Jangan lupa tekan bintang sebelum membaca! 💜
Jimin menghentikan mobilnya di dekat gerbang sekolah Yoongi. Si manis membuka seatbelt lalu mencondongkan tubuhnya untuk mencium bibir Jimin. Pria itu membalas dengan lumatan singkat.
"Belajar yang benar." Jimin mengelus surai Yoongi.
"Iyaa~ hati-hati di jalan Hyungie."
Yoongi keluar dari mobil lalu berjalan cepat memasuki kawasan elit sekolahnya. Porsche seksi itu melesat pergi menuju kantor.
Ponsel Jimin bergetar di atas dashboard, pria itu menyambungkan panggilan dengan alat ditelinganya.
"Jimin-ah,"
"Hn, apa?"
"Kenapa kau pergi pagi-pagi sekali? Bagaimana denganku?"
"Apanya yang bagaimana?" Jimin menghela napas berat.
"Kau tidak mengantarku kerja, Jimin-ah. Aku mharus mengajukan cuti menikah, lagipula kenapa kau kerja? Kita baru saja menikah."
"Di garasi ada banyak mobil, pakai yang mana saja. Bukannya kau punya mobil sendiri? Dan satu lagi, aku sibuk. Sangat."
Setelahnya Jimin mematikan sambungan telepon dan menaikkan kecepatan mobilnya. Dalam hitungan menit ia sampai, memarkirkan mobilnya di parkiran khusus lalu turun dari sana.
"Jimin!"
Pria berjas abu itu menoleh dan mendapati Namjoon setengah berlari menghampirinya. Jimin menaikkan sebelah alis lalu Namjoon mendekat guna berbisik sesuatu.
"Target di ketahui..."
"Dimana? China?" Jimin bertanya dengan suara rendah.
"Bangsat satu itu ada di Brazil."
"Kirimkan orang untuk membawanya pulang."
Namjoon mengangguk lalu ikut berjalan bersama Jimin memasuki gedung sembari berpikir anak buah mana yang akan ia kirimkan.
Yoongi menutup catatan dan membereskan alat tulisnya ke dalam laci meja. Guru matematikanya baru saja pergi dan mata pelajaran selanjutnya kosong karena sang guru berhalangan datang. Suasana kelas ricuh, dari yang menyanyi sampai berdandan. Yoongi memasang earphone dan menyetel lagu dengan volume cukup tinggi sembari men-scrool sosial medianya.
Si manis terkaget dengan sebuah kantung plastik mendarat di atas mejanya disusul dua Bubble tea. Kepalanya terangkat dan mendapati Jungkook tersenyum hingga seluruh gigi rapihnya terlihat.
"Ayo ke atap!" pemuda itu melepas earphone Yoongi.
"Kau jam kosong juga?" Yoongi merapikan earphone-nya lalu berjalan mengikuti Jungkook.
"Iya, ada yang mau aku ceritakan juga."
Keduanya berjalan cukup jauh dan harus menaiki tangga ditambah keduanya sempat berhenti ketika melewati ruangan klub teater yang sedang gladi resik. Sekalian menonton mumpung gratis. Jungkook mendorong pintu besi yang sudah berkarat itu. Hembusan angin yang cukup kencang menyambut ketika keduanya membuka pintu, kaki mereka memijak rumput sintetis di seluruh atap. Jungkook berjalan cepat menuju kursi panjang yang berada di bawah pohon rindang yang tumbuh di tanah dalam lingkarang semen setinggi lutut, atap itu luas dengan tembok semen pembatas setinggi dada dan pagar kawat yang tinggi.
Jaga-jaga jika ada yang terjun.
"Wah, tteokpokki!" Yoongi tersenyum senang melihat isi kantung plastik yang Jungkook bawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Am I an affair? (Minyoon)
Fanfiction"Apa aku selingkuhanmu?" - MYG "Bukan, sayang."- PJM "Tapi kau punya istri~" - MYG "Tapi aku mencintaimu, kau tahu itu." - PJM Hai, aku bawa ff baru uhuuy!! MINYOON AREA Gak suka? Gak usah baca, simple aja BXB YAOI GARIS KERAS Tidak disarankan untu...