Chapter Twenty Three

51 11 1
                                    

Bradford, Rabu, 14 November 2018.

•••

"Noura? Apa yang kau lakukan disini?" tanya Zayn dengan gelisah.

Vannesa masih terdiam melihat dua orang di hadapannya ini yang sedang berpandangan dengan ekspresi yang tidak bisa ia jelaskan.

Dan tidak ketinggalan, Vannesa juga masih terkejut dengan kedatangan model cantik itu di sini.

"Aku hanya ingin berkeliling. Dan ternyata aku mendapatimu dengan perempuan ini," balas perempuan yang saat ini masih berstatus sebagai kekasih Zayn Malik.

"Tidak mungkin kau hanya berkeliling. Kau mengikutiku? Kau meminjam mobil Waliyha?" Zayn tetap melemparkan pertanyaan bertubi-tubi.

Gigi terlihat pasrah, ia menghela napasnya pelan. "Apa itu salah? Aku hanya ingin tahu hal apa yang membuatmu pergi terburu-buru tadi."

"Noura, lebih baik kau pergi sekarang. Ada hal yang harus aku bicarakan berdua dengan Vannesa," ujar Zayn dengan tegas sembari menatap Gigi dalam-dalam.

Vannesa yang mendengar percakapan dua orang itu sedari tadi, mulai merasa jengah. Terlebih setelah mendengar penuturan Zayn barusan, ia benar-benar tak menyangka Zayn akan mengusir kekasihnya sendiri.

Sebenarnya Vannesa ingin sekali bersuara untuk menanyakan apa yang terjadi pada mereka. Tapi ia menahan mulutnya rapat-rapat untuk membiarkan mereka menyelesaikan masalah. Dirinya sadar bahwa ia tidak boleh ikut campur.

"Aku baru saja sampai, dan kau malah mengusirku. Aku memang sengaja kesini untuk mendengarkan apa yang kalian bicarakan. Dan lanjutkan pembicaraan kalian, aku tidak akan menganggu," balas Gigi dengan santainya seolah tidak cemburu. Padahal, dari apa yang Vannesa dengar, Vannesa bisa merasakan kegundahan dalam ucapan Gigi.

Vannesa tahu betul jika Gigi resah. Gigi pasti cemburu, walaupun berusaha ia tutupi, Vannesa bisa melihat itu dengan jelas di matanya.

Merasa bahwa mungkin Vannesa tidak boleh lagi ada di sini, Vannesa berniat untuk pergi. Ia dengan pelan berdiri dari tempatnya di tengah kecanggungan sepasang kekasih itu.

"Kalian berdua tetap di sini, karena lebih baik aku yang pergi. Kurasa kalian harus bicara secara pribadi," ucap Vannesa dengan canggung.

Namun, ucapan Vannesa justru membuat Zayn berdiri dari tempatnya. Laki-laki itu berniat menahan Vannesa agar tidak pergi.

"Tunggu, sebenarnya ada yang ingin aku bicarakan," ungkap Zayn mengabaikan Gigi yang sedang menatapnya dengan tajam.

Vannesa yang tidak enak hati, perlahan melepaskan tangannya dari cekalan tangan Zayn. Ia diam sesaat untuk melihat keadaan kafe yang tidak ada pengunjung.

"Aku sudah meminta privasi untuk kita," kata Zayn yang seolah tahu apa yang dipikirkan Vannesa.

Vannesa dalam keadaan yang membingungkan sekarang. Ia kembali menatap Gigi dengan sungkan. Tetapi tidak sesuai dengan apa yang dikhawatirkannya, Gigi justru menganggukkan kepalanya untuk mempersilakan Vannesa dan Zayn bicara.

"Ada apa? Jika memang ada hal yang harus kita bicarakan, bicara di sini. Di hadapan kekasihmu agar tidak ada kesalahpahaman," kata Vannesa berusaha tegas.

Zayn tampak mengerti, pria itu menghela napas sebelum berbicara, "Kuharap baik kau maupun Noura, kalian harus mendengarkan baik-baik karena aku hanya akan bicara sekali," tutur Zayn yang setelah mengucapkan itu tampak ragu.

Kedua perempuan itu sama-sama gelisah. Terlebih Vannesa yang tidak bisa menyembunyikan kegelisahan itu dari wajahnya, sangat kentara sekali. Berbeda dengan Gigi, ia tampak lebih bisa menyembunyikannya, walaupun Vannesa yakin sepenuhnya bahwa Gigi juga sama dengannya.

Just Sunflower [Zayn Malik] - (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang