Bab 7 Saatnya Beraksi!

26 15 0
                                    

Tik....Tok....Tik....Tok....

Suara jarum jam yang berdetak sangat cepat layaknya seperti jantungku berdetak sangat kencang ketika diriku sedang mengejar sesuatu yang berada di dalam mimpi burukku.

Sesuatu yang sangat berharga dan harus kudapatkan untuk menyelamatkan seseorang yang saat ini ada di tangan mereka. Aku mengejarnya sebisa mungkin agar bisa menangkap sesuatu yang bercahaya.

Benda bercahaya tersebut sebenarnya sudah melekat pada diriku sejak lahir. Tetapi, karena aku pernah melepaskannya maka aku harus mendapatkannya lagi agar bisa kembali kepada diriku. Entah kenapa kalau aku mengejarnya, benda bercahaya itu semakin jauh dariku. Aku tidak bisa meraihnya karena kakiku rasanya mati rasa sehingga membuat diriku jatuh ke bawah.

Aku berusaha membangkitkan diriku dari kejatuhan, namun sia-sia. Kuratapi takdirku di atas bulan purnama yang sedang bersinar, lalu menutup kedua mataku dan memohon kepada Yang Maha Kuasa agar aku bisa menyelamatkannya sekaligus menghapus mimpi buruk yang selama ini kuhadapi.

***
Deng...Deng...Deng...Deng

Jam lonceng dinding yang ada di kamarku berbunyi dan telah menunjukkan pukul dua belas malam. Bunyi lonceng tersebut membuat diriku menjadi terbangun. Kulihat diriku yang basah karena keringat bercucuran sangat banyak.

Karena tidak bisa tidur, aku langsung bangun dari tempat tidurku dan mengambil sesuatu yang telah kusimpan di dalam tempat rahasia yang kubuat. Tempat rahasianya ada di atas deck kamar tidurku, jadi aman ketika aku menyimpan sesuatu yang sangat berharga.

Kulihat benda berharga tersebut penuh dengan debu karena menyimpan dalam jangka waktu yang cukup lama. Lalu, aku membersihkannya dengan kain yang tersedia dan untunglah benda tersebut tidak rusak.

Benda berharga itu merupakan kalung permata biru yang diberikan oleh paman Riyo. Ternyata, Alisa dan komplotannya datang ke kamarku untuk membongkar seluruh isi di kamar tidurku hanya untuk mencari kalung tersebut karena benda itu merupakan sumber untuk mencari tahu dimana energi yang disimpan oleh paman Riyo.

Sebelumnya delapan tahun yang lalu, aku menerima kalung itu dari paman Riyo. Dia pernah mengatakan jika suatu saat membutuhkannya, jadi aku tinggal memanggilnya.

Paman Riyo, aku membutuhkan bantuanmu.

Karena merasa penasaran, maka kucoba memanggilnya dan cahaya yang ada di permata biru tersebut langsung berkelap kelip setelah aku memanggilnya. Paman Riyo langsung muncul dihadapanku.

"Wah! Masih malam nih! Kenapa kamu memanggil paman di jam segini?" tanya Paman Riyo dengan penuh heran.

"Aku ingin energi yang paman simpan itu kembali kepadaku. Aku harus menyelamatkan adikku kalau tidak dia dalam bahaya...." kataku.

"Ehmm.... Energi itu telah paman simpan di suatu tempat. Kalau kamu inginkan kembali, kamu harus pergi ke dunia lain untuk mendapatkannya. Tetapi resikonya, butuh tiga hari untuk sampai di tempat itu."

"Apakah ada cara lain untuk mendapatkannya dengan cepat? Karena waktuku tidak banyak."

"Ada, tetapi kamu memerlukan konsentrasi penuh untuk bermeditasi agar energi tersebut bisa kembali padamu. Jika tidak, energinya tidak akan kembali padamu."

"Kalau begitu, lakukanlah sekarang...."

"Baiklah, selama kamu bermeditasi, paman akan menggunakan kekuatan untuk menyedot energi tersebut dari dunia lain. Jadi, ibaratnya seperti magnet, kamu adalah magnet kutub utara dan energi tersebut adalah magnet kutub selatan. Ketika kedua magnet tersebut bertemu satu sama lain, maka dirimu dan energi itu pasti bersatu. Mengerti?"

Alice Moona (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang