11; Playing With Fire

1.7K 157 22
                                    

Vote dulu sebelum membaca





Yoongi turun dari mobil, tatap rumah dua lantai bercat soft pink dengan banyak tanaman hias di halaman depannya. Rumah yang terlampau sering ia datangi. Satu-satunya tempat yang bisa membuatnya merasa ada di rumah. Rumah yang memberikannya kasih sayang nyata.

Si manis pun masuk, berjalan riang seolah tak punya beban. Saat itu, ia pikir ketika dirinya selangkah menginjakkan kaki memasuki rumah itu, ia meninggalkan semua masalah dan bebannya. Namun ekspresi Seokjin ketika ia sampai di ruang tamu membuatnya tergugu sesaat.

"Duduklah, Yoongi-ya." Seokjin tersenyum.

"Ne, Seokjin-eomma." Yoongi duduk di sofa single. "Ini, Yoongie bawa pizza."

"Terimakasih manis,"

Seokjin masih tersenyum. Jungkook datang dengan tiga gelas sirup jeruk dengan banyak es batu. Mereka makan pizza bawaan Yoongi diselingi tawa dan obrolan random serta dad jokes ala Seokjin. Hingga slice terakhir pizza itu dimakan Jungkook barulah suasana di ruang tamu berubah serius.

"Ada yang ingin aku bicarakan Yoongi-ya..."

"A-ada apa Seokjin-eomma?"

"Ini soal dirimu, eomma tahu kau menyembunyikan sesuatu."

Yoongi tak bisa menyembunyikan ekspresi terkejutnya. Ia meremas ujung kausnya serta perlahan menunduk. Inginnya kabur saja. Tapi tentu tak bisa. Seokjin akan meneror Yoongi demi mendapatkan penjelasan lengkap.

"Kau kenal Park Jimin?" tanya Seokjin sembari menopang dagu.

"Hah? Ehh..." Yoongi tentu saja kaget.

"Aku tahu kau mengenalnya."

"I-ya, Seokjin-eomma."

"Dia berbahaya, Yoon. Kau pasti tahu pekerjaannya bahkan latar belakangnya. Kalian memiliki hubungan." Seokjin menghela nafas sesaat.

Yoongi merasa sulit menelan ludah. "Awalnya aku tak tahu..."

"Tapi sekarang kau tahu!"

"Aku mencintainya Jinnie Eomma..."

"Dia menikahi model itu dan kau bersikeras bertahan? Jangan jadi bodoh Yoongi."

Seokjin berdecak kesal, sedang Yoongi makin menunduk saja.

"Jimin-hyung tidak mencintai model itu, pernikahan mereka palsu."

"Palsu dimata kalian, tapi asli dimata hukum dan agama. Bagaimana bisa kau bersamanya? Yoongi-ya dengarkan aku, dia berbahaya." suara Seokjin melembut.

"Aku tahu. Jimin-hyung itu keras dan tak bisa dibantah. Tapi tidak padaku, dia lembut dan penuh kasih sayang. Dia meyakinkanku untuk bertahan sampai perkebunan itu menjadi miliknya. Tidak mudah berada diposisiku, bagaimanapun ceritanya tetap aku yang salah." Yoongi mengusap ujung matanya yang berair.

"Memang. Aku hanya tak ingin kau terikat dengan Park Jimin. Dia hanya akan melepaskanmu jika dia menginginkanya. Kau diikat dengan segala yang Park Jimin beri."

"Aku memang sudah terikat sejak awal. Kupikir, aku, Jimin-hyung, dan Seulgi sama egoisnya. Aku tak ingin kehilangan uang dan kasih sayang yang Jimin-hyung beri. Jimin-hyung menginginkanku serta Seulgi dan harta wanita itu sendiri. Seulgi pun sama saja, Jungkook pasti sudah cerita."

Yoongi mendongak, menunjukan wajah putihnya yang basah oleh air mata. Hatinya sakit. Ia ingin marah karena Seokjin seolah menyalahkannya.

Haha.

Am I an affair? (Minyoon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang