2

1.1K 271 107
                                    



"Lo mikirin apa?" Tanya Jeni.

"Kita." Jawab Aji.

"Kita kenapa?" Jeni kembali bertanya.

"Lo jauh banget sekarang sih Tet! Gue kan kangen!" Balas Aji. Kali ini lengkap dengan pouty face-nya.

Jeni terkekeh, kemudian mengacak rambut Aji gemas. Pacarnya itu memang bayi besar.

"Ada yang lebih sayang sama gue melebihi sayangnya elo ke gue Tet. Bahkan melebihi Mama sama Papa." Jeni tersenyum simpul.

"Tet. ." Panggil Jeni.

"Apa?"

"Let me go. Live your life. I know you love me. So let me go. Gue cuma satu ini, yang sayang sama elo masih banyak. Lepasin gue ya?"





Aji terbangun dari tidurnya dengan peluh bercucuran di dahinya. Kenapa mimpinya begitu? Kenapa Jeni bilang begitu?

Yang ia punya sekarang hanya kenangan mereka. Kenangan yang membantunya melewati dua tahun belakangan tanpa Jeni bersamanya. Dan sekarang Jeninya itu minta dia buat ngelepasin semuanya? Yang bener aja!

Aji bangkit dari kasurnya, kemudian berjalan ke dapur dan mengambil sebotol air mineral dari dalam kulkas.

"Mas!" Air yang baru mengalir di kerongkongan Aji mendadak protes mau keluar lagi, tapi lewat hidung.

Melihat Masnya keselek begitu, Juna maju selangkah dan menepuk - nepuk punggung Aji.

"Kaget gue, Mbul!" Padahal Juna sama sekali sudah tidak gembul lagi, udah ganteng dia tuh! Tapi Masnya itu tetep aja kekeuh manggilin dia gembul. Junanya mah cengegesan aja dipanggil begitu.

"Ngapain lo?" Tanya Aji pada Juna yang sedang mengaduk - aduk isi lemari persediaan.

"Laper, Mas." Lalu Juna berhasil menemukan sebungkus indomi goreng yang ia cari - cari keberadaannya tadi.

"Gue mau juga dong!" Aji tidak jadi kembali ke kamarnya. To be honest, dia bahkan nggak mau balik lagi tidur. Nggak mau. Dia tidak mau ketemu Jeni yang minta dia untuk melepaskannya seperti tadi. Kali aja mimpinya ada to be continued nya karena Aji belum jawab apa - apa kan?

"Mbul," Panggil Aji.

"Apa Mas?" Jawab Juna tanpa menoleh dari panci rebusan mi-nya.

"Lo pernah mimpi Ayah nggak?" Tanya Aji out of nowhere yang berhasil membuat Juna berhenti mengaduk - aduk mi instannya.

"Maksudnya?" Juna balas bertanya.

"Yaa. . Mimpi disamperin Ayah gitu, terus Ayah ngomong sesuatu sama elo." Jelas Aji.

Juna tertawa kecil, "Memori yang Juna punya sama Ayah nggak sebanyak yang Mas punya sampe Ayah mau dateng ke mimpi Juna."

Aji langsung tertegun mendengar jawaban adik satu - satunya itu. Kasian dia tuh. Aji bangkit dari kursinya kemudian ditepuknya kepala Juna beberapa kali.

"Lo masih punya gue Mbul. Ibu juga."

"Apaan sih Mas!" Dengus Juna karena merasa geli dengan momen keju begini.

Gue cuma satu ini, yang sayang sama elo masih banyak. Lepasin gue ya?"

Aji tertegun sejenak mendengar ucapannya pada Juna tadi, kata - kata Jeni tadi langsung terputar di otaknya.

[✔️] NATURAL [YNWA AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang