggak kemari. 

"Kok kalian ada di sini?" tanya Ayah bingung. Pasalnya hari ini adalah hari kerja. Bukannya akhir pekan. 

Soojin senyum kecil saat ngelihat Ayahnya pulang. "Eh, Ayah udah pulang. Soojin hari ini lagi pengin kesini aja."

Ayah yang melihat Soojin bergelung dalam selimut dengan wajah pucat, membuatnya cemas. Ayah langsung mendekati Soojin dan memegang keningnya. Wajar, anak satu-satunya. Perempuan lagi meskipun udah dewasa. "Kamu sakit?"

"Nggak papa, Yah. Udah baikkan." Kata Soojin. "Cuma capek aja."

"Kerjaannya banyak di kantor?" Ayah mendelik kearah Jonghyun yang masih ngunyah. "Kamu kasih Soojin banyak kerjaan?"

Jonghyun tersentak kaget, "Lho! Nggak kok, Yah!Aku bukan atasan langsungnya Soojin. Aku juga nggak tahu! Bukan aku yang nyuruh!"

Soojin mencubit lengan ayahnya, "Ayah kebiasaan ah nyalahin Mas! Bukan gara-gara Mas, kok. Mungkin karena belum biasa kerja di luar. Jadi sekarang kecapekkan."

Jonghyun mencibir, "Emanglah aku selalu disalahin. Aku napas di sini juga salah kayaknya, ya."

Ayah mengambil satu potong martabak coklat kacang lalu ikutan makan sama Jonghyun. "Muka kamu enak buat disalahin."

Soojin dan Bunda langsung ketawa ngakak. Ayah dan Jonghyun emang nggak pernah ada habisnya kalau udah ketemu dan ngomong berdua. Kelihatannya kayak gondok-gondokkan, padahal emang hubungan yang kayak gitu justru bikin mereka akrab. Kadang Soojin suka gemes sendiri ngelihat ayah dan suaminya kalau udah ngobrol, apalagi sambil minum kopi atau main catur bareng di teras rumah. Soojin atau Bunda bisa dikacangin. Kayak sekarang. 

Ayah dan Jonghyun di ruang makan. Jonghyun nemenin Ayah makan malam sambil ngobrol, topik apapun, nggak berhenti. Sampai lupa waktu. Soojin hendak mengambil minum di kulkas, jadi cuma berdiri aja di samping tembok ngeliatin mereka berdua sibuk ngobrol ditambah debat soal pekerjaan. Sampai nggak sadar kalau Soojin ada di sana udah sekitar lima menit. 

"Dek, ngapain sih berdiri di samping tembok?" Jonghyun menarik kursi dan menepuknya. "Sini duduk."

Soojin pun duduk di samping Jonghyun, lalu berbisik ke Jonghyun, "Mas, aku boleh ngomong sama Ayah dulu, nggak?" 

"Oh, mau ngomong? Oke." Jonghyun mengalihkan pandangan kearah Ayah. "Yah, aku salat isya dulu, ya. Sekalian siap-siap mau pulang." 

Setelah Jonghyun pergi dari ruang makan, Soojin bergeser dari kursinya ke kursi yang diduduki Jonghyun sebelumnya. Biar lebih deket sama Ayah. Ayah kembali memeriksa suhu tubuh Soojin lewat kening. "Gimana? Masih sakit?"

Soojin menggeleng, "Udah mendingan kok, Yah. Abis minum obat tadi."

"Alhamdulillah kalau kayak gitu sih," Ayah menghela napas lega. Lalu meraih tehnya yang mulai mendingin.

Setelah terdiam beberapa saat, Soojin memanggil Ayah. "Yah..."

Ayah menoleh, "Ya?"

"Hmm..." Soojin berdeham. "Mulai bulan depan...aku kirim gajiku semuanya ke Ayah dan Bunda, ya? Sesuai janji aku."

Ayah tertegun. Lalu kemudian tertawa, "Apa sih, Jin? Nggak usah." Ayah menolaknya dengan halus. "Nggak usah. Itu uang kamu. Pakai buat kamu sendiri sama anak-anak kamu."

Soojin menggeleng lembut. "Janji harus ditepati, Yah. Dan ini janji aku ke Ayah Bunda." Soojin meraih tangan Ayah. "Ayah sama Bunda harus terima. Ini bukti aku ke Ayah sama Bunda kalau aku bisa jadi yang Ayah dan Bunda mau."

"Soojin..."

"Ini balasan aku untuk Ayah dan Bunda." Mata Soojin berair. "Maaf kalau aku baru bisa ngewujudin keinginan Ayah Bunda sekarang. Belum bisa bikin Ayah Bunda bener-bener bangga."

Ayah langsung merangkul Soojin dengan hangat. "Nggak perlu seperti itu pun, Soojin udah jadi kebanggaan Ayah dan Bunda. Ayah dan Bunda selalu bangga dan sayang kamu."

Soojin tiba-tiba terisak di pelukkan ke Ayah. "Pokoknya Ayah dan Bunda harus terima uang dari aku, ya. Nggak ada penolakkan. Dan Ayah sama Bunda harus selalu sehat."

Ayah nyengir, dan menyubit hidung Soojin. Seperti yang sering Ayah lakukan dulu ke Soojin saat sedang gemas. "Iyaa, kamu juga jangan sakit. Tetep sehat buat Ayah Bunda. Sama keluarga kamu juga."

"Sakit, Yah..." ringis Soojin.

"Gakpapa, biar makin mancung." Ayah ketawa ngakak. "Omong-omong, kenapa tiba-tiba Jonghyun bolehin kamu kerja? Bukannya dari dulu nentang keras?"

Soojin cuma senyum aja. "Dapat pencerahan kali, Yah." Tentu aja bohong. Daripada nanti Jonghyun kena marah Ayah.

"Jangan lupa sering-sering mampir ke sini." Perintah Ayah. "Atau nanti Ayah yang kesana nyeret kalian buat dateng."

Soojin manyun. "Kasar ya, Yah."

"Lagian dari bulan kemarin nggak ke sini. Cuma telepon sekali doang."

"Kangen aku, ya?"

"Geer!" Decak Ayah. "Kangen cucu Ayah, lah. Kamu mah nggak!"

"Oke aku nggak bakal dateng minggu depan."

"Mulai berani, ya~" Ayah pura-pura marah. "Inget nggak dulu siapa yang ngejemur kasur kamu pas kamu ngompol? Gendong kamu pas kamu nggak kuat jalan nanjak? Yang dimuntahin kamu pas mabok di bus?"

"AYAH!!!" Pekik Soojin.

***

Flashback

Seorang gadis kecil yang sedang duduk bersama ayahnya sambil makan eskrim selagi menunggu Bunda belanja di mall,  memerhatikan seorang wanita muda memakai setelan kerja, membawa beberapa tas belanjaan bermerek. Ayahnya sadar kalau sejak tadi anaknya sedang memerhatikan wanita muda di depannya itu, tanpa sadar eskrimnya mulai meleleh.

"Kamu ngeliatin tante itu, Sayang?" Tanya Ayah.

Gadis kecil itu mengangguk, "Iya, Yah. Cantik banget. Bajunya bagus."

"Soojin mau pakai baju kayak gitu?" Tanya Ayah iseng.

"Mau." Kata Soojin antusias. "Aku mau kayak tante itu. Biar cantik."

Ayah tersenyum sembari mengelus puncak kepala Soojin. "Kalau Soojin mau kayak tante itu, Soojin harus belajar yang giat. Nanti bisa kayak tante itu, bisa pakai baju kerja yang bagus, bisa belanja barang yang Soojin mau. Karena punya uang banyak."

Soojin mengangguk mantap, "Iya! Soojin bakal belajar keras. Biar bisa pakai baju yang bagus. Bisa beli barang banyak. Buat Soojin. Buat Ayah sama Bunda juga."

"Pinter anak Ayah." Puji Ayah.

***

Lee Seokhoon
Ayah

Lee SeokhoonAyah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[NU'NIVERSE] The (Un)Simple Life of Kim's // Kim Jonghyun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang