Chapter TWO

2.6K 305 71
                                    

Raut wajah Yoongi menyiratkan kekalutan ketika dirinya maju untuk mempresentasi ide dan gagasan yang perusahaannya ajukan untuk mendapatkan dan memenangkan tender dari kementerian. Napasnya sedikit tersendak dan seluruh tulangnya terasa remuk seperti di oven dengan suhu tinggi. Tidak biasanya dirinya akan bereaksi menjadi sepayah ini hanya karena tubuhnya sedang sakit. Tubuhnya terasa terbakar serta jantungnya berdegup kencang dan ia merasa seperti pertama kali presentasi. Memalukan.

Ia bahkan sempat beberapa kali berucap dengan terbata-bata. Entah reaksi dari demamnya yang semakin tinggi, atau reaksi mencemooh Taehyung atau bahkan tentang Park Jimin yang memandangnya tajam menusuk.

"Kau yakin dirimu CEO?"

Yoongi menoleh ke arah Jimin yang mengejeknya dengan senyum kurang ajar. Ingin rasanya ia menonjok pipi pria tersebut yang seenaknya menebar senyum palsu.

"Maaf, saya memang sedang sakit tapi saya akan memberikan yang terbaik."

"Baiklah, mari kita memaklumi Tuan Min Yoongi yang sedang sakit. Ah pipi nya bahkan memerah mungkin karena demam..."

Setelah hampir satu jam dirinya menyampaikan presentasi serta menjelaskan ide-ide yang sudah dirancang oleh tim, kakinya melemas dan ia membuang napas kasar bentuk kelegaan karena berhasil menjawab pertanyaan dari peserta rapat dan banyaknya pertanyaan datang dari Perdana Menteri yang selalu membuat Yoongi merasa cemas akan setiap pertanyaan tesebut apalagi ditambah ekspresi Park Jimin yang tetap datar tanpa senyuman. Itu membuat Yoongi menyumpat. Ia memang pribadi yang dingin saat bekerja namun ia tidak setega Jimin yang gencar memberikan pertanyaan mematikan hingga isi kepalanya hampir menemukan jawaban buntu untuk menjabarkan setiap pendapatnya.

Antara itu adalah hal bagus atau buruk dengan jabatannya sebagai Perdana Menteri tetap pandangan Min Yoongi tidak akan berubah akan Perdana Menteri Park yang buruk. Hanya penampilannya saja yang Yoongi cukup apresiasi karena ya Park itu terbilang lumayan. Dari angka satu hingga sepuluh, maka Yoongi akan memberikan nilai enam untuk penampilannya. Lumayan kan?

"Presentasi yang bagus Min.." pria Park mengulurkan tangannya setelah rapat dibuburkan dan demi sopan santun kepada petinggi negara, Min Yoongi menerima jabat tangan tersebut dan dalam dua detik langsung melepasnya yang kemudia disambut kekehan Jimin.

Mata Yoongi memutar dan sebelum kesadarannya perlahan memudar, ia sempat berpengangan pada bahu Jimin sebentar dan merasakan setiap otot lengan pria itu mengencang dengan sigap saat tangan kakanan Park Jimin melingkupi tubuhnya yang hampir tersungkur ke lantai namun reaksi tubuh pria itu begitu cepat dan Yoongi bisa mendengar teriakan Jungkook beserta peserta rapat yang sebagian belum keluar.

Dan satu Yoongi mendengar panggilan, "Yoongi-ya..." amat samar namun keheningan dan kegelapan menyambut Min Yoongi terlebih dahulu.

••••••••••

Jeon Jungkook memilih menunggu di luar ruangan dan memilih membaca beberapa proposal kerjasama yang banyak diajukan oleh perusahaan lainnya, hal itu dipengaruhi karena mereka mendengar berita bahwa Mint Television terpilih menjadi salah satu perusahaan perwakilan Korea. Ya meskipun hasilnya belum ditentukan.

Saat penutupan rapat, pihak kementerian yang bernama Jung Hoseok mengatakan bila pengumuman terpilihnya perwakilan Korea akan diberitahukan satu minggu kedepan. Namun ada satu kecemasan tersendiri yang membuat takut jika proyek itu jatuh kepada saingan Yoongi-Kim Taehyung.

Saat ia melihat presentasi yang dilakukan oleh pria tersebut, pikir Jungkook ide-idenya dari perusahaan Kim itu sangat inovatif apalagi pembawaan Taehyung selama presentasi begitu berwibawa dan berbeda terbalik dengan bosnya. Ah, ia saja sampai menelan ludah berapa kali karena melihat sikap Yoongi yang jauh dari prediksinya.

Prime Minister and CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang