BAB 1

1.8K 83 7
                                    

"Tekanan darah?" tanyanya langsung.

"G-gue..."

Perempuan yang baru masuk ke ruangan beberapa detik lalu itu menatap teman seprofesinya dengan prihatin.

"Sebaiknya kamu tenangin diri dulu, Ra," katanya kepada Dira, sahabat karibnya.

Dira mengangguk lemas dengan wajah pucat. Langkahnya membawa ia keluar ruang operasi meninggalkan suasana mencekam di sana.

"Dok,...."

"Tetap fokus, kita berusaha sebaik mungkin."

Namun keadaan tak kunjung membaik. Kondisi pasien yang mengalami kecelakaan itu semakin menurun. Bahkan hingga kejang-kejang. Sampai kemudian tak ada lagi yang bisa mereka lakukan.

"Waktu kematian 18.02, waktu Indonesia bagian barat."

Salah satu kegagalan terbesar seorang dokter adalah ketika ia harus mengumumkan berita kematian dari pasiennya. Meskipun segala cara sudah dilakukan dengan maksimal.

Dengan masih menggunakan pakaian khusus operasi, dirinya keluar ruangan. Bercak darah di tangan membuatnya menghela napas. Gadis itu kini tak bisa lagi menutupi rasa bersalahnya. Dia gemetar. Setelah hampir setengah jam membersihkan diri, ia bergegas menghampiri rekannya. Dira terlihat masih terpukul.

"Gimana?" Dira bertanya lirih.

Ia menggeleng.

"G-gue kira... Gue bisa nanganin ini. Sorry."

Ia terdiam dengan diselimuti rasa penyesalan. Bagaimana tangis sang keluarga pasien membuatnya terpuruk.

"Aku yang akan menghadap dr. Seno," katanya.

"Sorry."

🍁🍁🍁

Walaupun bukan kali pertama menghadap dokter paling tempramen di rumah sakit itu, namun tetap saja membuat perempuan itu agak waspada. Takut-takut kali ini ia justru langsung kena damprat keluar. Berhadapan dengan dr. Seno sungguh memacu adrenalin. Hanya dengan tatapannya saja sudah buat siapa saja menciut. Kalimatnya singkat. Tapi akan terus menancap di hati. Bikin ngilu dan sakit.

"Saya Fara." Setelah mengetuk pintu yang bertulisan Direktur itu, ia langsung memasukinya.

"Tidak becus!"

You has been slained!

Gadis iu menelan saliva dengan susah payah. Permulaan yang sangat buruk, padahal ia saja baru menutup pintu dari dalam dengan sangat hati-hati.

"Copot saja gelarmu itu!"

Killing Spree!

"Buat surat pengunduran diri sekarang!"

Legendary!

"Lo buat gue pening. Keluar!"

Kalau sudah kata-kata tidak formal yang dikeluarkan, itu artinya dr. Seno benar-benar murka.

"Saya benar-benar mohon maaf." Ia membungkukan badannya.

Ada alasan mengapa dokter yang seusia dengannya itu begitu marah. Karena pasien itu adalah pasien VIP. Artinya bukan orang sembarangan. Kemungkinan juga orang yang memiliki pengaruh besar di rumah sakit ini. Memiliki saham besar, misalnya.

"Sumpah! Gue senang banget lo masih hidup!" Nina memeluknya dengan riang.

"Aku... Hampir mati di tempat."

Nina melepaskan pelukannya. "Ya nggak heran sih gue. Lihat lo masih utuh setelah keluar dari ruangan doi, itu yang lebih heran."

Dia berdecih. "Di mana Dira?"

I'm Done 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang