Bab 4 Pria Bertopeng

45 22 0
                                    

"Kalian udah sampai belum? Sebentar lagi udah mau mulai nih!"

Aku sedang menelpon teman-temanku untuk segera menghadiri sekolah adikku karena hari ini dia akan menampilkan lomba nyanyi. Kutunggu, teman-temanku hampir setengah jam di depan pagar. Mereka kadang suka telat menghadiri acara penting yang biasanya aku undang mereka.

"Lama banget, kalian nih! Untung masih lama...."

"Piss Alice, kami tadi hampir kejebak macet he he...." kata salah satu temanku, Millie.

Millie adalah teman pertamaku. Aku pertama kali bertemu dengannya, saat aku memasuki sekolah SMA. Kebetulan juga, dia satu kelas denganku. Disitulah aku berteman baik dengannya. Saat ini dia kuliah mengambil jurusan bahasa inggris D3 dan sudah memasuki semester 5. Dia berasal dari Melawi, merantau ke Pontianak untuk sekolah dan kuliah. Tinggal di rumah sepupunya yang di Jalan Mempawah. Menurutku, Millie adalah gadis yang baik, rajin membaca buku, dan suka menolong siapapun. Tetapi, dia orangnya sedikit sensitif dan sedikit tersinggung kalau ada yang menyakitinya.

"Maafin ya Alice, kami sumpah, memang kejebak macet koq he he...." kata salah satu temanku, Johnny.

Johnny adalah teman keduaku. Pertama kali bertemu dengannya, saat aku dan Millie makan di kantin sekolah milik ibu Johnny. Disitulah kami bertemu Johnny ketika dia sedang bingung mencari sesuatu yaitu kucingnya. Kami membantu mencari kucingnya sampai dapat dan itulah awal pertemanan kami dengannya. Saat ini dia kuliah mengambil jurusan yang sama dengan Millie dan sudah memasuki semester 5. Keluarganya asli dari Sambas tetapi menetap di Pontianak. Menurutku, Johnny adalah orang yang suka berbisnis untuk menghasilkan uang dan mandiri. Bahkan, dia sendiri sangat kreatif menjual makanan yang dia buat yaitu Kerupuk Basah lewat online. Kadang, dia orangnya cepat panik ketika menghadapi suatu masalah apapun.

"Masih syukur, kita masih bisa menontonnya he he...." kata salah satu temanku, Rick.

Rick adalah teman ketigaku. Pertama kali bertemu dengannya, saat Rick pernah satu tim dengan aku, Millie, Johnny pada acara retret sekolah di Pantai Pasir Panjang. Suatu hari tim kami pernah disuruh untuk mencari api unggun di hutan terdekat. Setelah mendapatkannya, kami mulai tersesat ketika mencari jalan kembali ke pantai tersebut. Untunglah, Rick punya ide, dia menyalakan kembang api untuk keadaan darurat. Dia mengatakan kemanapum dia pergi pasti bawa untuk jaga-jaga. Saat itulah, kami mulai akrab dengannya. Saat ini dia juga kuliah mengambil jurusan yang sama dengan mereka dan sudah memasuki semester 5. Rick asli dari Singkawang. Sama seperti Millie, merantau ke Pontianak untuk sekolah dan kuliah. Bedanya, dia sangat independen. Menetap di kos sendirian sejak sekolah SMA. Dia juga kerja untuk menghidupi dia sendiri. Menurutku, dia adalah orang yang cerdas dan bijaksana. Setiap masalah apapun, dia selalu memberikan solusi yang tepat dan juga setiap keputusan yang dia buat sangat bijaksana. Namun, Rick juga sangat tidak suka kalau ada yang mengganggunya karena dia bisa menunjukkan ekspresi yang mengerikan sehingga kami harus waspada.

"Ckck capek deh kalian nih...." kata salah satu temanku, Thomas.

Yang terakhir, Thomas. Dia adalah teman yang keempat. Pertama kali bertemu dengannya, saat kami berempat pernah menolongnya ketika Thomas dibuli oleh teman-teman sekelasnya. Mereka memanggilnya si Aneh karena dia suka memakai barang yang bergambar kartun cewek. Kami langsung menolongnya. Itulah awal pertemanan kami dengan Thomas. Saat ini dia juga kuliah mengambil jurusan yang sama dengan mereka dan sudah memasuki semester 5. Sejak berumur 5 tahun, dia sudah ikut keluarganya pindah ke Pontianak yang dari Sintang karena ayahnya menjadi kepala cabang perusahaan sawit di kota tersebut. Menurutku, dia orangnya sangat pendiam dan sedikit cuek. Tetapi, dia tidak suka ketika kami disakiti siapapun, dia siap angkat senjata untuk melindungi kami.

"Ya udah, yok kita masuk." ajakku.

Kami langsung ke aula sekolah tersebut. Tidak lupa, aku mengambil lima tiket di kocekku sambil berjalan kesana. Setelah menunjukkan tiket ke panitia sekolah, kami langsung mencari tempat duduk. Kami dapat kursi yang lumayan agak depan jadi bisa melihat Dellie dengan jelas. Aku melihat nomor peserta yang tampil sekarang ini, nomor enam. Sedangkan Dellie nomor delapan. Itu berarti Dellie akan tampil sebentar lagi. Sambil menunggu, Johnny mengeluarkan kerupuk basah yang dia buat dan berbagi dengan kami.

Alice Moona (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang