7

1K 222 119
                                    



"Jar. . Si Intan kok belom jawab pertanyaan gue ya?" Entah sudah berapa kali Aji bertanya pada Fajar yang sedang leyeh - leyeh bersama Cleo di ruang keluarga apartemen Yogi.

Siang itu, karena sama - sama sedang libur, Aji dan Fajar memutuskan untuk berkunjung ke rumah Yogi dengan alasan Om Aji bawa mainan buat Cleo, padahal mereka mau numpang makan gratis biar dimasakin Mila.

Oh. . Udah pada tau juga kan? Kalau si Aji nembak Intan tapi belum di jawab - jawab?

"Sabar atuh Mas Aji~" Goda Fajar sambil menirukan bagaimana Intan biasanya memanggil Aji.

"Kan kata si Aa Intan juga suka sama gue ya. ." Gumam Aji.

"Bucin lo!" Fajar tertawa sambil menoyor sahabatnya itu.

Sebenarnya Intan sudah cerita ke Fajar tapi Fajarnya males aja bocorin. Biar penasaran si Aji sampe mampus! hehehe.

"Lo udah tanya lagi Intan nya apa belom?" Tanya Fajar yang mendapat mandat untuk menyuapi Cleo makan, sementara Mila memasak untuk mereka berdua yang nantinya akan jadi bertiga kalau Yogi sudah kembali dari meetingnya.

"Belom. Nggak berani nanya gue. . Kesannya kaya maksa gitu loh. Tapi gue kepo parah asli!" Aji menatap Fajar penuh harap. Kali aja Fajar bisa ngasih tau sesuatu yang bikin senewennya berkurang.

"Lo tunggu aja bentar lagi, kayanya dia bakal jawab pertanyaan lo kok. Sabar Mas Aji~"

Aji hanya mengangkat bahu mendengar penuturan Fajar. Siapa tau bener ya? Apa salahnya menunggu sehari dua hari lagi? Ya kan?

Selesai dari apartemen Yogi, mereka berdua memutuskan untuk putar haluan ke Meraki. Kalau dikira sampai disana Aji bakalan bisa nongkrong dengan tenang kalian salah pemirsa!

Disana ada Opik, Farah, Genta, Hani dan bayi mereka Ghani yang sudah siap jadi cia - cia club beserta Reki dan Kaka.

"Wah adek gue dateng!" Begini respon Genta yang menyambut Aji dengan bro hug mereka.

"Jadi. . Jadi. . Gimana si Intong Ji?" Hani strikes satu!

"Iya nih! Si Intan dirumah nggak bisa urang tanyain euy, licin anaknya bisa aja kabur mulu!" Timpal Opik.

Aji hanya bisa tersenyum menanggapi pertanyaan Hani dan Opik, sementara Fajar hanya bisa tertawa melihat kelakuan sahabat merangkap saudaranya itu.

"Aa nih salah kasih info jangan - jangan? Sampe sekarang si Intan belom jawab gue!" Canda Aji.

"Lah? Bener kok si Intan bilang gitu waktu itu. Dia nggak akan percaya kalo bukan maneh langsung yang bilang Jo!" Opik mengerutkan dahinya.

"Kalo liat tipe anaknya sih, kayanya mau sesuka apapun dia ke Aji dia pasti mikir - mikir dulu lah," Sambung Genta.

"Tapi Bang. . ." Ucapan Aji terputus oleh panggilan masuk di ponselnya. Bu Ana nih, harus dijawab!

"Bentar, Bu Ana is calling~" Aji lalu mengangkat telpon dari ibunya itu.

"Assalammualaikum Mas. . Dimana?"

"Walaikumsalam Bu Ana. . Mas lagi di Meraki sama anak bungsu Bu Ana? Kenapa Bu?"

"Oh. . Anu. . Mas bisa pulang sebentar ndak?"

"Sekarang Bu?"

"Iya Mas. ."

"Mas pamit dulu sama yang lain Bu, meluncur dalam sepuluh menit."

[✔️] NATURAL [YNWA AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang